Sekitar pukul 11.30 WIT, kami memutuskan menghabiskan waktu senggang di pantai terdekat, namun kami belum memutuskan pantai mana yang hendak kami kunjungi, kami terus jalan hingga kami tiba di pantai yang ramai dikunjungi banyak orang.
Tepat pukul 12.00 WIT, kami tiba di sebuah cafe di pinggir pantai Hamadi. Tempatnya ramai dan juga diminati pedagang asongan. Karena kami kesulitan memarkir kendaraan, akhirnya kami masuk ke sebuah cafe saja, namun tempat tersebut full pengunjung juga.
Sebenarnya cafe tersebut cukup nyaman untuk ditempati nongkrong sambil menikmati pemandangan pantai, sekaligus untuk berenang, namun airnya meti (air lautnya surut).
Kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan di sekitar pantai, dan tibalah kami di jembatan merah. Tepat diujung jembatan, kami belok kiri dan sepanjang jalan kami terus menoleh ke sebelah kanan untuk memilih tempat nongkrong yang tepat.
Karena kami kebingungan memilih tempat, akhirnya pilihan jatuh di The Marlin Seafood. Sebenarnya semua cafe di sana bagus, hanya saja karena kami susah memilih makanya kami memilih The Marlin.
Bisa dikatakan bahwa cafe ini baru dibuka sekitar dua bulanan atau lebih sedikit dan kami sudah empat kali menghabiskan waktu di sana. Hanya saja untuk menulis sambil menikmati suasana pantai di sana, sangat tidak cocok untuk membawa laptop. Alasannya karena air lautnya sangat kencang dan tempat colokan juga sangat terbatas.
Jika berbicara soal menu tak perlu diragukan, begitu pula dengan pelayanan dan pemandangannya di pagi dan di siang hari, namun untuk berenang di sini sangat tidak cocok. Well, bagi orang lain mungkin sah-sah saja untuk sekedar duduk dipinggir pantai cafe sambil membasahi kaki.
Tempat ini tidak terlalu ramai seperti lokasi yang kami hendak kunjungi sebelumya, namun sangat aman untuk membawa anak-anak, tempatnya luas dan tidak terlalu panas, karena terdapat beberapa payung sebagai pelindung dari sinar matahari di siang bolong.
Jika saya amati, tempat tersebut begitu dinikmati oleh anggota keluarga, rekan bisnis, orang dewasa dan orang yang sudah berumur (maaf). Ada beberapa bapak-bapak lebih senang duduk menghadap ke laut sambil ngobrol dengan kolega mereka.
Para anggota keluarga lebih memilih duduk dibawah payung dan lesehan sambil sesekali berdiri diujung cafe untuk sekedar berfoto-foto ria dan merekam ombak yang saat itu memang cukup deras.
Entah mengapa, mungkin karena kemarin terjadi dua kali gempa, pada saat saya melihat air laut yang begitu deras, saya sedikit berfikir bahwa ini akibat gempa kemarin. Hehehehehe, Maklum hawa kemarin masih kebawa.
Jika difikir-fikir, ombak deras seperti itu akan mempengaruhi penjualan ikan, nelayan akan susah untuk melaut dan kalaupun mereka tetap memaksakan diri untuk memancing, maka dipastikan harga ikan akan mahal untuk beberapa hari ke depan.
Saat di cafe, kami tak lupa mengabadikan gambar seperti pengunjung lainnya, namun hal yang saya tidak bisa lakukan di sana tadi adalah saya tidak bisa menulis, karena pemandangan telah menarik hati saya lebih kuat daripada untuk melihat ke hape untuk menulis.
Sekitar pukul 16.00 WIT, kami pulang, dan tak lupa kami lewat jalan lain untuk sekedar membeli buah duku yang sebelumnya telah kami pantau pada saat kami lewat tadi. Harganya agak murah, biasanya harga pasaran Rp. 40.000,00 atau Rp. 35.000,00 namun tadi hanya seharga Rp. 30.000.00. Sangat laris.
