Menikmati secangkir teh susu merupakan heaven bagi beberapa orang, dan begitu juga dengan saya.
Berbincang dengan orang sekitar juga merupakan vitamin jiwa, sambil menyerut teh susu hangat.
Namun apa jadinya jika kenikmatan tersebut tiba-tiba hilang hanya karena sebuah pernyataan dan respon atau jawabannya harus disimpan di hati, karena tak enak hati untuk memperjelasnya dan adanya rasa menghargai terhadap orang lain. 🤦
Pernyataan seseorang yang di sela-sela percakapan singkat mengatakan “negara ini tidak butuh orang pintar, namun butuh orang jujur”.
Kejadiannya : Tadi pagi, saya sedang asyik berbincang dengan seorang ibu rumah tangga tentang Pekan Olahraga Nasional (PON 2020) yang akan segera di laksanakan di kota Jayapura.
Tiba-tiba dua orang ibu-ibu sedang berbincang dengan seorang ibu lainnya yang sedang berdiri dekat kami dan berbincang tentang sebuah isu politik.
Awalnya, kami tidak begitu menghiraukan percakapan mereka, namun tiba-tiba kami menoleh ke seorang ibu setelah mendengar perkataannya, kami putar badan dan langsung pulang ke rumah masing-masing.
Jawab yah!.
Siapa diantara pembaca setia Delyana Blog yang sependapat dengan pernyataan bahwa negara ini tidak butuh orang pintar, tetapi butuh orang jujur?.
Apa alasan anda hingga setuju dengan anggapan bahwa negara ini butuh orang jujur, bukan orang pintar?.
Serius…….
Saya merasa lucu dengan statement itu, namun saya tetap menghargai pendapat anda jika anda setuju dengan pernyataan itu.
Namun, izinkan saya memberikan alasan mengapa saya menentang pernyataan demikian.
Dalam keadaan marah, kecewa atau putus asa, siapa saja dapat mengeluarkan pendapat atau opininya, khusunya pendapat yang melawan opini publik.
Namun tentu harus ada pertimbangan dan penjelasan yang logis, agar mudah diterima oleh orang lain.
Entah apa penyebabnya beberpa orang berpendapat bahwa negera ini tidak butuh orang pintar namun butuh orang jujur.
Mungkin ini salah satu penyebab banyak siswa yang sudah kehilangan semangat belajar.🤦
Apakah kita sadar bahwa orang yang pintar akan melahirkan orang yang jujur dan berintegritas tinggi.
Orang yang pintar akan menghasilkan sesuatu yang hebat dari pada orang yang hanya bermodal jujur.
Orang jujur cendrung dibodohi karena kepolosan dan kebaikannya.
Jujur dan pintar adalah dua hal yang seyogyanya dimiliki oleh semua orang, agar pembodohan tidak terjadi.
Saya harap semua orang akan tetap terus belajar, agar menjadi orang pintar, hebat, jujur dan bermartabat.
Baca Juga :
Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris
This post was published on %s = human-readable time difference 7:41 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…