Kategori
Guru Siswa

Perlukah Design Thinking Bagi Siswa?

Sumber Gambar : pixabay.com

Lagi up tentang design thingking dalam organisasi, dimana perusahaan mengharapkan para pegawai dapat mengembangkan budaya design thingking dan iklim kreatif untuk menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 

Ini berarti ditujukan bagi para workers, tidak hanya pekerja tertentu seperti swasta, namun tentu semua unit istansi yang mengharapkan pertumbuhan signifikan dalam hal keuangan.

Lalu bagaimana dengan siswa, perlukah mereka mengetahui tentang desain thingking sejak dini?.

Tentu iya, dalam kehidupan mereka sehari-hari, mereka kerab merancang sesuatu, seperti merancang tugas kejuruan agar tampilannya, merancang atau merencanakan kegiatan menarik dengan teman mereka dan lain-lain.

Proses desain thingking akan membangun kebiasaan atau budaya baru dalam bekerja, bukankah siswa dipersiapakan untuk siap bekerja dan mempekerjaakan orang suatu saat?.

Tugas guru hanya mempertajam dengan cara menerapkan desain thingking dalam pembelajaran.

Menurut Samahuta. co.id menjelaskan tentang 4 prinsip desain thingking, yaitu empati, partisipatif, holistik dan visual. 

Prisip empati menekankan pada  titik tolak dari perspektif pengguna yang merasakan manfaatnya dan mengalami persoalannya.

Partisipatif tentang keluhan dan usulan perbaikan desain datang dari pengguna yang tidak bisa memaksakan idenya. 

Holistik semua pengguna berhak menyatakan idenya, keahlian dapat menyumbangkan ide dan solusinya. 

Visual ide dan usulan harus disampaikan dalam suatu prototipe yang lengkap secara visual sehingga semua pihak dapat melihatnya secara utuh.

Design thinking dapat diterapkan melalui 5 tahap, yaitu :

  • Empatize atau design thingker harus mampu memahami dan mengetahui alasan dibalik perasaan pengguna, baik fiaik maupun emosional.
  • Define adalah langkah-langkah untuk menganalisis atau mengintepretasikan berbagai aspirasi.
  • Ideate adalah tahap brainstorming dimana semua pemangku kepentingan diajak melontarkan ide atau gagasan untuk mendapatkan design yang sesuai kriteria
  • Prototype ada tahap sintesis berbagai ide dan usulan design yang dituangkan dalam bentuk design utuh secara visual.
  • Test adalah menguji prototype yang sudah dibuat untuk melihat apakah pengguna dapat memahami value dari solusi atau ttidak.

Siswa dapat mengembangkan kultur design thinking dan iklim kreatif dengan cara :

  1. Terus belajar. Seorang pemikir selalu belajar dalam keadaan apapun, dimanapun dan kapanpun. Belajar tidak hanya sedang membaca buku atau membaca artike di gawai, tetapi saat melihat, mendengar juga dapat dilakukan. Contoh : saat melihat karya orang, katakanlah hasil lukisan seseorang, design thinker tidak hanya melihat dan memuji karya tersebut, namun dia akan berusaha mengetahui bagaimana cara karya tersebut dibuat, apa maksud lukisan tersebut, terbuat dari apa, dapat ide dari mana, berapa lama membuatnya dan lain-lain. Bahkan pemikir akan berimajinasi untuk membuat lukisan serupa namun lebih menarik, berdasarkan kekurangan dari lukisan tersebut, baik dari warna lukisan, bahan lukisan dan lain-lain.
  2. Menjadi Design Thinker. Menjadi pemikir bagi mereka yang terlatih sejak kecil memang tidak sulit, namun bagi mereka yang tidak, tentu bisa memulainya. Mulailah dengan melihat sebuah kejadian, lalu berfikir solusi apa yang terbaik, melibatkan siapa dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam proses penanganannya.
  3. Berani Tampil. Siswa introver,  ekstrovert dan ambivert adalah jenis kepribadian mereka yang kerab membuat guru harus belajar menangani mereka dengan penanganan yang berbeda. Namun di sini adalah siswa yang introvert atau cendrung pendiam adalah mereka yang terkadang memiliki banyak ide, namun malu untuk membagikannya. Terkadang mereka memiliki ide yang besar, namun malu menyampaikannya. Tak bisa menutup mata jika siswa yang ekstrovert dan ambivert terkadang ada moment membuat mereka malu membagikan idenya kepada orang lain. 

Yang menjadi masalah adalah, tak semua orang bisa menerima ide, yang dibutuhkan ada kembali pada prinsip design thinking di atas.

Siswa adalah pengerak suatu saat nanti, jadi design thingking sangat perlu diperkenalkan bahkan dikembangkan agar suatu saat mereka menjadi design thinker hebat yang di miliki oleh bangsa ini.

Kategori
Guru Siswa

Kegilaan Apa Saja Yang Membuat Siswa Masuk Ruang BK

Kalau tidak nakal bukan siswa namanya!.

Nakal tidak selamanya berarti buruk, walau sifat nakal sering membuat orang lain merasa tidak nyaman.

Siswa yang sering melakukan hal seperti ini adalah siswa yang aktif atau suka bergerak, atau dengan kata lain susah diam di tempat.

Ada juga siswa yang sering membuat gerakan tambahan adalah mereka yang memiliki masalah serius di dalam keluarga. 

Berdasarkan pengalaman saya menjadi seorang tenaga pendidik, masalah keluarga adalah masalah yang paling utama menjadi penyebab siswa melakukan pelanggaran di sekolah.