Marketing sang pedagangnya sangat bagus, patut untuk ditiru bagi penjuah buah lainnya. Mengapa saya katakan demikian?, karena mereka memilih tempat yang strategis, harganya murah, pedagannya ramah dan lincah saat melayani pelanggan, tidak menyebabkan macet, walau banyak kendaraan yang parkir disebelahnya dan tidak membayar tempat jualan. Mereka menggunaka mobil open cup.
Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan pulang, namun karena anak saya ketagihan dengan taman yang kami kunjungi pada hari sebelumnya, dia meminta untuk belok kanan di ujung jalan untuk mengunjungi taman tersebut, namun karena kurang beruntung, arena permainan balon belum buka. Dengan wajah yang agak marah, dia terdiam dan kami memutuskan untuk pulang.
Sekitar pukul 17.00 WIT, kami tiba di rumah. Setelah di rumah, saya membersihkan seperti tugas pada umumnya dan beristrahat sejenak. Sekitar pukul 18.00 WIT, saya menyantap buah duku yang kami beli tadi. mmmmm…….Rasanya manis, semanis hati ini yang telah refreshing, dan juga hari ini adalah Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil Di Tanah Papua.
Sejak sore sekitar pukul 16.00 WIT, kami menghabiskan akhir pekan di Hamadi. Niatnya ingin membeli masker yang kebetulan di sana tempat menjual masker dalam jumlah banyak dan murah.
Tak sengaja, kami melewati sebuah lapangan yang sering kami lalui jika hendak menuju Jayapura.
Saya sangat penasaran dengan lapangan tersebut yang cukup ramai dikunjungi semua kalangan.
Akhirnya, kami memutuskan untuk untuk berhenti dan melihat kegiatan pengunjung di sana.
Setelah turun dari motor, kami langsung masuk lapangan dan wah…pantas saja rame, tempatnya luas, asri dan bersih.
Dari kejauhan terdengar lagu anak-anak yang ternyata itu adalah Hero Istana Balon. Nama sebuah wahana permainan anak-anak.
Tempat permainannya bagus, namun sayang padat. Pemiliknya tidak membatasi jumlah anak memasuki wahana tersebut.
Disampingnya ada tempat senam yang diikuti oleh 99% mamak-mamak. Mereka sangat kompak dan menikmati musik senamnya.
Saya merasa asik melihat mereka yang nampak ceria manja, atau bisa dikatakan mereka adalah ibu-ibu yang sedang rehat dari tugas dan aktivitas di rumah, mereka sedang healing.
Tiba-tiba seorang pria bertubuh kekar datang dan berdiri tepat di depan saya sambil memperhatikan kekompakan para pesenam.
Dengan pedenya, dia mengoyangkan kaki kanan sambil mengerakkan sedikit kepalanya.
Terlihat pria tersebut menikmati momen tersebut, namun tak sadar dengan gerak tubuhnya yang demikian, menjadi bahan tertawaan kami yang sedang duduk di belakangnya. Hehehe aduh…pace seh!.
Di sisi lain, ada sebuah pohon besar, di bawahnya terdapat banyak tempat duduk yang terbuat dari semen. Terdapat beberapa pengunjung sedang menghabiskan waktu bercanda gurau bersama teman dan keluarga.
Disebelahnya, ada seluncuran anak-anak yang juga terbuat dari semen. Tempat bermain ini juga cukup diminati anak-anak, namun dibutuhkan bantuan para orangtua yang ekstra untuk memantau pergerakan anak, alasannya karena tempat ini sedikit berbahanya.
Di depan seluncuran, ada tempat ayunan, sebenarya ada dua, namun yang satunya sudah rusak. Tempat ini cukup diminati oleh semua kalangan, sayapun sempat mencobanya, hehehee.
Dengan lapangan yang cukup luas ini, telah menjadi tempat berkumpulnya para anak muda untuk berolahraga, seperti bermain sepakbola, jogging, push up dan banyak lagi.
