Categories: Guru

Penilaian Tingkat Keberhasilan Guru

Sumber Gambar : pixabay.com

Menjadi seorang Guru harus melewati tahap-tahap yang tidak mudah, selain harus memiliki izasah strata satu (S1), juga harus memiliki sertifikat pendidik yang semua itu membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Belum lagi, jika ingin lulus sertifikasi sebagai Guru profesional untuk mendapatkan tunjangan profesi, Guru harus mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) selama hampir satu bulan dan Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk guru honor berlangsung selama satu tahun, itupun jika memenuhi kriteria untuk lulus, jika tidak, maka Guru harus mengulanginya kembali.

Pada saat sudah menjadi Guru, Guru akan berupaya untuk menjadi profesional, dimana Guru profesional adalah Guru yang memiliki kemampuan tinggi dalam memahami dan mengelabobasikan materi serta bertanggung jawab penuh atas tugas sebagai seorang pendidik.

Tugas Guru adalah mendidik, melatih dan mengajar. Mendidik siswa (i) untuk menanamkan  norma-norma kehidupan sekaligus menjadi role model dan motivator, sehingga mereka memiliki bekal hidup. Melatih siswa (i) adalah untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar memiliki keterampilan. Mengajar siswa (i) adalah membimbing siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Hal serupa juga tertuang dalam  Permenpan dan RB no.16 tugas pokok Guru adalah menyusun program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran, melaksanakan evaluasi pembelajaran dan melakukan analisis dan tindak lanjut hasil pembelajaran,

Setelah Guru melaksanakan tugas dengan baik, maka akan ada penilaian, penilaian untuk mengukur seberapa profesionalnya seorang Guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Ada banyak tolak ukur untuk menentukan keberhasilan seorang Guru, yaitu berdasarkan sikap dan perilaku anak-anak siswa (i), berdasarkan rancangan pembelajaran yang tertuang dalam Perangkat Pengajaran, berdasarkan cara mengimplementasikan hasil rancanagan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), dan berdasarkan pelaksanaan penilaian.

Namun, ada juga tolak ukur untuk menentukan penilaian tingkat  keberhasilan seorang Guru, yaitu:

  1. Seberapa Banyak Siswa Bisa Memahami Materi yang Diajarkan. Sangat tidak asing pernyataan siswa demikian “bapak/ibu itu pintar, selalu juara, lulusan magister dan sukses dalam usahanya, namun saya tidak mengerti jika dia menjelaskan materi” Banyak orang bisa menjadi Guru, tetapi sedikit orang yang memiliki keterampilan mengajar dengan baik. Memperoleh banyak ilmu dari berbagai sumber, bukan berarti sudah memiliki keterampilan mengajar. Guru yang berhasil adalah Guru yang mampu membuat mayoritas siswa (i) mengerti pada saat materi diajarkan.
  2. Seberapa Banyak Siswa yang Mendapatkan Nilai Diatas Standar. Tingkat keberhasilan Guru dapat dilihat dari seberapa banyak siswa yang mendapatkan nilai diatas standar. Jika lebih banyak yang tidak lulus atau tidak mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) berarti Guru tidak berhasil.
  3. Seberapa Besarnya Kesabaran Guru Membimbing Siswa (i) yang Bermasalah. Tidak sedikit Guru mengeluhkan tentang kenakalan siswa (i), ada siswa yang malas mengikuti pelajaran karena faktor lingkungan atau faktor keluarga, ada siswa yang selalu menggangu temannya pada saat sedang belajar, ada siswa yang suka mengabaikan penjelasan Guru, dan lain-lain. Guru yang berhasil adalah Guru yang mampu membuat siswa (i) bermasalah menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga kebiasaan buruknya bisa sedikit demi sedikit berubah. Mengharapkan siswa (i) cepat berubah memang sukar, karena karakter memang tidak mudah dirubah secara instant, diperlukan waktu agar mereka bisa sadar, namun yang terpenting adalah mereka tetap mengikuti pelajaran walau hasilnya belum terlalu memuaskan. Perlu disadari bahwa siswa memang nakal jika tidak nakal berarti bukan siswa namanya, maka disitulah tugas Guru untuk membimbing, mendidik bukan hanya memberikan nilai kurang.  Jika guru sudah menemui jalan buntu  dan siswa bermasalah tidak bisa ditolerir, maka Guru bisa melakukan koordinasi agar siswa (i) tersebut ditindaklanjuti melalui prosedur sekolah.

Hal sama juga terjadi kepada para pekerja lainnya, jika pemasukan dalam sebuah kantor atau perusahaan minim atau menurun, berarti mereka kurang atau tidak berhasil sebagai pekerja yang profesional, begitupun dengan Guru, jika banyak siswa tidak naik kelas, maka Guru dan wali kelas gagal, jika banyak siswa yang tidak lulus sekolah berarti sekolah (Guru-Guru dan Pimpinan) dianggap tidak berhasil.

This post was published on %s = human-readable time difference 7:33 am

Delyana Tonapa

I am Delyana

Recent Posts

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…

6 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pengelolaan Sumber Daya

Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…

4 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…

24 Oktober 2024

Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan

Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…

22 Oktober 2024

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…

6 Oktober 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…

6 Oktober 2024