Categories: GuruOrangtua Siswa

Alasan Kurikulum Selalu Berubah.

Sumber Gambar : Pixabay.com

Apa kabar?, Saya harap anda tetap sehat dan bergembira senantiasa.

Sebelum masuk ke point penting, saya hendak bertanya

Apakah yang selalu ditunggu-tunggu saat terjadi pergantian pejabat/pemerintah  baru?.

Betul, program kerja, dan pastinya jika bidang pendidikan akan berhubungan  dengan kurikulum. 

Kurikulum adalah sesuatu hangat untuk dibahas di dunia Pendidikan, mengapa demikian karena keberadaannya sangat dibutuhkan bagi guru untuk menerapkan cara mengajar.

Bisa dibayangkan jika kurikulum tidak ada, dipastikan hasil pendidikan dalam hal ini generasi muda akan berbeda -beda di tiap daerah dengan hasil kwalitas dibawah rata-rata dan yang paling menonjol adalah tingkat kemiskinan akan semakin meningkat, karena kemampuan siswa dalam berkomunikasi, menyelesaikan masalah, mencari peluang, menciptakan ide yang kreatif dan inovatif sangat minim.

 

Alasan Kurikulum Selalu Berubah

Pertanyaan mengapa kurikulum selalu berubah sering terdengar, tidak hanya dari tenaga pendidik, namun juga dari para Orangtua siswa.

Bahkan anggapan bahwa ini hanya program pemerintah untuk memberikan pekerjaan tambahan kepada Guru  sering digunjingkan.

Juga, isu tersebut supaya Guru memiliki program kerja dan Guru diwajibkan selalu membuat perangkat ajar setiap semester.

Apakah anda pernah berfikir demikian?

Kita mulai tentang defenisi kurikulum.

Menurut Agus Suhartono Putra Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan yang tujuannya untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman guna mencapai hasil yang maksimal.

Menuru Murray Print Kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencana, yang diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua siswa pada saat kurikulum diterapkan.

Dari dua defenisi tentang kurikulum di atas dapat di simpulkan bahwa kurikulum adalah pedoman penyelenggara ruang pendidikan yang terencana, bermanfaat untuk keberhasilan pendidikan yang ditentukan sebagai penyesuaian dengan perkembangan zaman.

Dari kesimpulan di atas, saya menarik 3 tema, yaitu :

Menyesuaikan Perkembangan Zaman.

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya dan terus diperbaharui atau diadaptasi sesuai dengan karakteristik siswa dan konteks zaman.

Maksudnya adalah kurikulum harus sesuai dengan keinginan dan kondisi generasi muda. 

Sebagai contoh, saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, semakin masif dan tak terkendalikan.

Nah, dari hal ini kita bisa melihat bahwa Guru harus mampu mengajar menggunakan teknologi, seperti laptop, smartphone dan lain-lain.

Guru dituntut kreatif dan inovatif menggunakannya, karena tak sedikit siswa dapat belajar secara mandiri dengan berselancar di dunia maya.

Cara mengajar zaman dulu, seperti siswa datang, duduk, diam dan pulang sangat tidak efisien lagi atau sangat bertolak belakang dengan kondisi siswa saat ini.

Mari kita bayangkan : mayoritas siswa selalu menggunakan berbagai aplikasi untuk memperlajari hal baru secara otodidak, baik game, tugas rumah, tutorial tentang sesuatu yang mereka ingin ketahui seperti cara mengoperasikan sesuatu, cara membuat sesuatu, dan cara memperbaiki sesuatu dan lain-lain.

Di sisi lain, cara mengajar Guru hanya menyuruh siswa mencatat materi lalu menjawab soal yang ada, atau mendikte materi hingga jam pelajaran selesai, meminta siswa mencari defenisi dari teks tanpa meminta siswa berfikir kritis, seperti mengevaluasi, membuat atau mencipta, bekerja dalam bentuk kelompok dan lain-lain.

Sesuai Kebutuhan Belajar Siswa

Dengan informasi yang sering mereka jumpai di berbagai media masa baik secara online dan offline mendorong mereka untuk mengetahui hal yang lebih dari yang mereka telah baca dan lihat.

Contoh, siswa sekarang sering bermain game, utak atik laptop dan komputer sehingga mereka mempelajari hal baru secara otodidak, lalu di sekolah, Guru masih mengajar dengan cara mendikte, menulis materi dari awal hingga pelajaran selesai atau menerjemahkan kata saja tanpa menugaskan siswa untuk membuat kalimat dalam bentuk paragraf atau menceritakan ulang secara lisan tentang sesuatu yang mereka telah dengarkan dan tulis?

Percaya, jika cara ini masih digunakan maka siswa akan jenuh, malas masuk kelas untuk belajar atau parahnya siswa bisa saja memprotes Guru.

Tak bisa dipungkiri bahwa zaman sekarang tak sedikit siswa malas belajar, melawan Guru, tidak disiplin, terjerumus pergaulan bebas, sehingga tak jarang  Guru mengalami kesulitan dalam mendidik, tetapi peran Guru untuk memperbaiki kwalitas dalam mengajar harus terus di-upgrade, karena masih banyak siswa yang memiliki motivasi untuk belajar dan mayoritas siswa yang bermasalah rata-rata berubah pada saat mereka sudah lulus sekolah, karena mereka telah melihat dan mengalami tujuan hidup yang sesungguhnya.

Atau dengan kata lain, cara mengajar Guru, pesan Guru, ilmu yang telah diberikan mereka akan ingat dan lakukan pada saat mereka menemukan jalan buntu dalam hidup mereka, walau pada saat bersekolah mereka kerab melakukan hal yang membuat hari Guru bersedih.

Agar Siswa Memiliki Bekal Yang Maksimal.

Dengan perubahan kurikulum, siswa akan memiliki banyak referensi, informasi yang telah mereka dapatkan dari Guru, sehingga pada saat mereka terjun di dunia kerja mereka tidak akan kaku menghadapi perkembangan atau keadaan.

Mengapa? karena mereka sudah familiar dengan pekerjaan atau keadaan yang telah mereka dapatkan dari Guru.

Sekarang, bayangkanlah jika kurikulum tak pernah berubah, atau bagaimana jika Guru di Indonesia terus menggunakan kurikulum lama sementara generasi di negara lain berlomba-lomba menciptakan sesuatu , berfikir kritis dan berupaya mencari tau solusi agar bisa mengolah sesuatu yang mereka miliki agar terus menghasilkan uang?

Teknologi terus berkembang dan apakah kita bisa melihat negara dan generasi muda hanya menjadi penonton dan peminta tanpa tau cara bekerja, berkomunikasi, menyelesaikan masalah, menciptakan sesuatu dan lain-lain?.

Baca Juga : 

Pembelajaran abad 21 tidak hanya berpatokan pada alat mengajar

Pendidikan berperan aktif di masa kini dan seterusnya 

This post was published on %s = human-readable time difference 11:24 am

Delyana Tonapa

I am Delyana

Recent Posts

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…

6 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pengelolaan Sumber Daya

Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…

4 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…

24 Oktober 2024

Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan

Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…

22 Oktober 2024

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…

6 Oktober 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…

6 Oktober 2024