Entah karena kurang perhatian dari orangtua, terluka akan sikap orangtua, dan lain-lain.

Jika siswa melakukan hal yang sudah melebihi batas kenormalan, maka tugas wali kelas memangil orangtua/wali siswa lalu menyelesaikannya dengan guru bimbingan konseling (BK).

  • Aur-Auran. Berhamburan di halaman sekolah atau bahkan di sekitar sekolah sangat menganggu siswa dan guru lain yang sedang belajar dan mengajar, bahkan dapat mengangu pengguna jalan. Tak jarang jika siswa tidak mengikuti pelajaran di kelas, mereka suka kumpul bersama sambil bercerita, ketawa bersama dengan suara yang keras. Hal seperti ini sangat perlu diwaspadai, karena jika dibiarkan, hal ini dapat membuat mereka semakin tidak terkontrol untuk melakukan anarkis atau merancang sesuatu yang tidak baik.
  • Tidak Disiplin. Tidak tepat waktu, tidak kerja tugas atau tidak kerja pekerjaan rumah adalah beberapa dari sekian kebiasaan indisipline siswa. Bagi beberapa siswa (i) yang butuh perhatian lebih dari guru, terkadang kebiasaan yang salah seperti itu dilakukan berkali-kali entah karena alasan malas, lupa, bosan, acuh atau karena memiliki masalah keluarga hingga mereka melampiaskannya dengan hal yang memancing amarah guru.
  • Jail. Kebiasaan ini mendekati bully. Terkadang ada siswa yang sengaja membuat teman sekolahnya terluka, tersinggung yang mengakibatkan siswa tersebut harus berurusan dengan guru BK. Bully adalah salah satu hal yang harus diberantas di sekolah, karena hal ini bisa mematikan karakter siswa, bahkan jika dibiarkan, maka siswa tersebut bisa merasa luluasa untuk melakukan hal yang lebih fatal kepada orang lain.
  • Berbohong. Sikap ini sering dilakukan siswa untuk menutupi tindakannya agar tidak tercium oleh guru. Ada banyak taktik yang sering mereka lakukan dan tentu guru sering membacanya, misalnya siswa berbicara sambil garuk-garuk kepala atau membentak guru untuk menutupi kesalahannya.
  • Bersekongkol Dengan Komplotan. Biasanya janjian untuk bohongin guru untuk bolos, misalnya pura-pura sakit, ada keluarga yang sakit dan lain-lain. Siswa terkadang lupa kalau guru juga dulu pernah sekolah, pernah berbohong. Siswa harusnya menyadarinya agar tak perlu berbohong kepada guru yang akan membuatnya berurusan di meja pengadilan guru BK.
  • Style Yang Permanen. Setiap sekolah memiliki aturan dimana aturan tersebut terkadang susah dipatuhi oleh siswa, contoh pakaian harus dimasukkan ke dalam celana, menggunakan sepatu berwarna hitam. Hal ini tentu tak akan disukai oleh mereka yang suka trend. Memasukkan baju ke dalam celana akan terlihat culun bagi mereka yang suka style kekinian.
  • Tidak Beretika. Ada saja siswa yang terkadang lepas kendali, misalnya memanggil temannya dengan sebutan “anjing”. Kata ini digunakan tidak hanya dalam keadaan marah, tetapi juga dalam keadaan normal. Bagi beberapa siswa kata ini sudah menjadi kata gaul yang terkadang mereka plesetin menjadi “anying”. Contoh: saat itu saya sedang mengajar lalu seorang siswa berteriak dari luar kelas dan memanggil temannya yang sedang belajar dengan berkata “anjing, saya tunggu di kantin”. Sontak saya langsung menegur anak tersebut, namun dia lari tanpa mengucapkan kata ‘maaf’. Bisa dibayangkan jika hal ini terus dibiarkan berkembang. 

Sikap dan tindakan di atas sangat tidak berguna bagi siapapun, terlebih lagi hal demikian bisa membuat guru BK harus berurusan dengan berbagai pihak, seperti wali kelas, kepala sekolah, keluarga siswa bahkan pihak kepolisian.

Guru BK adalah teman baik wali kelas, dimaan mereka saling membantu, saling mensupport untuk menangani siswa yang sering melakukan pelanggaran.

Kategori
Guru Siswa

Guru Cerewet Tetap Dibutuhkan.

Sumber Gambar : pixabay.com

Ada-ada saja kelakuan anak zaman sekarang. Maunya banyak dan sukanya membuat kepala guru pusing banyak keliling.

Pengalaman saya sejak menjadi guru, saat saya menasehati siswa, terkadang ada saja siswa yang memberikan ekspresi kesal.

Sebenarnya, kesalnya mungkin tentang kenakanalan siswa yang menurutnya wajar atau benar, namun bagi saya, apapun itu jika sesuatu dilakukan secara berlebihan dan diulang secara terus menerus perlu dibenahi dengan seksama.

Guru adalah sosok yang selalu membimbing siswanya, jika ada siswa yang salah, melakukan hal yang tidak benar akan dinasehati, ditegur, dan paling parah akan memarahi sesuai etika yang ada.

Hal ini terkadang membuat siswa merasa dicereweti oleh guru, karena mereka merasa ingin bebas. Jika kita amati, umur siswa SMA/SMK memang masih sangat rentan untuk melakukan kesalahan, hal ini terjadi karena pengalaaman hidup yang mereka miliki masih minim.

Banyak hal yang mereka ingin eksplore dan ingin mencoba hal baru yang menantang. Hal ini tentu baik, karena mereka harus belajar banyak hal, namun guru sebagai penganti orangtua di sekolah perlu mendampingi siswa, terlebih jika guru tersebut sebagai wali kelas.

