Categories: Guru

Pembelajaran Abad 21 Tidak Hanya Berpatokan Pada Alat Mengajar.

Sumber Gambar : pixabay.com

Abad 21 adalah abad teknologi informasi, dimana abad ini orang-orang mulai meninggalkan era industri. Para tokoh seperti Alvin Toffler sudah pernah menjelaskan hal ini, namun banyak yang menolak pendapat tersebut, lalu bagaimana dengan bukti yang terjadi saat ini, bukankah teknologi informasi telah mendominasi dunia?

Berbicara tentang perubahan memang agak sulit, karena tidak sedikit orang mau menolaknya, bahkan penolakan-penolakan dari berbagai kalangan sering terjadi, yang pada intinya tidak mau maju, karena merasa sudah berada di zona aman.

Seperti yang kita ketahui bahwa connectivity atau penghubung  telah menghubungkan mesin dengan mesin, manusia dengan manusia, menjadi saling kenal, hingga bisa saling berkomunikasi, bekerja sama, walau tidak pernah saling bertatap muka secara langsung.

Mau tidak mau, siap tidak siap, Guru harus siap menghadapi perubahan ini. Guru yang bergenerasi X beradaptasi dengan Guru Milenial agar mampu menghadapi siswa (i) Generasi Z dan Generasi Alpha yang sangat lengket dengan informasi yang mereka dapatkan dari gadget, seperti dari laptop, Tablet, smartphone.

Peran Guru dalam proses pembelajaran sangat penting, dengan kata lain, Guru adalah role model. maksudnya adalah Guru sebagai contoh dalam penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran, agar materi yang diajarkan bisa lebih menyenangkan bagi siswa (i), karena mereka suka dengan teknologi.

Pembelajaran Abad 21 Tidak Berpatokan Pada Alat, Tetapi Berfikir.

Pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang tujuannya untuk mengimbangi karakterisrik siswa yang lebih dominan aktif dan kreatif. pembelajaran ini ditandai dengan adanya kerja sama, komunikasi, berfikir kritis dan kreatif.

Kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa (i) dibangun dengan menerapkan Taxonomi, seperti yang disampaikan oleh Benyamin bloom tahun 1956 yang telah direvisi tahun 2001. Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah yaitu Kognitif, afektif dan psikomotor.

Dari pembagian ini dapat dilihat bahwa, kemampuan siswa dapat dibagun dengan berfikir, bukan dengan berpatokan pada alat saja seperti gadget. Apalah artinya jika fasilitas lengkap untuk dipakai belajar, namun minta siswa (i) untuk belajar dan mencipta minim.

Ada banyak pekerjaan rumah yang Guru harus fikirkan agar pembelajaran dapat diterima baik oleh siswa (i). Jika mereka sudah menerimanya, maka alat akan dapat digunakan bahkan dapat dikembangkan oleh siswa (i) secara kreatif.

Dari tiga ranah yang dibahas sebelumnya, ranah kognitive (Cognitive Domain) adalah salah satu tolak ukur yang dapat digunakan Guru dalam pembelajaran , agar menghasilkan siswa yang dapat berfikir kritis dan kreatif, mulai dari menghafal,mengerti, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi dan mencipta.

Untuk bisa bersaing secara global, tentu siswa (i) ditargertkan dapat berfikir tingkat tinggi (High order thingking). Dimulai dari menganalisa, contoh jika siswa (i) dihadapkan dengan sebuah teks bacaan, maka siswa (i) diharapkan bisa menguraikan, mengorganisir dan menemukan pesan tersirat dalam teks.

Mengevaluasi, contoh jika siswa (i) diminta untuk mengecek pekerjaan team lain, dimana siswa (i) diminta untuk mampu memerikasa, menguji fakta konsep dari yang sebenarnya dan mengkritisi. Tentu pada bagian akhir ini Guru berperan sebagai fasilitator untuk mengerti cara menyampaikan sesuatu yang dikritisi secara baik dan benar.

Terakhir adalah mencipta, dari semua kegiatan yang sudah dilewati siswa (i) diminta untuk mencipta. Mulai dari menggeneralisasi, merencanakan lalu memproduksi (untuk sekolah jurusan), namun jika dihadapkan dengan pelajaran bahasa, maka siswa (i) diharapkan mampu membuat teks, membuat dialogue dan sebagainya.

Dalam kondisi sesulit apapun, teknologi tetap bergerak maju. Siapa yang menyiapkan dirinya dengan bekal hidup dan bekal ilmu yang baik, maka dia tidak akan tergeser atau tidak akan menjadi seorang terbelakang yang hanya bisa mengkritisasi, tanpatidak  bisa menghasilkan.

 

 

 

This post was published on %s = human-readable time difference 7:01 pm

Delyana Tonapa

I am Delyana

Recent Posts

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…

6 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pengelolaan Sumber Daya

Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…

4 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…

24 Oktober 2024

Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan

Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…

22 Oktober 2024

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…

6 Oktober 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…

6 Oktober 2024