Seandainya tempat ini dekat dari tempat tinggal saya, saya pasti sudah menggunakan taman ini sebagai salah satu tempat favorit untuk berolahraga.
Sayangnya, dibutuhkan kurang lebih 25-30 menit untuk tiba ke lokasi ini dengan sepeda motor. Berarti masyarakat yang tinggal di sekitar taman ini cukup beruntung, bukan?.
Setelah asyik menikmati moment kecerian pengunjung dan sekaligus telah menikmati fasilitas taman ini, kami pulang, namun tak lupa kami singgah makan malam di salah satu warung yang tidak dekat dengan taman Trisila.
Setelah itu, kami pulang dan tiba di rumah pukul 18.45 WIT. Setibanya si rumah, kami mencuci tangan, bersih-bersih dan saya langsung menulis moment ini.
Hal yang saya petik bahwa, taman atau objek seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk healing, belum lagi biayanya gratis, walau fasilitas untuk berolahraga bagi saya cukup.
Saya berharap, di beberapa tempat lainnya di Jayapura juga ada tempat seperti ini, lumayanlah bisa dinikmati semua kalangan.
Kalau di Kotaraja Abepura ada lapangan yang namanya lapangan Otonom, selebihnya kiranya ada lagi tempat yang sama di lokasi berbeda.
Dengan banyaknya tempat hiburan seperti ini, secara tidak langsung telah menjadi obat sehat bagi jiwa maupun jasmani masyarakat sekitarnya.
Jika tempat serupa ada di lokasi lain, makan hal ini tentu akan mempengaruhi kinerja masyarakatnya.
Apakah di daerah anda juga ada taman yang fasilitasnya memadai, aman, bersih seperti ini?.
Btw, tempat ini cocok bagi penulis, bukan? hehehee….
Tak biasanya kami memutuskan jalan-jalan jauh pada malam hari, biasanya, untuk mengisi waktu saat sedang merasa mumet, kami hanya nongkrong di cafe terdekat saja.
Semalam, cuaca terasa panas, seakan turun hujan, namun langit tak mendukung. Lalu kami memutuskan menghilangkan penat dengan duduk nongkrong, sambil menyesap secangkir kopi Wamena yang dicampur susu kental manis dan ditemani dengan pisang goreng sambal kacang dan kentang goreng krispi.
Rasanya sangat nikmat, belum lagi didukung dengan pemandangan malam yang indah, lampu – lampu nelayan bersilauan dari kejauhan, angin laut yang sepoi-sepoi semakin menambah indahnya malam kemarin.
Tiba-tiba…….
“sa malas lihat ko, ko su berubah”. Saya shock, dan langsung menoleh ke belakang. Ternyata seorang anak gadis muda berbicara dengan nada marah kepada teman laki-lakinya yang kemungkinan berumur jauh dari dirinya.
Terlihat wajahnya sedang cemberut manis, dan teman laki-lakinya terus merayu sambil menatapnya dengan sesekali menghisap rokoknya dan membuang asapnya ke atas kepalanya.
Dengan sayup saya mendengar “jangan kwatir, saya akan meninggalkan istri dan anakku demi kamu, sayang”.
Sambil membelai rambut anakku, saya tersenyum, namun juga saya merasa aneh.
Tersenyum, karena gombalan kopi sang pria kepada wanitanya sepertinya tepat sasaran, hal ini terlihat dari wajah anak gadis itu yang sudah mulai tak kusut lagi.
Merasa aneh, karena pria itu memanfaatkan anak gadis itu untuk memenuhi keinginannya dan anak itu rela jika teman laki-lakinya meninggalkan istri dan anaknya demi dia.
Belum lagi saya memperhatikan, anak tersebut masih sekolah, terlihat di mejanya ada dua buku cetak, satu buku bahasa Indonesia kelas XII dan buku Matematika kelas XII.