Membiarkan siswa terus melakukan hal yang tidak benar adalah tindakan yang tidak benar bagi guru, namun sikap siswa yang mendapati guru dalam membimbingnya penjadi momok bagi beberapa siswa.

Sebenarnya guru tidak cerewet, hanya saja guru tak ingin ada tindakan atau prilaku siswa yang tidak baik terus dikembangkan oleh siswa.

Jika mendapati guru terus ngomel, karena mendapati siswa melakukan kesalahan yang sama, sebaiknya siswa mengerti bahwa itu adalah tindakan baik untuk diri kalian.

Guru tak mungkin terus menerus ngoceh tanpa alasan, guru waras akan merespon siswa yang bertindak tidak benar.

Bayangkan……………..

Jika kalian bersalah, lalu dibiarkan oleh guru terus melakukan hal salah dengan alasan kalian siswa, bukan keluarga guru, nah..……

Kalian akan selalu melakukan hal salah, mungkin kalian tidak tau bahwa itu salah, itu berbahaya, tetapi tak pernah disadarkan guru, bukankah pembiaran terhadap kalian adalah sikap guru yang fatal dan tak baik bagi masa depan kalian?.

Mengapa Kalian Tidak Merenungkan Ini

Saat kalian bersalah, terimalah masukkan dan saran guru yang terkadang penyampainnya tidak lembut, atau penyampaiannya tidak selalu dengan nada rendah. Sadarilah bahwa tone/nada guru tergantung kalian.

Guru juga manusia biasa yang menangani banyak siswa. Tak mungkin akan selalu stabil dalam menertibkan siswa, dan siswa sebaiknya belajar untuk tidak melakukan hal fatal atau mengulanginya secara terus menerus.

Guru Mencitai Kalian, Sadarilah Itu.

Mencintai bukan berarti membiarkan kalian melakukan hal tidak benar. Mencintai bukan berarti guru akan membiarkan kalian terus menerus tidak tau.

Kategori
Siswa

Mengapa Siswa Yang Suka Bolos Ingin Sukses Kelak

Masa SMA adalah  masa yang paling indah, bagitu kata anak muda zaman now.

Zamannya bebas, bebas minta uang jajan, bebas bermain dan bercanda bersama teman-teman dan katanya bebas berbohong demi dapat uang jajan lebih.

Tak sedikit alumni suka bercerita tentang masa keemasan mereka saat masih berstatus siswa atau sebelum mereka  merasakan arti tanggung jawab dalam kehidupan yang sesungguhnya.

Saat bersekolah, ada banyak hal yang mereka anggap lucu, menantang, seru dilakukan bersama, berkesan, namun membuat tanduk guru berdiri, karena tidak sesuai aturan yang dibuat oleh pihak sekolah.

Saya ingat, dulu ada seorang siswa ketahuan lompat pagar tembok sekolah, dengan alasan ingin ikut teman kelasnya menonton pertandingan sepakbola di lapangan Mandala Jayapura.

Saya bertanya dengan sabar dan dia pun merespon dengan tenang, namun ada satu pertanyaan yang jawabannya membuat saya ngobel di siang bolong saat itu.

Kan, kamu tau tentang aturan sekolah, kenapa kamu langgar?”, Saya bertanya. Dia menjawab “mam, aturan dibuat untuk dilanggar, kalau tidak ada pelanggaran, maka aturan tidak akan dibuat”.

Guru disodorkan statement demikian dan tidak tau cara menjawabnya lucu dong. 

Saya tak ingin bercerita jauh tentang situasi saat itu. Nanti kesannya saya ‘sok yesterday’ hehehehehehe

Btw, ada banyak kebiasaan siswa yang saat itu sering mereka lakukan baik secara sadar maupun tidak sadar.

Salah satu tindakan indisipline mereka adalah bolos sekolah. Terkadang mereka melakukan ini, karena dalam keadaan kepepet yang akhirnya membuat mereka terlihat seperti ninja, bahkan hampir menguasai jurus ninja, seperti ngumpet, manjat dengan menggunakan ilmu meringankan badan, menututupi wajah agar tidak ketahuan identitas dan lain-lain.

Walaupun demikian, saat mereka lulus sekolah, mereka kerab merindukan masa-masa bersekolah dulu dan anehnya, siswa yang dulunya suka bolos, tak sedikit diantara mereka mampu meraih cita-cita, atau minimal mereka memiliki pekerjaan yang bisa mereka pegang seumur hidup.

Setelah melakukan wawancara ringan dengan tiga orang teman sekolah dan dua orang alumni, akhirnya saya mendapatkan jawaban sebagai berikut:

