Guru

Pembelajaran Daring Yang Efektif Dan menarik Menentukan Mutu Pendidikan

Sumber Gambar : pixabay.com

17 Agustus 1945 adalah tanggal dimana bangsa Indonesia melalui presiden pertama Ir Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta berhasil memproklamasikan kemerdekaan rakyat Indonesia, dengan maksud membawa perubahan kehidupan rakyat Indonesia menjadi lebih baik.

Waktu berlalu hingga perubahan terus terjadi di berbagai bidang, khususnya bidang pendidikan. Perubahan ini masih jauh dari yang seharusnya. Hal ini terjadi karena terdapat kendala yang yang berasal dari manusia itu sendiri, satu diantaranya adalah mutu pendidikan yang masih rendah yang mengakibatkan  tingkat kemiskinan terus bertambah.

Melihat hal ini, Pemerintah tidak tinggal diam, pelatihan dan bimbingan untuk membuka usaha kecil terus diberikan kepada rakyat kelas menengah kebawah, sebagai contoh bantuan modal usaha bagi mama-mama di Papua. Begitu juga dalam bidang Pendidikan. Mentri Pendidikan terus berupaya melakukan terobosan untuk meningkatkan pendidikan melalui pelatihan-pelatihan Guru, program Merdeka Belajar dan lain-lain.

Hal ini sedikit terhambat,  karena menyebarnya Covid-19 sejak Maret 2020 di Indonesia. Hal ini tidak serta merta menghilangkan akal para pengamat Pendidikan. Pada tanggal 02-20 Mei 2020, PGRI bekerja sama dengan Mahir academy memberikan pengetahuan, semangat atau dorongan bagi Guru-Guru Indonesia (Self driving for teachers) untuk terus bekerja dan memperbaiki diri  menghadapi tantangan baru sebagai Guru yang mampu mengajar, mendidik siswa (i) dari rumah selama Pandemi.

Jika menilai mutu Pendidikan saat ini, tentu bukan dari fisik sekolah, tetapi fasilitas pendukung untuk membantu Guru mengajar dari rumah, juga kemampuan Guru untuk menggunakan teknologi, agar mampu menunjukkan diri sebagai Guru yang profesional. Guru yang selalu bisa dalam situasi apapun.

Ada banyak Webinar gratis yang telah diberikan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga tinggi lainnya, baik dari cara mengajar selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), menyiapkan materi  juga membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara virtual.

Pandemi ini, tentu yang paling penting dilakukan Guru adalah bagaimana agar siswa (i) tertarik untuk belajar dari rumah. Hal ini sangat perlu karena ini adalah masa peralihan dari tatap muka atau luar jaringan (Luring) ke  dalam jaringan (Daring).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, agar pembelajaran secara daring menjadi efektif dan Menyenangkan:

  1. Menerapkan SOP. Menerapkan Standard Operational Procedure merupakan hal yang sangat mampu mengefisienkan waktu kegiatan tatap muka secara online. Sebelum kegiatan dimulai, Guru sebaiknya memberitahukan apapun yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama pembelajaran berlangsung, seperti: log in/join 5 menit sebelum pembelajaran dimulai, mute speaker pada saat tidak bertanya, tidak menjawab atau tidak dipersilahkan oleh Guru, yang tujuannya agar pembelajaran tidak menghabiskan waktu atau kuota siswa secara percuma. Juga sesekali Guru bertanya kepada siswa yang mematikan kamera dan lain-lain.
  2. Merancang Materi Manarik.Tak bisa dipungkiri bahwa Pandemi membawa hikmah bagi Guru. Mau tidak mau, siap atau tidak siap, Guru yang gagap teknologi (Gaptek) menjadi kreatif, karena situasi yang mengharuskan Guru untuk bisa menggunakan teknologi dalam pembelajarn. Ada banyak aplikasi yang bisa digunakan selama PJJ, namun tentunya hal demikian juga harus sesuai dengan aplikasi yang telah digunakan mayoritas siswa (i) dan disiapkan oleh pihak sekolah.  Yang paling populer adalah aplikasi Whatsapp dan Google classroom, dan untuk tatap muka menggunakan aplikasi Zoom yang gratis. Sebelum kegiatan dimulai, sebaiknya Guru membuat materi yang menarik, singkat, karena menurut pengamatan Penulis, pada saat pembelajaran online, terkadang ada beberapa siswa merasa bosan dan mengantuk. Guru sebaiknya bisa mengatur waktu agar siswa (i) tidak jenuh, atau bahkan kehabisan kuota. Strategi dan kreativitas Guru sangat dibutuhkan pada saat pembelajaran via online.
  3. Share Materi, Setelah itu Penjelasan. Pembelajaran secara virtual tentu sedikit berbeda dengan pembelajaran secara langsung. Selama PJJ, sebaiknya materi dibagikan terlebih dahulu beberapa hari sebelum pembelajaran tatap muka secara virtual dilakukan, hal ini bertujuan, agar siswa (i) memiliki waktu untuk belajar secara mandiri, sehingga pada saat online, siswa sudah memiliki pertanyaan pada saat Guru mempersilahkan bertanya, dan 15 menit sebelum pembelajaran selesai, barulah Guru memberikan tugas dari materi yang telah diberikan.
  4. Guru Selalu On. Tidak ada me time bagi Guru selama Pandemi. Whatsapp, Google Classroom atau apapun aplikasi yang digunakan Guru sebagai media pembelajaran selalu aktif dari bangun pagi, hingga tertidur pada malam hari.

Semangat kemerdekaan sebaiknya selalu membara, mutu pendidikan saat ini menentukan bangsa di masa mendatang, maka Guru sebaiknya selalu meningkatkan kwalitas diri. Hal demikian juga,  dengan  Covid-19 , tak ada yang tau kapan Virus  ini lenyap dari muka bumi, yang jelas Guru sebaiknya mampu beradaptasi dengan perubahan  dengan selalu menyiapkan materi yang menarik, sehingga menghasilkan siswa (i) yang kreatif, mampu bersaing secara kompeten dalam situasi apapun.

Delyana Tonapa

I am Delyana