Istilah “New Normal” sedang digembar-gemborkan selama hampir satu bulan ini. Bagaimana tidak, korban terus bertambah, pada hal Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya secara optimal untuk menghentikan penyebaran Covid-19, tetapi penyebarannya tetap saja meningkat.
Dengan melihat faktor kemanusiaan, dimana banyak pekerja diberhentikan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan faktor perekonomian, dimana keuangan negara mengalami defisit, maka Pemerintah berani mengambil keputusan tersebut. Hal ini mendorong pemerintah untuk terus berupaya dengan mengambil kebijakan agar masyarakat tetap bekerja dan menghasilkan, namun tetap melaksanakan protokol pencegaha Covid-19.
Sejak di keluarkan kebijakan tersebut, beberapa perusahaan-perusahaan, kantor-kantor kembali menggulung lengan baju untuk mengais rezeki dengan melakukan beberapa hal baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Sebagai contoh, pegawai biasanya bertransaksi secara lansung dengan konsumen, namun sekarang lebih banyak menggunakan pelindung diri sambil menjaga jarak.
Hal demikian juga berlaku bagi para Guru, dimana banyak hal yang harus diubah, baik dari metode mengajar, alat atau media mengajar, hingga perangkat mengajar, dalam hal ini RPP juga mengalami perubahan.
Sebelum Pandemi, beberapa peran Guru adalah berada di ruang kelas atau di sekolah untuk menjelaskan materi dengan bertatap langsung dengan siswa, namun sekarang akan banyak perubahan dimana Guru tidak harus selalu bertatap langsung dengan siswa (i).
Proses Pembelajaran menjadi gagap sejak munculnya Covid-19. Dimana Guru dan siswa tidak mempunyai persiapan yang matang untuk mengajar dan belajar dari rumah. Hanya menggunakan kemampuan seadanya seperti mayoritas Guru menggunakan aplikasi Whatsapp dan demikian juga dengan siswa (i), namun juga masih terkendala masalah paket data.
Hal tersebut menjadi crusial, karena Guru mendapatkan sorotan tentang cara penilaian siswa (i) dan cara mengajar yang dianggap tidak terlalu efektif, belum lagi tentang masalah pembayaran uang SPP yang harus dibayarkan full.
“Maju kena, mundur kena”. Jika New Normal diberlakukan, Guru akan mengajar di sekolah, Para Orangtua siswa (i) kwatir jika anak mereka tertular Covid-19 yang bersumber dari teman-teman mereka atau bahkan dari Guru-guru, namun jika mereka belajar dari rumah, alasan tentang tidak adanya fasilitas anak akan muncul, sehingga membuat Guru binggung untuk menentukan tindakan berikutnya.
Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi tantangan Guru di era New Normal, yaitu:
Sebaiknya Pandemi dijadikan sebagai momentum untuk melakukan beberapa perubahan. Sebagai contoh, Guru yang sebelumnya tidak bisa menggunakan Laptop/PC, sekaranglah waktunya untuk meluangkan waktu mempelajari hal yang dibutuhkan saja, agar kiranya pembelajaran dari rumah tetap bisa terlaksana.
Guru adalah payung utama siswa, agar mereka tetap belajar, maka saatnya untuk merapatkan barisan mempersiapkan diri menghadapi cara mengajar baru di era New Normal.
This post was published on %s = human-readable time difference 6:21 pm
Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…
Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…
Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…
Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…
Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…