  • Capek Nakal. Salah seorang teman menjawab “kalau begitu-begitu terus saya capek, tra ada hasil sama sekali” maksudnya adalah masa nakal baginya sudah lewat, saatnya menata hidup agar lebih bermakna. Tidak ingin membuat hati keluarga merasa letih secara terus menerus.
  • Taubat. Dengan banyak masalah dan hukuman yang sudah didapatkan dulu membuat si pembolos merasa ampun dan tak mau berada dilingkaran itu-itu saja. Dia merasa cukup dengan cibiran atau bahkan bulian dari orang sekitar dan dianggap orang tidak sukses, hal demikian yang membuatnya merasa termotivasi untuk menjadi orang sukses. Nakal saat menjadi siswa bukan berarti selamanya akan nakal.
  • Merasa Malu. Melihat banyak temannya sudah bekerja, terkadang membuat seseorang merasa minder, merasa stagnan dengan keadaan begitu-begitu saja, bahkan dianggap benalu dalam keluarga. Tentu semua orang tidak mau demikian, bukan?
  • Tanggung Jawab. Saat melakukan kesalahan atau pelanggaran di bersekolah membuat orangtua/wali siswa harus datang menemui wali kelas atau guru BK di sekolah, hal ini tentu membuat mereka malu, maka dari itu terkadang siswa merasa menyesal dan ingin membalas kesalahannya dengan mempertanggug jawabkan kesalahannya dengan menjadi orang yang mandiri.
  • Banyak Pengalaman. Orang yang sudah sering berpetualangan dengan banyak hal yang dilakukan apakah baik atau benar terkadang membaut seseorang belajar tentang hal yang sebaiknya dilakukan di masa mendatang. 
  • Tau Akibatnya. Dengan banyak masalah yang telah dilakukan oleh indisipliner, maka semakin tau, semakin sadar akan resiko yang akan diterima jika melakukan hal yang tidak menyenangkan. Tidak mungkin kan mereka mau hidup susah seumur hidup?.

Masih banyak alasan mengapa siswa yang suka bikin gerakan tambahan saat bersekolah tak ingin hidup dengan batasan yang merugikan diri mereka selamanya. 

Kategori
Siswa

Inilah Alasan Mengapa Siswa Harus Tetap Semangat.

Sumber Gambar : pixabay.com

Tak semangat berarti loyo atau tak berdaya. Pesimis akan suatu masalah atau projek.

Tak semangat bukan berarti kurang gizi, yah, tetapi maksudnya disini, tak semangat mendekati arti malas.

Malas bisa saja terjadi kepada siapapun karena mungkin sudah merasa bosan atau jenuh dengan kegiatan atau rutinitas  itu-itu saja.

Tapi mari kita kupas tentang akibat jika memiliki sifat semangat yang kendor :

  • Baik Untuk Jiwa. Memiliki tekat untuk selalu bersemangat dalam situasi apapun tidaklah mudah dilakukan oleh semua orang, terlebih khusus bagi anak sekolahan yang masih belum memiliki pengertian yang benar tentang masa depan. Namun, sebagian besar siswa sudah bisa merasakan bahwa memiliki jiwa yang kuat, tenang, sehat dan baik sangat sangat dibutuhkan, baik dalam belajar maupun dalam bersosialisasi. Memiliki jiwa yang menyala baik untuk kesehatan atau imunitas tubuh. Orang yang tidak memiliki jiwa yang baik cenderung memiliki emosi yang tidak stabil, mudah menyerah yang secara tidak langsung dapat membuatnya menjadi malas, mabuk-mabukan atau dengan kata lain tidak sebaik seperti orang yang memiliki jiwa yang baik karena selalu bersemangat dan optimis.
  • Membahagiakan Orang Lain. Istilahnya “makanan yang disajikan di rumah selama ini tidak sia-sia”. Ini hanya istilah keluarga saja, maksudnya sudah didik oleh orangtua atau wali dan akhirnya tercapai hal  yang mereka impikan dari anaknya.  Dengan memiliki semangat, secara tidak langsung seseorang dapat mentransfer energi positif kepada orang lain. Juga orang akan melihat seseorang yang bersemangat akan merasa senang dan memberikan inspirasi, sehingga pada saat melihat orang yang selalu bersemangat akan membuat orang lain merasa damai, atau bahkan untung, karena secara tidak langsung telah mengajak orang lain untuk tetap bersemangat dalam keadaan apapun.
  • Berkharisma. Berbicara tentang orang yang berkharisma adalah hal yang sangat patut dicari tau penyebabnya. Tak jarang orang yang berkharisma adalah yang dianggap memiliki power atau bahkan kerap dikatakan orang berduit, makmur dan lain sebagainya. Hal ini tentu tidak keliru, karena orang yang memiliki aura selalu bersemangat adalah orang yang selalu memperlihatkan atau mempertontonkan jiwanya untuk dihormati atau dihargai. Mari kita bandingkan dengan orang yang cepat putus asa atau dengan orang yang selalu memilih untuk masa bodoh akan situasi yang dia hadapi, tentu berbeda. Mari kita mengingat kembali : pada saat mengingat nama seseorang, hal apa yang pertama dan cepat diingat tentang orang itu? tentu kharismanya. “anak itu  suka senyum”, “anak yang selalu bersemangat itu”, “anak yang selalu bersemangat pada saat makan apapun yang ada dipiringnya”. Begitupun jika sebaliknya “anak itu selalu pesimis”, “anak itu suka menakut-nakuti” dan lain-lain.

Adapun hal yang perlu diwaspadai bagi orang yang ingin seperti orang yang selalu bersemangat.

Hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang selalu menonjolkan semangat  adalah waktu untuk makan dan waktu untuk beristirahat.

Biasanya hal ini terjadi bagi mereka yang sudah bekerja, karena terlalu bersemangat bekerja atau mungkin belajar, terkadang seseorang lupa akan dirinya sendiri.

Namun hal ini bisa dikendalikan jika mengatur jam tangan atau jam di smartphone sebagai pengingat.

Akan lebih parah jika terlihat selalu tak bersemangat, alasannya karena hal tersebut akan mendorong dirinya sendiri tak berguna atau bahkan sakit.

Baca Juga :

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok

Kategori
Guru Siswa

Inilah Alasannya Mengapa Kalian Harus Mendengarkan Nasehat Wali Kelas

Sumber Gambar : pixabay.com

Jika kalian menghadapi masalah di rumah, yang membantu, membimbing bahkan mengatasinya  adalah Orangtua atau wali.

