Melihat masalah autentik di dalam kelas pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar adalah hal yang patut untuk disorot. Bagaimana tidak, kegiatan seperti ini tidak hanya terjadi sekali, namun berulang-ulang kali yang menyebabkan kredibilitas Guru dipertanyakan.
Siswa mengambar saat Guru menjelaskan materi ajar merupakan salah satu masalah pembelajaran bagi Guru dan kesalahan bagi siswa.
Ini terjadi sebelum Covid-19 hadir di dunia dan memporakporandakan perekonomian dan pendidikan di dunia, khususnya di Indonesia.
Masa dimana siswa kerab melakukan kenakalan kecil hingga kenakalan yang membuat Guru harus menarik urat leher atau menarik nafas panjang.
Masa dimana Guru kerab memberikan tugas kepada siswa (i) dan Guru mengikuti kegiatan lain di sekolah, seperti rapat dan membuat administrasi sekolah.
Pada saat itu, masalah pembelajaran kerab terjadi, sehingga terkadang Guru dan siswa berfikir tentang libur sekolah yang panjang.
Karena harapan impian itu telah terwujud dengan hadirnya Covid-19. Walau tidak benar-benar libur, karena study from home, namun suasana kelas dan masalah yang kerab muncul di kelas telah tergantikan dengan masalah baru.
Masalah dengan minat belajar siswa semakin menurun drastis dengan alasan belajar dari rumah terasa sulit, karena siswa sudah terbiasa berinteraksi langsung dengan Guru.
Pengalaman sewaktu mengajar menggunakan salah satu platform atau aplikasi mengajar secara virtual hampir sama, dimana pada saat menjelaskan materi, tak jarang siswa mematikan kamera sambil bermain game online, dan yang tak jarang mereka lakukan adalah menggambar.
Mayoritas siswa suka menggambar daripada menulis. ini adalah fakta yang tak bisa dielakkan. Menggambar adalah kegiatan yang membentuk imaginasi. Masalah, harapan dan situasi perasaan siswa pada saat sedang belajar mereka ekspressikan melalui gambar.
Sebenarnya kegiatan ini baik, namun salah hanya tempat dan waktu. Keadaan dimana siswa harus belajar, namun mereka alihkan dengan berimajinasi melalui gambar dan mengabaikan penjelasan Guru pada saat mengajar secara virtual.
Jika dikatakan “ini kesalahan Guru, karena mengajar materi yang tidak menyenangkan sehingga siswa (i) tidak fokus”. Tentu pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena kembali lagi bahwa minat belajar siswa menurun, Begitupun pada saat masih belajar tatap muka.
Masalah. Tepatnya ini adalah satu diantara sekian masalah dalam pembelajaran secara tatap muka dan virtual.
Orang bijak mengatakan “ilmu yang sejati, seperti barang berharga lainnya, tidak bisa diperoleh dengan mudah. Ia harus diusahakan, dipelajari, dipikirkan dan lebih dari itu, harus disertai doa”.
Dalam hal ini Guru terus berupaya melakukan yang terbaik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan selalu meng-upgrade ilmu dan siswa dapat memahami akan pentingnya menyiapkan diri sejak dini dengan giat belajar.
Ini menjadi refleksi bagi Guru dan siswa untuk memperbaiki diri, agar saling memiliki, menghargai satu sama lain, agar terbentuk suatu kesatuan hingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Baca Juga :
Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok
Facebook Delyana Tonapa
This post was published on %s = human-readable time difference 9:33 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…