“Maaf bu’, Handphone saya hilang”,
“Anu ibu, Paket data saya habis”,
“Begini ibu, sa pu hp dipinjam orang”,
“Bu’ handphone saya dirusak sepupu”,
Beberapa alasan yang kebenarannya hanya 20% saja.
Kendala selama belajar dari rumah pasti ada, baik dari segi fasilitas seperti handphone, paket data dan jaringan, juga dari segi kesehatan.
Kendala lain adalah sibuk membantu Orangtua mencari nafkah, menjaga adik, mengerjakan pekerjaan rumah, karena Orangtua bekerja mencari rezeki.
Nah, ini bisa saja benar walau keabsahan data belum diuji. Wali kelas belum mendapatkan bukti berupa foto atau video yang membuktikan jika siswa memang berkata jujur.
Namun dengan alasan dan bukti yang diberikan, tidak serta merta melelehkan hati Guru untuk meloloskan siswa (i) untuk tidak belajar dan tidak mengerjakan tugas.
Tak bisa disepelekan bahwa ada siswa memang tetap serius belajar selama Pandemi, namun tak sedikit yang bersikap santai dan menggunakan Pandemi sebagai alasan untuk bermalas-malasan.
Guru-guru selalu antusias mengajar, membimbing walau dari rumah, namun siswa (i) tidak begitu care akan usaha dan kerja keras Guru.
Data yang didapatkan bahwa mayoritas orangtua mempunyai andil besar mengerjakan pekerjaan anak mereka di rumah.
Hal ini sangat patut diacungkan jempol, Orangtua siswa berperan mendorong dan memberikan contoh kepada anak mereka untuk bertanggung jawab akan tugas mereka sebagai siswa, walau keseriusan siswa (i) masih perlu dipertanyakan.
Alasannya, karena banyak siswa yang tidak ikut belajar online dan mengumpulkan tugas. Mereka hanya mengharapkan remedial.
Sejatinya, pembelajaran remedial atau perbaikan adalah pembelajaran yang diberikan kepada siswa (i) yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum.
Perbaikan untuk kemajuan siswa agar tetap berprestasi akan terus diberikan, namun bukan berarti dijadikan siswa sebagai alasan untuk santai dalam belajar dan tidak mengejar prestasi.
Remedial dapat diharapkan jika situasi memang tidak memungkinkan siswa untuk giat belajar, namun upaya siswa (i) untuk selalu memiliki semangat belajar sangat dibutuhkan.
Pandemi sepert ini saja, dunia tetap bergerak maju, para ilmuan terus meneliti, para pengusaha terus bekerja, lalu mengapa siswa (i) tidak berupaya untuk giat belajar?.
Apakah kalian berfikir bahwa nasib akan memaklumi kalian nanti, karena kalian bersekolah di masa Pandemi atau karena merasa lulusan Corona?.
No, kebutuhan hidup tidak memandang alasan. Perusahan tidak membutuhkan alasan mengapa kalian tidak terampil, yang dibutuhkan kalian harus terampil, cerdas dan mampu bersaing.
Tetap Semangat.
Baca Juga :
This post was published on %s = human-readable time difference 8:42 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…