Seandainya ada seorang anak membutuhkan pertolongan di rumah, kira-kira, siapa yang akan lebih duluan membantunya?, ya tentu orangtua atau wali.

Begitu juga di sekolah. Jika ada siswa yang bermasalah, maka selain Guru bagian kesiswaan dan BK, wali kelas adalah orang yang akan membantu anak walinya untuk menuntaskan masalahnya.

Suri Arfinah mengatakan bahwa wali kelas adalah guru yang membantu Kepala Sekolah untuk membimbing siswa dalam mewujudkan disiplin kelas, sebagai manajer dan motivator untuk membangkitkan gairah /minat siswa untuk beprestasi di kelas.

M. Yasir juga mengatakan bahwa wali kelas adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar yakni untuk mengelola satu kelas siswa.

Dari dua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa wali kelas adalah orangtua terdekat di sekolah setelah Guru bidang studi yang memiliki peran lebih selain mengajar, yaitu membimbing anak wali untuk meningkatkan minta belajar  dan mewujudkan kedisiplinan di sekolah.

Setelah melihat peran wali kelas, sekarang yang perlu kalian ketahui adalah tupoksi atau tugas dan fungsi wali kelas, yaitu :

Menyiapkan Data Siswa. Pada saat siswa masih di fase E atau kelas X, Wali kelas bertugas untuk mengumpulkan berkas anak wali, seperti Izasah, SKHU, kartu keluarga, Foto dan lain-lain. semuanya harus diselesaikan sendiri oleh wali kelas untuk keperluan siswa untuk kegiatan-kegiatan sekolah dan juga untuk persiapan Ujian Sekolah di fase F atai kelas XII.

Menyiapkan Dokumen penilaian. Wali kelas memiliki nilai sendiri tentang perkembangan anak walinya untuk mata pelajaran yang diajarkan, namun perlu disadari bahwa wali kelas juga selalu pro aktif mengumpulkan nilai anak wali dari Guru mata pelajarna lain. Selain itu wali kelas kerap berusaha meminta kebijakan Guru bidang studi tertentu untuk memberikan keringanan untuk melalukan tindak lanjut, jikalau anak wali selalu mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), karena jika tidak ada perbaikan, maka raport siswa akan penuh dengan warna merah.

Melakukan Home Visit Dengan Guru Bimbingan Konseling. Wali kelas sedikit hampir sama dengan Guru BK, namun tentunya secara mendetail, wali kelas memiliki tugas sedikit lebih besar dari pada Guru BK, selain home visit atau kunjungan ke rumah siswa yang bermasalah atau kegiatan lain, wali kelas dan Guru BK sama-sama melakukan pembinaan dan pemantauan ke pada anak wali atau siswa, agar siswa yangkurang aktif belajar atau bermasalah di sekolah dapat menjadi lebih pro aktif.

Dari tugas dan fungsi wali kelas di atas, mungkin masih ada yang kurang, namun kurang lebih tuganya seperti demikian.

Sekarang, siswa berfikir, apa jadinya kalian jika kalian tidak memiliki wali kelas yang selalu siap mendampingi kalian di sekolah.

Tak sedikit di antara kalian kurang menghargai wali kelas. Wali hanya ingin yang terbaik untuk kelangsungan kalian sebagai siswa yang diharapkan memiliki jiwa seorang pejuang.

Siswa yang siap bekerja suatu saat nanti, siswa yang memiliki rasa menghargai akan upaya wali kelas dengan rajin belajar, rajin kerja tugas dari semua mata pelajaran di sekolah, meminta izin jika sakit atau ada keperluan lain, bukan malah membuat sesuatu yang seolah-olah tidak memiliki wali kelas.

Menjadi seorang siswa memamng tidak mudah, namun perlu disadari bahwa menjadi seorang wali kelas juga tidak mudah. semuanya akan mudah jika anak wali respect kepada wali kelas, agar tugas wali kelas bisa berjalan dengan baik, dan kalian sebagai anak wali bisa memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan di sekolah, sehingga suatu saat kalian menjadi generasi emas bangsa yang akan membuat wali kelas bangga, walau hanya di dalam hati saja.

Baca Juga :

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris.

Kategori
Siswa

Apa Saja Hal-Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Siswa Kelas XII

Sumber Gambar : pixabay.com

Taraaaa……..

Hai, anak kelas XII, apa kabar kalian?, saya berharap kalian tetap prima dan tetap semangat belajar.

Orang katakan

masa muda datangnya hanya sekali dalam hidup, jadi manfaatkanlah itu sebaik-baiknya.

Wait a minute.

Apakah kalian mengerti maksud ini?.

Siswa yang sedikit berfikir sering berdikir cuek atau kata lainnya kurang stabil, karena kurang minta belajar mengatakan “lakukan apa saja, mengenai akibat ya urusan belakangan”.

Tapi di antara pembaca saat ini, saya harap tidak ada dan tak pernah berfikir demikian kan?.

Terlebih lagi bagi siswa kelas XII yang notabene akan segera menghadapi ujian dalam waktu dekat.

Bercermin dari beberapa siswa yang tidak lulus sekolah dan siswa yang sukar mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah sudah merasakan akibatnya karena telah menyia-nyiakan waktunya.

Mereka sukar merubah kebiasaan buruk yang sudah menjadi kebiasaan sejak kelas X dan XI, sehingga menghantarkan mereka sukar mengejar ketertinggalan. Tentu kalian tidak ingin seperri mereka, bukan?

