“Hukuman apa yang tidak bisa kamu lupakan pada saat masih di bangku sekolah?”.
Kembali lagi Dels. Apa kabar anda hari ini.
Saya berharap para Dels tetap prima dan produktif, yah!.
Pernahkah Dels tak sengaja ngobrol tentang masa sekolah dulu dengan kolega, relatif atau mungkin tetangga?.
Kalau pernah, bahas tentang apa?,
Opss, let me guess!.
Nanya pelajaran yang tidak disukai, yah? (jangan bilang pelajaran bahasa Inggris dan matematika) 🤦,
atau nanya kebiasaan bolos?,
atau nanya tentang mantan di sekolah dulu?,
atau nanya tentang pernah kerjain Guru?
or bahas tentang Guru galak?.
Yah, itu sudah menjadi trend jika membuka masa lalu tentang masa sekolah pasti pertanyaanya berkutat di situ.😀😀😀
Tapi it’s ok, itu tandanya kalian masih kangen sekolah kalian dulu, dan para Guru kalian pasti senang jika demikian.
Well Dels, pernah baca ini?
“Masa lalu itu adalah hal di mana kita bisa kembali atau hal di mana kita bisa melupakan.”
Ini adalah salah satu kalimat motivasi tentang masa lalu yang bisa di jadikan pegangan hidup.
Tak sedikit orang berkata bahwa lupakan masa lalu dan majulah untuk masa depan, tetapi jika mengingat masa lalu saat masih di bangku sekolah, khususnya bangku SMA/SMK, saya fikir sangat susah untuk dilupakan seutuhnya.
Mengapa demikian?
Karena masa SMA/SMK datangnya hanya sekali, masa dimana rata siswa (i) berumur 15 – 18 tahun, pada umur ini, siswa sudah mulai membangun identitas diri.
Masa ini merupakan masa transisi untuk mencapai usia dewasa. Dikutip dari Healthy Children mengkategorikan sisi psikologis menjadi dua yaitu sisi emosional dan sisi sosial.
Masa di SMA/SMK siswa (i) kerab berbuat ulah yang seolah-olah tidak ingin dipegang atau diatur. Mereka lebih memilih mengikuti kata hati yang sebenarnya mereka belum faham seutuhnya dan mendahulukan pertemanan.
Hal seperti ini yang kerab membuat siswa melakukan pelanggaran di sekolah, seperti tentang pekerjaan rumah, tugas rutin kelas, jadwal kerja bengkel dan lain – lain.
Bahkan tak sedikit siswa mudah terprovokasi untuk melakukan hal yang membuat tanduk Guru berdiri yang mengakibatkan mereka memilih untuk telat masuk kelas hingga bolos sekolah.
Terkadang kejadian seperti ini membuat Guru mengambil tindakan untuk mendisiplinkan mereka, sehingga ganjaran yang terasa berat atau menjijikkan bagi siswa terpaksa mereka lakukan.
Ada banyak hukuman yang tujuannya mendisiplinkan siswa (i), seperti mengangkat sampah, berlari memutari lapangan, menulis satu buku tentang perjanjian tidak akan mengulangi kesalahan lagi, hingga membersihkan kloset siswa.
Dari beberapa hukuman tersebut ada hukuman yang sering diingat alumni atau bahasa sekarang viral, seperti:
Masih banyak ganjaran yang sering siswa super aktif dapatkan di sekolah, namun setelah lulus sekolah mereka menjadikannya lelucon yang mengocak perut mereka.
Hendaknya melupakan pengalaman sekolah tidak perlu seutuhnya, namun dijadikan hiburan atau penyemangat untuk meraih cita-cita dan impian.
Pada dasarnya, Guru tidak ingin memberikan ganjaran kepada siswa yang melakukan pelanggaran, namun untuk memberikan didikan, agar siswa tau kesalahannya, terpaksa Guru harus melakukannya.
Baca Juga :
Jangan lupa kunjungi dan subscribe Del Channel Ok.
This post was published on %s = human-readable time difference 1:59 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…