Katanya “aman sayang aman”.
Yah, aman, tetapi sementara saja.
Aman karena Guru tidak tau. Jika hasil pekerjaan kalian sama dengan hasil tugas teman kalian, maka Guru pasti akan tau perkerjaan tersebut tidak murni, terlebih lagi jika Guru sudah mengetahui cara belajar kalian.
Kalian tau, Guru lihatnya dari mana? Jika hasil pekerjaan kalian sama-sama salah di nomor atau bagian yang sama.
Contoh: Soal pilihan ganda. Jika mayoritas letak salahnya sama, maka fix hasil menyontek, begitu juga dengan soal essay, jika mayoritas kalimat salahnya sama, yups, jelas kalian tidak menggunakan kemampuan sendiri.
Alasan yang bisa dikatakan ada benarnya 50% saja.
“Bukan kalian saja yang selalu berupaya menjaga imunitas tubuh, Guru dan semua orang pun demikian”.
Guru sadar bahwa belajar sendiri tanpa bimbingan langsung memang terasa sedikit sulit bagi siswa. Apalagi, sebelum hadirnya Covid-19, siswa sudah terbiasa belajar dibimbing langsung oleh Guru.
Namun bukan berarti selama Pandemi mengubah kebiasaan menjadi kurang baik.
Terlalu sering mendiamkan otak atau tidak sering melatih otak untuk memecahkan masalah (mengerjakan tugas) pengaruhnya tidak baik, selain cepat pikun, juga dapat membuat orang sukar mengatasi hal yang sulit.
Maksudnya, siswa yang terbiasa mengerjakan tugas sendiri akan mampu mengerjakan tugas yang sulit secara mandiri dan mudah dalam mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan yang dianggap orang sulit dikerjakan, mengapa? karena sudah terbiasa mengerjakan tugas atau pekerjaan yang sulit.
Membiasakan diri melakukan hal yang sulit adalah cara tepat untuk melatih diri menjadi tangguh.
Contoh sederhana : orang yang terbiasa mengangkat beban berat tidak akan terlalu kesulitan jika diberikan tugas yang sama, dan sebaliknya. Begitu juga dengan cara berfikir, cara mengatasi solusi dan lain-lain.
Bisa iya, bisa tidak.
Sebenarnya mereka hendak membantu, agar kalian bisa mengikuti cara mereka dalam mengerjakan tugas.
Juga agar kedepannya kalian bisa mengerjakan tugas lainnya secara independent.
Alasan lain adalah mereka tidak ingin kalian ketinggalan pelajaran atau tidak up to date akan pelajaran terbaru atau bahkan mereka tidak mau jika kalian tertinggal kelas, karena malas belajar dan malas mengerjakan tugas rumah.
Bukan karena menganggap kalian tidak mampu mengerjakan tugas rumah yah. heheehe. Hal terpenting ke depan adalah berubah.
Cobalah meninggalkan kebiasaan malas belajar, malas mengerjakan tugas dan mengharapkan bantuan orang lain.
Butuh bantuan orang ada batasnya, jika memang sudah mentok, tidak ada salahnya bertanya atau nimbrung dengan mereka yang tau akan tugas kalian.
Jika permasalahannya kalian tidak mengeri akan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu Guru, sebaiknya bertanya langsung pada Guru bersangkutan.
Jika memang tatap muka tidak diberlakukan untuk sementara oleh pihak sekolah, sebaiknya menggunakan alat telekomunikasi.
Atau kalian bisa berkoordinasi dengan wali kelas untuk mempermudah kalian terhubung dengan guru bidang studi.
Hentikan kebiasaan mengharapkan bantuan orang lain jika ingin diri kalian menjadi pribadi yang memiliki mutu.
Rasa capek atau lelah berfikir sama halnya capek pada saat bekerja, namun semuanya tergantung pembiasaan diri.
Yuk, ke depannya, biasakan diri untuk bekerja dan berfikir sendiri untuk melatih diri.
Baca Juga :
This post was published on %s = human-readable time difference 6:53 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…