Dan berikut hal-hal yang harus dijauhi, agar tak ada lagi generasi tidak lulus sekolah atau sukar mendapatkan pekerjaan.

  • Acuh Belajar.  “Nanti saja, main dulu, setelah itu belajar, kalau tidak capek main”🤦. Hai, kalian anak manis (kalau ada yang berfikir tidak manis ya sudah tidak apa-apa). but seriously, bagi kalian anak generasi bangsa, pernahkah kalian berfikir kalian akan menjadi apa suatu saat nanti, jika tidak membiasakan diri belajar sejak dini?, Pernahkah kalian bayangkan efek jika kalian tidak memiliki ilmu dan keterampilan yang baik?. Or, apakah kalian berfikir “nanti juga dapat kerja “Nah, ini yang masalah jika kalian berfikir demikian. Apakah nasib semua orang sama? tentu tidak, jadi stop menyamakan diri kalian dengan orang lain yang beruntung, karena dulunya malas belajar, namun masih bisa bekerja. Cobalah berfikir “apa yang seharusnya kalian lakukan, agar bisa bersaing positif dengan orang lain?”, “Apakah  layak mendapatkan pekerjaan ….. suatu saat nanti?, jika jawabannya tidak alasannya apa dan begitu pun jika alasannya iya, dan apa persiapan yang seharusnya dilakukan sekarang?”.
  • Malas Kerja Tugas. ‘Tugas lagi, tugas lagi. Masih Corona, tapi tugas rumah banyak, bikin imun turun saja”. Adakah yang pernah berfikir demikian? Well, mungkin cuman saya saja yang berfikir demikian yah, mungkin anak sekolahan yang sedang membaca artikel ini sekarang adalah siswa yang rajin kerja tugas dari Bapak/Ibu Guru😀. Apapun itu, Guru sangat menunggu kalian mengerjakan dan mengumpulkan tugas, Guru tidak sabar ingin mengoreksi dan memberikan materi berbeda dengan segala persiapan yang telah diberikan. Rajinlah kerjakan tugas, agar kalian terbiasa memiliki rasa tanggung jawab. Suatu saat, pada saat kalian sudah bekerja atau sudah memiliki tanggung jawab dalam hidup, kalian akan terbiasa mengerjakan tugas, karena sudah terbiasa. Semuanya dari pembiasaan sejak dini.
  • Ogah Disiplin. Tidak tepat waktu, suka bangun telat selama Pandemi adalah salah satu virus yang harus dilawan. Apa jadinya jika sejak dini, ketidakdisiplinan terus dipupuk?, Yuk cek kiat-kiat orang sukses, apakah mereka disiplin?
  • Hobby Nyotek. Katanya nyotek sudah menjadi adat di sekolah. Siswa kelas XII masih suka menyontek? lalu, apa jadinya  jika kerja nanti?. Walaupun pada kelas X dan XI selalu menyontek, cobalah rubah kebiasaan itu menjadi pembiasaan melakukan kolaborasi. Bekerja sama dengan teman kelas dengan pembagian tugas yang dikerjakan secara bertanggung jawab adalah salah satu solusi merubah kebiasaan menyontek menjadi kebiasaan melatih diri berfikir secara mandiri.
  • Wali Kelas Reseh. Ini yang kerab terjadi. Wali kelas selalu berusaha membimbing anak walinya dengan rutin melakukan pemantauan dan kerjasama dengan Orangtua siswa, namun sebagian siswa menganggap wali kelas  adalah mata-mata Orangtua mereka, wali kelas tukang lapor🤦. Seharusnya, wali kelas di sayangi, karena mereka adalah Orangtua di sekolah yang bisa membantu siswa jika mengalami kesulitan.

Baca Juga :

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris

Kategori
Guru Siswa

Seperti Apa Rasanya Dimarahi Guru, Karena Melakukan Kesalahan Fatal?

Sumber Gambar : pixabay.com

Seorang siswa pernah berkata “mam, sebenarnya kalau dimarah Guru tuh, rasanya sedap-sedap gurih”.

Dengan heran saya bertanya “Kenapa bisa begitu?, bukankah dimarah itu rasanya tidak?”.

Dia menjawab “Sedap gurih mam, karena habis dimarah biasanya diajak ngobrol lagi sama Guru”.

Dengan sedikit kesal saya merespon “lalu, kamu masih mau dimarahi Guru?”.

“Tidak to mam? bilang saja ini, tapi bagaimana e begitu kalau dapa marah dari Guru, macam tra enak di hati mam, cuman ya, saya juga salah jadi”.

Mungkin hal ini pernah dirasakan oleh siswa (i) dan otomatis pernah dilakukan oleh Guru.

Siswa kerab membuat gerakan tambahan yang memancing Guru untuk bertindak terhadap sikap siswa yang berlebihan.

Begitu juga, dengan tekun Guru melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, namun tak jarang dipancing oleh siswa untuk Guru bertindak tegas.

Proses kegiatan belajar di sekolah kerab diwarnai dengan argumentasi yang awalnya membuat Guru marah, namun dilanjutkan dengan canda tawa yang begitu berwarna.

Hal ini tak jarang membuat sekolah seperti taman atau kebun yang penuh dengan warna-warni.

Memang, tak akan mungkin  tak akan pernah ada moment dimana Guru dan siswa saling berargumentasi, namun tentunya semuanya itu adalah bumbu untuk memberikan kesan yang berbeda sebagai siswa dan sebagai tenaga pengajar.

Siswa adalah siswa yang tak luput dari proses pembentukan sikap yang berasal dari  pertumbuhan mereka.

Mereka masih mencari jati diri sebagai bentuk pembentukan karakter yang utuh.

