Lagi-lagi penyakit sosial sedang menjalar bahkan sudah tak terkendalikan hingga saat ini, hal ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, namun juga terhadap siswa (i) SMA/SMK, tidak hanya oleh laki-laki, namun juga para wanita, parahnya juga dilakukan oleh ibu rumah tangga.
Secara emosional, kebiasaan yang dilakukan orang dewasa, seharusnya hanya diperlihatkan atau mungkin dicontohkan terhadap sesama orang dewasa, namun kini semua telah berubah. Norma-norma dalam masyarakat semakin tergeser dengan tidak memperdulikan sikap dan tindakan yang layak dipertontonkan secara sembrono.
Apakah para Dels tidak menyadari bahwa tak sedikit masyarakat, bahkan anggota keluarga sedang berada dalam ambang kehancuran karena permainan judi online?,
Bagi anda hai pemain. Apakah anda sudah tidak perduli lagi bahwa game online sudah mengarah ke perjudian dan dan secara rak langsung anda telah memberikan contoh yang buruk kepada para anak muda?
Sebelumnya, waktu luang siswa digunakan dengan cara bersosialisasi secara langsung atau berselancar di dunia maya, namun kini telah tergantikan dengan permainan judi online?, tak semua siswa, tetapi jika tak terkontrol, bisa saja ini akan semakin marak terjadi di kalangan anak sekolah.
Tak sadarkah ada akan efek dari kebiasaan ini?.
Tak perlu saya menuliskan atau menjabarkan tentang nama permainan judi online tersebut, karena iklannya fenomenal.
Hampir di setiap akun media sosial dan aplikasi, permainan tersebut muncul dengan tampilan yang begitu menarik, disertai iming-iming yang mengiurkan bagi siapapun yang melihatnya.
Siswa yang belum memiliki pemahaman baik tentang efek bermain judi tentu akan mengunduh aplikasi tersebut dan memainkannya, khusunya bagi mereka yang suka permainan game atau bahkan bagi mereka yang merasa jago bermain game online bisa saja akan tergoda, tanpa mengetahui kegagalan yang sedang mengintai.
Ditambah lagi, permainan tersebut sangat mudah di mainkan dengan bujukan kemenangan di awal permainan dengan jumlah uang yang fantastis, namun tanpa disadari kerugian yang tak terduga sedang menanti di depan mata.
Para Orangtua/wali siswa (i) mungkin tidak begitu peka dengan kebiasaan anak yang sering bermain game, dengan alasan jika anak bermain game mereka akan aman, karena mereka hanya berada di dalam rumah atau hanya berada di sekitar kompleks rumah saja.
Atau mungkin hampir tak ada masyarakat yang menyadari bahwa salah satu tugas perkembangan masa remaja yang sudah berumur 11/12 – 18 tahun ke atas adalah mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi “diri sendiri”. (Menurut Havighurst (Hurlock, 1990).
Maksudnya adalah anak sekolah dalam hal ini siswa SMA/SMK sudah memiliki emosional untuk memutuskan melakukan sesuatu dengan keberanian. Hal seperti ini perlu diwaspadai, karena bisa saja mereka belum memahami akan dampak dari kebiasaan yang mereka telah lakukan.
Jangan katakan anda juga pemain, dan memberikan kebebasan kepada anak untuk mengikuti kebiasaan anda bermain judi online, atau berbagi trik bermain judi kepada mereka anak muda.
Atau, adakah diantara anda yang masih diberikan kesempatan untuk berada di atas angin, karena diberikan kesempatan menang dengan keuntungan mengiurkan? ataukah anda belum dilempar jatuh keras dengan kekalahan?,
Apakah pemilik situs judi merelakan pengikutnya menang dari pada dirinya?
Sudah berapa orang di sekitar anda yang gagal dalam hidupnya, karena permainan judi, dan bagaimana tingkah-laku,sikap anak remaja di sekitar anda yang juga ikut berjudi?,
Atau, apakah anda doyan memperkaya orang kaya yang anda tak tau atau tak kenal, seperti pemilik situs judi?.
Efek Jika Permainan Game Judi Online Terus Dibiarkan Tumbuh Subur Bagi Suatu Daerah.
