Polemik yang masih mengemuka saat ini adalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tak tanggung-tanggung, hal ini sedikit mempengaruhi kinerja Guru dalam mengajar secara daring (dalam jaringan).
Awalnya, keluhan banyak bersumber dari Orangtua tentang keterbatasan paket kuota. Sebelumnya, masalah ini sudah diberikan solusnya agar mengarahkan siswa (i), supaya menggunakannya secara bijak dan efisien pake kuota yang disediakan Orangtua mereka, namun mungkin karena mereka masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga saran dari berbagai pihak tidak begitu diindahkan.
Tapi tak bisa dipungkiri, jika tidak sedikit diatara mereka yang memang tidak memiliki fasilitas sama sekali, terkecuali meminjam smartphone salah seorang family, teman dan atau tetanggahanya untuk melihat tugas dan memotret hasil pekerjaan yang mereka telah kerjakan dibuku tulis.
Hal demikian patut diacungi jempol, karena mereka tetap memiliki inisiatif untuk belajar dan mengumpulkan tugas, walau tidak semua pekerjaan mereka seutuhnya benar, namun minimal PJJ ini bisa terlaksana karena ada interaksi dari siswa (i).
Melihat hal ini, pemerintah tidak tinggal diam, salah satu operator besar di Indonesia yaitu Telkomsel memberikan kebijakan kepada seluruh siswa (i) di seluruh tanah air dengan meringankan biaya paket kuota sebesar 10 GB, cuman dengan harga Rp.10. Isn’t it fantastic?.
Seluruh siswa (i) di Indonesia tentu sangat bersuka cita karena kemudahan ini. awalnya, beberapa saran yang diberikan kepada Pemerintah daerah untuk mengatasi hal ini, dan karena keseriusan, hal ini bisa terwujud dan bahkan lebih dari yang diharapkan.
Ada beberapa opini yang mengatakan bahwa, hal ini akan diberikan hingga akhir tahun ini, namun ada spekulasi yang mengatakan bahwa semua ini tergantung kondisi. Apa pun itu, perhatian pemerintah melalui hal ini sangat membantu Guru, Orangtua siswa dan siwwa (i) itu sendiri.
Kedepannya, Siswa (i) diharapkan lebih fokus untuk belajar dari rumah. Tidak ada alasan lagi untuk berleha-leha di rumah dengan alasan tidak ada kuota. STOP.
Kuota sudah ada, hanya upaya saja yang dibutuhkan, agar proses ini bisa berjalan dengan baik sehingga siswa (i) VI, kelas IX, dan kelas XII tidak lagi dikatakan lulusan korona. Walaupun julukan kecil itu mungkin masih ada, namun lulusan PJJ kali tahun depan adalah lulusan yang lebih hebat, karena tidak terhalang oleh paket kuota lagi.
Baca Juga :
This post was published on %s = human-readable time difference 7:14 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…