Guru adalah sosok yang selalu dihadapkan dengan rutinitas menghadapai karakter siswa (i) yang berbeda-beda.

Dimana sikap profesional dalam menjalankan tugas sebagai pengajar harus diutamakan.

Menindak lanjuti kekeliruan yang dilakukan siswa (i) akan berbeda, yang semuanya berdasarkan tingkat level sikap siswa yang berlebihan atau tidak.

Hal seperti ini yang terkadang membuat Guru harus menarik urat leher untuk mengingatkan siswa (i) bahwa tindakan mereka salah dan sangat berlebihan.

Namun tak jarang siswa (i) tak menghiraukan Guru malah  terkadang  semakin menjadi-jadi.

Hal yang sering dilakukan Guru adalah mengambil tindakan sesuai prosedur, yaitu melalui wali kelas, guru bimbingan konseling (BK) hingga pemangilan Orangtua atau Orangtua wali.

Tetapi pernahkan terfikirkan akan kesan yang dirasakan siswa yang pernah dimarahi oleh Guru dan perasaan Guru pernah memarahi siswa?.

Berbicara tentang perasan tentu akan berbeda hasilnya, hal ini disebabkan oleh tingkat emosi yang dimiliki oleh setiap  individu, dalam hal ini siswa dan Guru.

“Apakah kesan itu akan diingat selamanya?”.

Pertanyaan ini muncul setelah saya membaca sebuah buku tentang “momentum yang tak terlupakan”.

Banyak hal yang tak bisa dilupakan, baik tentang hal yang menyenangkan, menyedihkan dan mengecewakan.

Jika mengaitkan ini dengan masalah yang muncul di lingkungan sekolah, terlebih khusus tentang pelanggaran yang dilakukan siswa (i) dan tindakan yang dilakukan Guru tentu akan berbeda.

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa tingkat emosi setiap individu berbeda. Ada yang memiliki perasaan yang lembut dan sebaliknya.

Ada yang senang membuat kegaduhan, namun tak suka teguran, ada yang sering membuat tingkah, namun sadar akan kesalahannya jika diingatkan dan lain-lain.

Namun yang tak bisa terabaikan adalah waktu, waktu dimana suatu saat pada saat seseorang menemui masalah yang hampir sama dengan kejadian dimana seseorang mengalami kekecewaan akan teguran, nasehat bahkan amarah, seseorang tersebut akan menyadari dan bahkan bersyukur telah mendapatkan peringatan akan kekeliruan yang telah dilakukan dulu.

Hal yang dilakukan Guru saat ini adalah tetap menjadi Guru sejati dan siswa tetap belajar.

Belajar tidak hanya di kelas, atau tidak dari materi atau pelajaran yang diajar oleh Bapak/ibu Guru, namun segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik itu yang dilihat, didengar, dialami bisa dipelajari.

Baca Juga :

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris.

Kategori
Orangtua Siswa Siswa

Kreativitas Bukanlah Sesuatu Yang Dimiliki, Namun Sesuatu Yang Dilakukan.

Sumber Gambar : pixabay.com

“Apakah semua siswa kreatif?”

Pertanyaan yang sama

“Apakah semua siswa memiliki talenta atau kelebihan?”

Jawabanya? yuk, mari kita fikirkan bersama dengan pertanyaan penunjang berikut ini:

Apakah setiap orang memiliki keunikan yang sama?

Keunikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online  adalah sifat (keadaan, hal) unik; kekhususan; keistimewaan.

Berbicara tentang sifat, semua orang tau bahwa sifat setiap individu berbeda, bahkan anak kembar pun memiliki sifat yang berbeda.

Sifat akan mengekspresikan keunikan seseorang. Keunikan dalam berkata jujur, diam, cerewet, suka bekerja, lincah, ketangkasan dan sebagainya.

Dari keunikan akan menghasilkan kreativitas, dimana siswa akan melakukan kebolehannya untuk melakukan sesuatu. 

Tapi jika berbicara tentang kreativitas, apakah semua siswa akan menjawab mereka kreatif, jika mereka ditanya?.

Tentu tidak, dengan alasan mereka  tidak percaya diri atau mungkin karena mereka tidak mengenal diri mereka dengan baik.

Namun tentu akan ada siswa yang akan mengatakan diri mereka memiliki kreativitas. Alasan ini muncul karena mereka telah melakukan sesuatu.

Suatu karya yang membuat mereka merasa puas, atau sesuatu yang bisa dinikmati oleh orang lain.

Tapi jika di tanya, seperti apakah kreativitas itu?

Pertanyaan ini mungkin akan ditanyakan oleh siswa yang masih belum mengenal dirinya dengan baik, atau mungkin belum mengetahui potensi yang dia miliki.

Namun perlu diketahui bahwa kreativitas  atau daya cipta adalah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya atau 

“Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her.” James J. Gallagher (1985)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang kreatif adalah siswa yang memiliki daya atau bakat untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Jika berbicara tentang sesuatu yang benar-benar baru pada zaman ini hampir sudah tidak ada lagi, namun menciptakan hal baru yang dimaksud disini adalah kebolehan mengembangan hal biasa menjadi luar biasa.

Dimana penemuan tersebut dapat digunakan oleh orang sekitar atau bahkan dibutuhkan oleh dunia.

Lalu, apakah semua siswa kreatif?

