Pandemi Menyebabkan Siswa Sulit Belajar? Alasan Klasik!

Sumber Gambar : pixabay.com

Jika ada niat, apapun kondisinya akan tetap dilakukan. Sekalipun sedang berada di tengah hutan, di tempat pengungsian atau sedang memasak, jualan, mencari kayu bakar, belajar akan tetap dilakukan.

Kembali lagi pada istilah

  • Belajarlah sepanjang hayat.
  • Segala sesuatu yang ada di sekitar kita adalah guru kita.

Belajar tidak harus di ruang kelas, tidak harus selalu di sekolah, tidak harus selalu dalam keadaan nyaman atau pada saat dihadapkan dengan buku, polpen, laptop atau fasilitas lengkap lainnya.

Belajar bisa dilakukan dimanapun, kapanpun dan dengan SIAPAPUN.

Belajar tidak harus selalu materi pelajaran yang berasal dari Guru, kalaupun bersumber dari Guru, tidak harus itu saja, bisa menggunakan media lain sebagai referensi.

Berada disekitar orang yang dianggap bukan siapa-siapa juga bisa belajar, minimal mempelajari pelajaran hidup yang terkadang tidak didapatkan di sekolah atau dari buku cetak.

Keadaan dimana learning loss sedang difikirkan. Study from home ternyata membuat siswa kehilangan arah, dalam hal ini semangat belajar. Mereka cendrung putus asa jika sudah menemukan kesulitan dalam mencari jawaban akan tugas sekolah.

Hal ini tentu mempengaruhi nilai dan kemampuan siswa. Masalah dapat dibuktikan dengan minimnya ilmu yang mereka dapatkan pada saat SFH.

Tapi, Selama Pandemi, Kami Sekeluarga Sibuk Cari Nafkah.

Pernyataan ini sering dilontarkan oleh anak-anak muda untuk membenarkan keadaannya.

Sebenarnya, membantu orangtua mencari nafkah tidak salah, namun bukan berarti karena ORANGTUA anak/siswa tidak harus belajar.

Istilahnya begini “Selama Pandemi, apapun bebas asal tidak melanggar protokol kesehatan”.

Apakah ini benar?, jadi karena Pandemi maka tak ada ilmu, keterampilan yang diketahui?.

Ini salah total. Keadaan sudah mulai dimanfaatkan bermalas-malasan untuk belajar. Melakukan kegiatan di luar rumah jauh lebih menyenangkan daripada di rumah dengan alasan “jenuh berada di rumah secara terus-menerus dan atau stress berada di rumah dalam waktu lama”. Mungkin inikah salah satu penyebab jumlah kasus Covid-19 terus bertambah hingga hari ini 09 Juli 2021?

Rindu Ingin Bertemu Teman

Alasan ini sepenuhnya tidak salah, namun pemahaman anak akan hadirnya Virus Civid-19 tidak sepenuhnya mereka mengerti. Dengan melihat berita bahwa virus tersebut tidak berbahaya atau aman bagi anak muda, karena imun tubuh yang masih kuat membuat mereka acuh dengan keadaan, termasuk kepada orang disekitar mereka.

Memberikan edukasi akan pentingnya menjaga jarak ternyata tidak semuah membalikkan telapak tangan. Kerinduan bertemu dengan teman mereka secara langsung tak bisa dihindari, dan hal ini yang terkadang membuat mereka malas untuk belajar.

Belajar Kelompok

Meminta bantuan teman untuk belajar atau belajar bersama-sama teman dalam bentuk team akan hal yang belum diketahui termasuk pekerjaan sekolah adalah hal yang lumrah, namun mengutamakan protokol sangatlah penting.

Yang jadi masalah adalah kerja kelompok digunakan sebagai alasan untuk keluar rumah, parahnya berkumpul dengan kelompok tidak digunakan untuk kerja tugas, tetapi melakukan hal yang menyenangkan seperti ngobrol, bermain sepak bola, jalan-jalan dan kegiatan lainnya.

Peran Orangtua Selama Pandemi

Gong dari sikap siswa yang sudah mulai malas belajar adalah peran Orangtua.

Yah, disadari bahwa terkadang Orangtua kehabisan akal untuk membuat anak mereka berada di rumah hingga waktu yang tidak ditentukan, terkadang juga Orangta tidak memiliki waktu lebih untuk mengkawal anak mereka berada di rumah terus atau alasan lainnya.

Menghandalkan batuan Guru untuk mengawasi dan memotivasi siswa (i) secara langsung terasa sulit karena faktor keadaan, namun apapun itu, dengan melihat keadaan siswa (i) (anak)saat ini yang tidak mengutamakan belajar lagi, dikwatirkankwalitas mereka akan menurun sehingga generasi sekarang yang di sebut generasi Corona akan kesulitan di masa depan.

Hal ini mungkin terjadi karena mereka tidak lagi memiliki waktu untuk membiasakan diri mempelajari hal baru, bekal mereka kurang sehingga peluang kerja atau kreativitas dan keterampilan tidak akan maksimal dimiliki.

Apakah hal ini perlu dibiarkan? tentu tidak. Sikap tegas atau bahkan sikap keras Orangtua sangat dibutuhkan.

Baca Juga :

  1. Mengapa mama-mama semakin pintar selama Pandemi?
  2. Galau karena kelamaan belajar dari rumah, Nih tipsnya
  3. Mengapa siswa harus disiplin
  4. Ingin tetap eksis setelah masa transisi? jauhi kebiasaan buruk ini

This post was published on %s = human-readable time difference 6:50 pm

Delyana Tonapa

I am Delyana

Recent Posts

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…

6 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pengelolaan Sumber Daya

Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…

4 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…

24 Oktober 2024

Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan

Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…

22 Oktober 2024

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…

6 Oktober 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…

6 Oktober 2024