Benar mereka bukan urusan saya, namun saya berfikir, apakah anak itu tidak sadar bahwa dia belum memiliki pekerjaan atau mungkin belum memiliki keterampilan yang baik untuk bekal hidupnya?,
Merelakan pria itu meninggalkan istri dan anaknya, apakah sudah benar atau sudah sungguh-sungguh ataukah hanya diprank saja?,
Jika membandingkan, seorang pria dewasa yang sudah memiliki banyak pengalaman, benarkah dia rela meninggalkan keluarganya demi anak gadis yang belum tau banyak hal tentang kehidupan, termasuk berumah tangga?,
Kuatkah mentalnya dengan berumah tangga diusia muda dengan cap pelakor?,
Mampukan dia berhadapan dengan keluarganya dan keluarga mertuanya dalam posisi dan keadaan seperti itu?,
Tak heran, banyak kasus anak sekolah incar om-om demi duit, kalau dulunya yang heboh anak kuliahan disebut ayam kampus, malah sekarang semakin maju.
Saya berfikir, pemerintah sebaiknya bergerak cepat melakukan banyak sosialisasi dan penertiban bagi yang bukan pasangan di setiap kelurahan atau mungkin lingkungan RT.
Akan semakin banyak masalah sosial yang akan terus bertambah, jika pembiaran terus dibiarkan tumbuh subur.
Pemahaman bahwa pendidikan dalam berumah tangga akan mendukung hasil yang baik, baik bagi pasangan, maupun bagi anak.
Bukankah banyak orang suka nyinyir, tidak fokus dengan apa yang dimiliki, namun fokus akan milik orang lain sudah sangat hedon saat ini?.
Cetakkannya dari mana? tentu sebagian muncul karena kurangnya pemahaman seseorang sebelum mengambil keputusan penting dalam hidup.
Awalnya, kopi susu Wamena semalam terlihat nikmat, namun pada akhirnya, semuanya terasa kurang rasa, Kecemasan yang mungkin bukan urusan saya telah menjadi penghalang nongkrong santai kami semalam.
Kira-kira pukul 08.30 WIT, kami memutuskan untuk balik ke Abepura Kotaraja tempat kami tinggal, namun tak lupa kopi dan cemilan take away, karena masih tersisa banyak.
Diperjalanan pulang, saya meminta untuk mengambil jalur panjang, lewat Tasangka agar bisa berputar melewati jembatan merah dan menikmati indahnya malam Holtekam sebelum pulang ke rumah.
Di perjalanan saya berfikir, “pantas saja masalah sosial dan kemiskinan susah untuk dihapuskan”.
Masih ingat postingan saya minggu lalu tentang keinginan saya untuk membuat blog baru seperti salah seorang Narasuber KBMN yang memiliki banyak blog?,
Setelah saya pertimbangkan, saya memutuskan untuk menambahkan kategori saja di blog ini. Suatu saat, saya akan mempertimbangkan ulang untuk melanjutkan rencana tersebut atau tidak perlu.
Nah, pada kategori baru ini saya akan menulis tentang perjalanan. Tentu tidak hanya perjalanan keluar daerah, tapi tentang perjalanan disini juga, apakah ke pantai, cafe atau objek wisata lainnya, dan seperti biasanya cerita tidak yang saya alami, tetapi orang lain alami juga, so kunjungi blog ini terus yah♥️.
Well…..
Saya memulai sharing cerita perjalanan saya, ketika saya ke Jakarta pada bulan Desember 2022.
Awal ceritanya dimulai pada tanggal 14 Desember 2022, tepatnya sekitar pukul 21.00 WIT. Sebenarnya lewat sekian menit, tepatnya saya lupa.
Saat itu, saya sedang mempersiapkan raport anak wali yang esok harinya tepat tanggal 15 Desember 2022 akan diadakan penerimaan raport untuk siswa kelas X.
Tiba-tiba notifikasi di telepon genggam saya berbunyi. Saya membukanya dan shock antara percaya dan tidak.
