Berdasarkan data PISA, pada tahun 2018 Matematika berada pada angka 379, namun pada tahun 2022 menurun menjadi 366. Ini menandakan bahwa kegiatan di sekolah masih menekankan pada prosedur matematika tanpa membangun pemahaman konsep dan penerapan di kehidupan nyata.
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang sebaiknya memiliki kemampuan dalam mengimplementasikan numerasi, sehingga dapat berfikir luwes dalam menyelesaikan masalah.
Numerasi adalah kemampuan dalam menelaah menggunakan angka. Bagi sebagian orang, istilah ini belum begitu familiar, yang sebenarnya, kemampuan Numerasi adalah hal yang berkaitan dalam menerapkan pengetahuan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
OECP 2018, pada journal.uksw.edu mengatakan bahwa numerasi mencakup konsep, prosedur, fakta dan alat untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi fenomena. Sebagai contoh, seorang siswa hendak membeli pakaian seraga di sebuah mall. Di sana dia mendapati mall tersebut menawarkan berbagai diskon yang menarik, siswa diharapkan bisa berfikir cepat untuk bisa mengkalkulasi total pakaian tersebut setelah didiskon.
Contoh serupa juga bagi siswa SMK yang hendak mengukur panjang dan lebar tanah untuk membangun sebuah rumah, tentu dibutuhkan numerasi yang kuat untuk mengetahui berapa banyak batu bata, semen, pasir dan air yang dibutuhkan agar bangunan tersebut selalu kokoh dan kemampuan dalam berkomunikasi, memecahkan masalah untuk bisa menyelesaikan bangunan tersebut.
Melihat contoh di atas, apakah numerasi sama dengan matematika? tentu tidak, namun tak bisa dibantah bahwa keduanya bersendikan pada pengetahuan yang sama, namun numerasi lebih membahas tentang implementasi konsep atau menerapkan matematika di situasi real sehari-hari, sedangkan Matematika lebih kepada rumus Matematika.
Dari sini kita bisa tahu bahwa numerasi sangat menyenagkan, namun terkadang sulit saat menggunakan numerasi dalam pengajaran di kelas, alasannya karena tak sedikit siswa sudah merasa sulit duluan, meraka merasa tidak terbiasa akan kegiatan yang berhubungan dengan berfikir sulit atau menggunakan logika. Tak jarang siswa belum menyadari pentingnya penggunaan numerasi dengan baik dimana hal ini membantu mereka dalam bersosialisai.
Numerasi juga tentang penerimaan, pengelolaan dan penerimaan komunikasi dalam bentuk kuantitatif atau pengukuran, salah satu bagiannya adalah soal berhitung, berhitung saat berbelanja, berhitung soal merumuskan masalah dan lain-lain, juga tentang pemecahan masalah dengan logika, dan banyak lagi.
Bisa dibayangkan jika generasi terus merasa sulit dalam memecahkan masalah, terutama masalah sepele seperti penerimaan komunikasi dalam bentuk pengukuran, hal ini tentu akan menghambat siswa dalam mengapai cita-cita, bahkan jika dibiarkan akan membayang-banyangi kemajuan generasi bangsa, oleh sebab itu, sudah waktunya guru dan siswa terus belajar, agar perubahan dapat wujud.
Baca Juga :
This post was published on %s = human-readable time difference 3:16 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…