Semalam saya menonton salah satu kejadian yang dialami oleh seorang anak muda yang hendak pulang ke rumahnya.
Diperjalanan dia dipalak oleh orang yang tinggal tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Tak tanggung- tanggung, si pemalak memintanya untuk menyerahkan semua gajinya yang dia pegang saat itu.
Karena ingin mempertahankan haknya, mereka saling tarik menarik dan tak diduga, si pemalak pemukulnya dengan sebuah balok besar.
Sesampai di rumah, dia bersedih dan sekaligus heran, mengapa orang tersebut tau jika dia sedang membawa uang dalam jumlah banyak?.
Saat dia melaporkan kejadian yang menimpanya di salah satu kantor polisi terdekat, barulah dia sadar bahwa si pemalak yang telah membawa kabur uangnya mendapatkan informasi tentang dirinya dari seorang teman curhatnya.
Setiap dia mengalami masalah atau mendapatkan hal yang menggembirakan, dia selalu menyampaikan dan meminta saran kepada salah satu temannya yang dia anggap baik.
Dengan kata lain, dia sangat nyaman dengan teman sebayanya tersebut hingga hal yang tidak pentingpun dia sering ceritakan.
Tanpa dia ketahui ternyata temanya bukanlah orang yang tepat untuk ditempati curhat dan bertukar pikiran.
Inti dari cerita ini adalah dia telah salah memilih teman curhat.
Dia merasa selama ini telah mendapatkan teman yang care dan respect akan dirinya, namun ternyata kebalikannya.
Nah, saya menekankan teman curhat tempat meminta masukkan, atau kata lain konselor.
Bicara konselor hampir sama dengan seorang konsultan, dimana jika seseorang ingin membangun sebuah rumah/gedung, hal terbaik dilakukan adalah meminta pendapat seorang konsultan yang mengetahui kondisi tanah, bentuk bangunan bahan bangunan dan lain-lain.
Dalam kegiatan belajar mengajar, terkadang guru memilih salah satu siswa sebagai tutor sebaya untuk membantu teman kelasnya yang dianggap kesulitan dalam belajar.
Konselor Sebaya Itu Apa?.
Menurut kla.id konselor adalah individu yang memberikan bantuan kepada orang lain yang sebaya agar dapat mengatasi masalahnya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konser sebaya adalah bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang seumuran yang tujuannya untuk membantu, memahami, menasehati, mengarahkan, mengaktualisasi diri, menjadi jembatan dan menjadi pendengar yang baik.
Apakah Konselor Sebaya Diperlukan?.
Setelah saya mendengarkan kesaksian anak muda yang malang tersebut saya berfikir konselor sebaya tak penting lagi, karena tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik.
Tak banyak orang yang suka memanfaatkan keadaan seseorang untuk menjatuhkan orang lain, karena iri atau penyakit jiwa bawaan dan lain-lain.
Namun setelah saya pertimbangkan, konselor sebaya itu penting, bahkan menjadi konselor juga sangat berguna, secara tidak langsung kita bisa membantu orang lain (dapat pahala), dan bisa membantu orang lain keluar dari masalah hidupnya.
Menjadi seorang konselor sebaya tidak harus menjadi orang yang profesional (non profesional), cukup dengan menggunakan pengalaman, cinta dan berdasarkan iman.
Namun mempercayai seorang konselor bukanlah hal yang mudah, karena jika salah pilih, maka akan hancur.
Tak jarang seorang yang terjerumus dalam pergaulan bebas karena mengikuti ajakan, rayuan, nasehat teman sebaya.
Kasus seperti ini bukan rahasia umum lagi bahwa teman yang dipercayai mengajak temannya untuk melakukan hal yang salah.
Terkadang pengaruh teman jauh lebih kuat dari pada handil keluarga, maka memilih konselor sebaya dengan baik perlu menggunakan akal sehat.
Macam -Macam Konselor Sebaya
Setelah googling, saya mendapatkan hasil bahwa ada banyak macam konselor sebaya, yaitu:
Apakah Konselor Sebaya Lebih Efektif Daripada Psikolog?
Jika berbicara mana yang lebih bagus, saya fikir dua-duanya memiliki kelebihan.
Psikolog bisa dikatakan profesional karena memiliki latar belakang pendidikan yang terarah dan memperlajarinya secara terus menerus. Sedang Konselor Sebaya hanya mendapatkan ilmu dari pengalaman dan rasa sayang kepada temannya.
Namun, terkadang siswa atau mungkin juga mahasiswa lebih memilih Konselor Sebaya daripada psikolog, jika dihadapkan pada sebuah masalah dengan alasan :
Sejatinya seberat apapun masalah yang dihadapi, setiap individu, setiap siswa perlu belajar menjadi konselor bagi diri sendiri, lalu bagi orang lain.
Demikianlah penjelasan singkat tentang konselor sebaya, saya harap ini bermanfaat.
This post was published on %s = human-readable time difference 10:52 am
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…