Dari uraian di atas jelas bahwa semua siswa pada dasarnya kreatif hanya saja :

  1. Mereka Tidak melakukannya. Kreatif namun mendiamkan kebolehan sama saja tidak kreatif. Siswa yang kreatif akan melakukan sesuatu untuk membuktikan atau menunjukkan bahwa dia ingin mengexpresikan keinginannya untuk berkreasi dan tidak hanya penikmat hasil kreativitas orang lain.
  2. Kreativitas Tertutupi Oleh Kebiasaan Yang Tidak Baik. Malas, tepatnya ini. Hal ini yang kerab membuat seseorang stack di tempat. Teringat akan perkataan orang tua “anak itu pintar, tapi malas”, “anak itu kreatif, tetapi malasnya yang lebih dia tonjolkan”. 
  3. Tak Ada Yang Membantu Siswa Menemukan Potensi Yang Dimilikinya. Terkadang orangtua tak mengenal potensi yang dimiliki anak mereka sendiri dengan berbagai alasan. Hal ini membuat siswa merasa tidak memiliki dukungan dari keluarga yang dapat membuat siswa tersebut kurang percaya diri, takut gagal atau takut melakukan kesalahan dan lain-lain.
  4. Faktor Lingkungan Yang Tidak Sehat. Lingkungan yang mengarahkan siswa ke jalan yang salah. Hal ini dapat mengakibatkan potensial yang dimiliki siswa bisa saja tidak dilakukan atau tidak beeguna sama sekali.

Kenali diri kalian. Lihat dari dalam diri kalian, gali dan terus maju dan tetap semangat.

Baca Juga :

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris. 

Kategori
Siswa

Apakah Perusahaan Mengutamakan Lulusan Yang Pintar?

Sumber Gambar : pixabay.com

“Hai, anak pintar”,

“kamu memang pintar”,

iii pintar apaaaa!”.

Pintar adalah salah kata yang digunakan oleh Orangtua siswa (i) dan juga Guru-guru untuk menghargai usaha anak.

Kata ini sederhana, namun sangat berpengaruh bagi mental anak. Dengan selalu memberikan pujian pada waktu yang tepat, anak akan merasa yakin jika dirinya pintar dan mampu melakukan sesuatu yang hebat.

Agar tidak salah penggunaan,  pujian diberikan setelah anak/siswa melakukan hal yang benar. Jika pujian diberikan berlebihan akan membuat anak merasa selalu benar, walau dia salah.

Atau dengan kata lain, dia akan merasa bahwa apapun yang dia lakukan adalah benar adanya. Ini tentu ajaran yang salah.

Back to laptop, ops back to the point topic.

Menurut Wikipedia.org Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya faktor produksi.

Perusahaan juga bisa didefinisikan sebagai suatu  organisasi atau lembaga yang dikelola untuk menyediakan barang atau jasa dari kreativitas dan usaha bersama, sehingga menghasilkan keuntungan.

Dari dua pengertian tentang perusahaan di atas bisa disimpulkan bahwa untuk menghasilkan produksi, barang atau jasa dibutuhkan kemampuan.

Kemampuan yang dimaksud tidak  hanya berupa tenaga, tetapi juga ide, ide yang cemerlang, Ide untuk menghasilkan karya dan kemampuan untuk memasarkannya.

Melihat hal ini, seperti apakah kriteria pekerja yang dibutuhkan sebuah perusahaan?

Idealnya Perusahaan akan terus berinovasi untuk menghasilkan produksi yang unggul di pasaran.

Atau dengan kata lain, perusahaan akan terus berupaya keras agar tetap eksis dan salah satu caranya adalah dengan memiliki pekerja yang hebat, anak muda katakan “bukan manusia  kaleng-kaleng”. 

Logikanya, perusahaan tidak akan  mau pekerjakan karyawan yang tidak menghasilkan atau tidak memiliki pengaruh terhadap Perusahaan?

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa perusahan tidak hanya butuh karyawan pintar saja, tetapi juga karyawan yang terampil.

Baca Juga :

Mungkin anda pernah mendengar bahwa pintar namun tidak memiliki keterampilan adalah  sia-sia. Masalahnya semua orang memiliki bakat atau talenta, dari situlah setiap orang bisa mengembangkan bakat hingga melahirkan sebuah keterampilan.

“Lalu, apakah hanya itu saja yang dibutuhkan perusahaan?”.

Jangan salah, walaupun seorang lulusan memiliki predikat pintar dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan, namun tidak disiplin, tentu tidak akan memberikan pengaruh yang baik bagi siapapun.

Bisa dibayangkan, seorang lulusan yang dianggap pintar dan memiliki ketarampilan memukau, namun tidak bisa disiplin waktu dan tidak mengikuti aturan, karena merasa tidak mampu mengikuti aturan perusahaan, tentu akan didepak.

Baca Juga :

  • Tidak berkualitas, bersiaplah didepak
  • Pintar, terampil, disiplin adalah beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh lulusan atau pekerja, dan yang tak kalah penting adalah kemauan untuk selalu belajar.

Minimal mempelajari ilmu yang sudah ada secara terus-menerus tidak akan membuat seseorang tertinggal, malahan dapat menciptakan sesuatu atau memiliki ide yang kreatif atau mampu berinovasi bagi perusahaan.

Bukankah hal ini akan disambut gembira oleh atasan?

Mungkin tidak hanya untuk ataasan, namun untuk jiwa. Dengan selalu belajar atau meng-upgrade ilmu akan membuat seseorang merasa tentram, memiliki rasa percaya diri dalam bekerja, mengapa? karena dia merasa tidak akan tertinggal, sehingga membuatnya tidak akan memiliki rasa kwatir.

Yuk, kunjungi juga channel YouTube saya, untuk melihat materi ajar Bahasa Inggris di Del Channel Ok. 

Baca Juga :