Surat undangan dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenanga Kependidikan yang mana saat itu dikirim langsung oleh panitia.
Awalnya saya tidak percaya dengan surat tersebut, namun setelah saya berkomunikasi via WhatsApp dengan panitia, saya menjadi yakin jika undangan Bimbingan Teknis Penyusunan Naskah dan Video adalah benar adanya.
Saya kagum ternyata dari Papua hanya saya yang terpilih, yang artinya saya masuk 90 besar dari tujuh ribu lebih peserta yang mengikuti lomba tersebut.
Saat itu, saya bersyukur tak terhingga, namun setelah saya membaca persyaratan yang harus di bawah, saya merasa sedikit loyoh, dimana SKPD harus di tandatangani oleh kepala dinas.
Mamayoo, mana tu kantor Dinas Pendidikan pu jauh apaaaa, mana saya harus membagikan raport esok paginya.
Dengan tetap bersemangat, esok paginya tepat pukul 10.30 saya menuju ke dinas dan beruntungnya hanya menunggu 30 menit, kepala dinas datang.
Pada saat saya dan dua tamu lainnya sedang duduk, Bpk kepala (saya katakan demikian saja yah, supaya singkat). Bpk kepala bertanya kepada ibu sekretaris.
“Ada keperluan apa mereka disini?”, tanya bpk Kepala.
“Mereka butuh tanda tangan pak”. Jawab ibu Sek.
“Yo, bilang dorang, satu-satu masuk sudah”, Bpk Kepala membalasnya.
Setelah itu, ibu Sek memanggil kami satu per satu masuk secara bergantian untuk mendapatkan tanda tangan beliau.
Karena satu dan lain hal, kami diminta untuk balik esok paginya dengan alasan ada kesibukan yang tak bisa ditinggalkan oleh mereka.
Sayapun bergegas balik ke sekolah untuk menemui salah seorang anak wali dan ayahnya sedang yang menunggu saya untuk mengambil raport.
Esok harinya, Jum’at, 16 Desember 2023 sekitar pukul 90.20 WIT, saya balik ke kantor dinas Provinsi untuk mengambil surat yang dimaksud, namun sialnya, karena kesibukkan mereka, saya harus menunggu Bpk Kepala hingga pukul 14.40 WIT.
Serius………
Saat itu saya dan beberapa tamu lainnya merasa……
Yah, sudahlah, anda pasti bisa merasakan apa yang kami rasakan saat itu. Tapi saya sangat berterima kasih kepada ibu Sek yang sangat baik dan selalu merespon pertanyaan kami dengan baik.
Selesai surat ditanda tangani, saya balik pulang, karena saya tidak suka balap dalam mengendarai kendaraan, akhirnya butuh kurang lebih 40 menit dari dinas menuju ke rumah.
Saya tiba di rumah sekitar pukul 16.30 WIT. Saya langsung beberes rumah seperti biasanya.
Hari minggu, 18 Desember 2023, pukul 07.00 WIT saya menuju bandara, karena pesawat yang saya tumpangi berangkat pukul 09.00 WIT dengan memakan waktu kurang lebih 6 jam.
Setiba di Jakarta, saya naik grab untuk menuju ke d’prima hotel tangerang tempat kegiatan diadakan.
Setiba di hotel, saya hampir salah registrasi, masalahnya saat itu ada dua kegiatan yang di adakan oleh KEMENRISTEK, Tapi untungalah Satpam yang bertugas saat itu sangat profesional.
Setelah registrasi, kami dipersilahkan masuk ke ruangan tempat kegiatan akan di adakan, lalu panitia memberikan penjelasan teknis tentang BIMTEK tersebut.
Setelah itu, saya dan peserta lainnya di persilakan makan siang dan wow, maaf udik saya saat itu kambuh, hehehehe.