Penganguran Semakin Meningkat
Judi adalah permainan yang mempertaruhkan sejumlah uang atau barang berharga demi meraih kemenangan dari sebuah permainan, atau bisa dikatakan judi adalah suatu keberanian dari rasa percaya diri, seperti beradu nasib, jika menang, akan mendapat uang/barang taruhan dari lawan, dan sebaliknya.
Jika mayoritas masyarakat atau dalam hal ini siswa sudah membiasakan diri bermain judi, maka dipastikan siswa tersebut sukar untuk memikirkan hal menantang selain sesuatu yang berhubungan dengan judi.
Penjudi hanya berfikir bagaimana mengalahkan lawan dari permainan tersebut sambil berusaha mendapatkan uang dengan cara instant.
Jika dibiarkan, lama-kelamaan penjudi hanya menghabiskan waktu, tenaga dan fikiran di sekitar judi saja tanpa memikirkan hal lain, seperti berfikir keras untuk mencari solusi, mempelajari hal baru, mengerjakan tugas dan melakukan tanggung jawab. Atau mereka hanya memiliki satu dunia, yaitu perjudian.
Bayangkan jika uang yang ada digunakan hanya untuk bermain judi dan tidak memikirkan hal penting yang lainnya, seperti makanan yang dikonsumsi, dan lain-lain.
Kira-kira pekerjaan apa yang bisa bertahan bagi para penjudi?, siapa yang mau bersosialisasi kepada penjudi dan berapa lama orang rela berkawan atau bekerja sama dengan seorang penjudi?, tentu bagi yang selevel dengannya saja, bukan?.
Adakah orang sukses rela mempekerjakan atau memberikan kepercayaan bagi seorang penjudi?, jika ada, berapa lama?.
Penyakit Masyarakat
Pencurian, penipuan, perampokan, perkelahian, perselingkuhan adalah sebagian kecil penyakit dalam masyarakat yang sering kita jumpai.
Terkadang, ada saja masyarakat merasa tidak bisa membeli makanan, membayar uang sekolah anak, membayar listrik karena faktor ekonomi, tetapi juga karena sudah memiliki keinginan besar untuk terus berjudi.
Mengapa demikian, karena dengan berjudi penjudi akan yakin akan menang lagi, walau mereka sudah menyadari telah kalah banyak, atau hanya mampu mengantungkan hidupnya dari bermain judi.
Hal ini terjadi karena kemampuan dan keterampilan mereka hanya bisa bermain judi, mereka kurang mampu melakukan apapun untuk mendapatkan uang, sehingga jika menghadapi jalan buntu, mereka akan mencari pinjaman tanpa memikirkan atau mempertimbangkan penghasilan yang didapatkan setiap bulan.
Jumlah Kemiskinan Terus Bertambah
Masyarakat yang tidak memiliki keterampilan, kemampuan untuk berfikir kritis, berkomunikasi, atau bahasa sederhananya tidak bisa putar otak untuk cari uang atau mengembangkan uang yang dimiliki pasti akan hidup dibawah rata-rata.
Gali lubang tutup lubang, tepatnya demikian yang akan dialami oleh penjudi.
Menjadi Stress Dan Bunuh Diri
Penjudi yang sudah merasa ketagihan dengan kebiasaan tersebut akan selalu melakukan berbagai cara untuk terus berjudi.
Mungkin anda pernah melihat berita di TV swasta dan di beberapa media sosial tentang mantan penjudi yang menjadi stress karena dikejar tagihan pinjol (Pinjaman Online). Mengapa mereka meminjam online, karena mereka ingin memuaskan nafsu judi, tanpa memikirkan dan mempertimbangkan resikonya.
Melihat ini, apakah semua pihak harus diam saja?,
Apakah dengan adanya tanda-tanda besar ini keperdulian akan generasi muda dan keadaan masyarakat kedepan diabaikan?,
Tak adakah gebrakan yang akan dilakukan oleh pihak sekolah dan Orangtua/wali siswa kedepannya?,
Atau lakukan pembiaran saja?.
Big No!!!
Baca Juga :
This post was published on %s = human-readable time difference 2:22 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…