Melihat makanannya, rasa letih seketika sirna oleh aneka macam pilihan makanan yang sayang jika saya tidak selesaikan (cicipi/makan) akan terasa…… ya begitulahlah.🤭
Sambil menyantap makanannya, dalam hati saya berkata “selama empat hari kedepan, makananku surga, gratis lagi. Terima kasih Panitia karena sudah mengundang saya”. Namun seketika saya sadar bahwa saya harus mengontrol diri, agar tidak terlena dengan menu masakan olahan daging-daging, karena bahaya kolesterol.
Akan terasa payah jika mengikuti Bimtek luar bisa tersebut dalam keadaan sakit kolesterol, karena tidak bisa menahan leher🤦. Akhirnya, santapan saya saat itu, saya tutup dengan makan kue coklat 🤭.
Para Dels bisa membayangkan, selama 4 hari kegiatan, berat badan saya naik berapa kilo. Tapi untungnya, selama kegiatan, saya berhasil melawan hawa nafsu saya untuk tidak konsumsi makanan olahan daging, and yes, I did it.
Kegiatan berlangsung selama 4 hari, dari tanggal 18 Desember 2022 – 21 Desember 2022.
Pembukaan kegiatan diadakan pukul 19.30 WIB oleh perwakilan dari Direktur Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, dan setelah itu, materi awal dimulai dengan judul stayboard dalam naskah dan video pembelajaran.
Materi ini dibawakan oleh Bpk Miftahussururi. Seperti pemateri hebat lainnya, kegiatan dimulai dengan ice breaking dan semua pemateri lainnya pun selama kegiatan, melakukan hal yang sama.
Stayboard adalah papan cerita, maksudnya adalah sketsa gambar yang dibuat secara berurutan yang tujuannya untuk mempermudah seseorang dalam menyampaikan ide ceritanya.
Dalam perfilman, pertelevisian atau semacamnya, stayboard disusun secara berurutan yang menggambarkan perubahan penting dari adegan dalam pengambilan gambar.
Setelah kegiatan hari pertama, saya dan 49 peserta lainnya masuk ke kamar masing-masing dan beristirahat.
Hari kedua, tepatnya pukul 08.00 – 10.00 WIB, Materi dibawakan oleh bpk Fathurrahim dari Badan Standar Kurikulum Dan Assessment Pendidikan (BSKAP) Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dengan judul Teori Konten Naskah dan Video Praktek Baik Pembelajaran Berdiferensiasi.
Pada sesi ini, saya menjadi semakin faham bahwa naskah sebuah video harus disiapkan matang, agar hasilnya menarik dan tidak membosankan dengan memperhatikan langkah-langkah membuat video dari menulis naskah, rekaman dan editting.
Pada saat waktu menunjukkan pukul 10.00, kami dipersilahkan menikmat coffee (breaktime) selama 15 menit.
Seperti biasanya, jam istirahat digunakan untuk saling sapa dan tukar pendapat atau pengalaman sesama guru.
Setelah itu, pukul 10.15 – 12.25 WIB materi berikutnya masih sama, namun dibawakan oleh pemateri lain, yaitu bpk Hary Suswanto (Tim Video Micro Learning).
Tepat pukul 12.25 kami diberikan kesempatan untuk makan siang dan istirahat hingga pukul 13.30 WIB
Pada pukul 13.30 – 15.30 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan materi sama, namun dibawahkan oleh ibu Zahrani Balqis dari SEAMEO SEAMOLEC. Ibu Balqis membawaknnya dengan begitu menditail termasuk tentang pemilihan warna dan cahaya video.
15.30-16.00 WIB, ishoma sekalian coffee break, setelah itu, materi yang sama dilanjutkan oleh pak Bambang Brudder.
Pukul 16.00-18.00 WIB Ishoma sekaligus makan malam. Setelah itu materi yang sama dilanjutkan dan dibawakan oleh Pak Dani Rambhani dari Radio Republik Indonesia.
Sebenarnya, materi hari pertama dari ibu Bilqis dan pak Dani sangat menarik untuk melanjutkan channel YouTube saya (Del Channel Ok), namun karena hampir semua peserta begitu antusias, sehingga saya dan banyak peserta lainnya tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya.
Jadwal hari ketiga sama, namun tentunya materinya berbeda yang dibawakan oleh para peserta yang masuk 20 besar pada lomba pembuatan konten sebelumnya, ada ibu Rusnaili, bpk Sigit Wiryawan T dan bpk Syamsul Hadi.
Materi dari pagi hingga malam yang mereka pandu adalah tentang Pra Produksi (identifikasi sasaran dan topik dan penulisan naskah), Produksi Membuat Video, Pasca Produksi (editting video dan mixing), dan Pasca Produksi.
Pada sesi hari itu, kami diminta untuk mengedit video dan mengerjakannya sesuai yang telah diberikan oleh para pemateri. Hari ketiga adalah hari paling sibuk selama kegiatan, namun tentunya menyenangkan.
Pada hari ke empat, tepatnya pukul 08.00-11.00 WIB, kegiatan Pleno dan Finalisasi Video lalu disusul dengan Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi.
Kegiatan ditutup oleh pejabat baru yang baru dilantik melalui layar, karena dengan keterbatasan waktu, Beliau tidak bisa hadir bersama kami.
Setelah kegiatan, ada banyak rekan guru yang langsung balik ke asal masing-masing, namun saya dan beberapa peserta lainnya masih menunggu, karena kami mendapatkan flight malam.
Sekita pukul 14.00 WIB saya dan beberapa peserta pergi mencari oleh-oleh di Tanah Abang. Pada saat menuju lokasi, kami tidak dihadapkan dengan kesulitan apapun, namun saat balik dari tempat tersebut, kami merasa pusing dan ………. karena astagaaaaaaaa, macetttttttt.
Serius…..
Seumur – umur, baru rasakan macet parah seperti itu dan berharap tidak dihadapkan lagi dengan macet seperti itu. Macetnya luar biasa parah menutut saya, namun menurut sang driver, hal itu sudah lumrah di Jakarta.
Saya berfikir, betapa susahnya mencari uang hingga mereka tetap betah bertahan di Jakarta demi mencari sesuatu nasi.
Kami tiba di hotel sekitar pukul 19.00 WIB, lalu saya menuju kamar untuk bersiap-siap, karena saya harus ke bandara pukul 10.00 WIB. Sambil menunggu taksi bandara, saya duduk di loby hotel dan merenung, betapa baiknya Tuhan mengizinkan saya mengikuti kegiatan tersebut, dimana kami dipilih langsung oleh pusat.
Saya juga yakin hal serupa dirasakan oleh peserta lainnya.
Saya berharap, saya terus berkarya dan menjadi sosok yang lebih baik lagi dan tentunya tak pernah berhenti belajar.
Tiba-tiba pak satpam hotel datang menghampiri saya dan berkata “bu taksinya sudah ada”, “terima kasih pak”, jawab saya sambil dibawakan koper saya ke dalam taksi.
Setiba di Bandara, saya dan penumbang Garuda lainnya dilayani dengan sangat baik, namun karena sudah larut malam, tak ada penjual makanan yang masih standby, akhirnya saya menghabiskan waktu dengan berbelanja mainan untuk anak saya dan duduk sejenak dengan penumpang lainnya.
Tepat pukul 24.00 WIB, kami dipersilahkan naik pesawat, dan karena pesawat langsung didukung dengan cuaca yang bagus, kami tiba di Jayapura sesuai jadwal 22 Desember 2022, pukul 07.00 WIT.
Setibanya di bandara Sentani, saya disambut oleh anak saya Naura, dia membantu saya mengambil koper dan barang bawaan lainnya.
Itulah cerita saya saat berkunjung ke Jakarta atau mama kota pada bulan Desember 2022 untuk mengikuti Bimbingan Teknis Penyusunan Naskah dan Video Praktek Baik Pembelajaran Berdiferensiasi.