Tata Tertib Sekolah Yang Susah Dipatuhi Oleh Siswa SMK.

Sumber Gambar : pixabay.com

Apa jadinya jika dunia ini tidak memilik aturan?, dan bagaimana jika sebuah sekolah tidak membuat tata tertib?.

Bisa dibayangkan akan terjadi pertikaian yang tak akan ada ujungnya.

Ada beberapa orang berharap jika dunia ini tak ada aturannya, dimana tak ada perang, tak ada harta, tak ada dan kesengajaan sosial.

Mungkin hal ini sulit terwujud, alasannya karena manusia rentan membuat kesalahan dan pelanggaran.

Manusia memiliki bermacam-macam karakter yang tak jarang menimbulkan pergesekan antar sesama.

Manusia memiliki banyak kebutuhan hidup, sehingga manusia selalu berusaha agar segala keperluan dapat tercukupkan.

Begitu juga di sekolah, sikap dan prilaku siswa (i) berbeda-beda, sehingga setiap sekolah membuat peraturan yang harus atau wajib ditaati oleh siswa (i).

Ada beberapa siswa (i) SMK tidak taat dengan peraturan atau tata tertib yang diberlakukan di sekolah, alasannya karena mereka ingin bebas dan membuat hal yang mereka anggap benar.

Ada beberapa peraturan sekolah, namun peraturan atau tata tertib sekolah yang paling susah dipatuhi oleh siswa SMK adalah peraturan yang berhubungan dengan penampilan.

Alasannya singkat, yaitu ingin tetap terlihat gaul dan modis menurut penilaian mereka.

Pemikiran mereka tidak sepenuhnya salah, usia seperti anak SMK adalah usia mencari jati diri.

Namun pendapat tersebut tidak bisa sepenuhnya diakui, karena anak sekolah seharusnya seperti anak sekolah.

Melihat tanggapan diatas, sebenarnya, seperti apa TATIB yang berhubungan dengan penampilan, yang susah dipatuhi oleh siswa (i) SMK?,  berikut penjelasannya:

  1. Jadwal Pemakaian Seragam Sekolah Dan Ketentuannya. Masalah pakaian seragam sering menjadi masalah bagi siswa (i), mereka kerab melanggar aturan ini, siswa SMK lebih cenderung menggunakan pakaian olahraga dan pakaian praktek padahal dalam seminggu sekolah sudah menjadwalkan waktu penggunaan seragam. Ada beberapa pakaian seragam SMK, yaitu seragam abu-abu, seragam pramuka, seragam batik,  seragam olahraga dan seragam pakaian praktek. Terkadang siswa datang ke sekolah menggunakan pakaian praktek, padahal pakaian praktek digunakan di jurusan jika akan praktek, begitu juga dengan pakaian olahraga, mereka kerab menggunakannya dengan alasan terasa nyaman, tidak kaku dibadan dan nampak casual. Begitu juga dengan cara menggunakan pakaian abu-abu. Siswa lebih merasa Percaya diri (PD) jika pakaian berada di luar. Mereka merasa geli jika pakaian berada di dalam.


  2. Ketentuan Rambut. Rambut adalah mahkota wanita, yah, kira-kira begitulah kata orang bijak. Tetapi perlu diingat bahwa tidak sembarangan. Siswi diwajibkan merapikan rambut dan ketentuan ukuran rambut bagi siswa tentu berbeda dengan siswi. Bagi siswa diwajibkan berukuran 2 cm. Bagi beberapa siswa, peraturan ini kurang keren, alasanya karena mereka nampak botak. Mungkin juga karena siswa terinspirasi dari aktor atau idola mereka yang memiliki model rambut, seperti model rambut aktor korea, model rambut pasukan romawi (model rambut anak punk) dan lain-lain.

Sejatinya, Sekolah adalah lembaga pendidikan sebagai tempat belajar dan berlatih agar siswa memiliki kecerdasan, keterampilan dan karakter yang baik.

Dengan menaati tata tertib sekolah, siswa dapat melatih diri untuk disiplin dan menguasai diri untuk tidak melanggar aturan.

Break the rules bukanlah kebiasaan yang baik. Seperti, takut ketahuan memiliki rambut panjang atau sedang menggunakan pakaian tidak seragam mendorong siswa untuk menjadi seorang ninja atau lompat pagar. (Jangan katakan kebiasaan ini bisa dikenang suatu saat nanti. No no no!).

Jika hal ini dibiasakan, bagaimana bisa siswa serius belajar dan berprestasi?.

Jika siswa ketahuan sedang tidak  mematuhi TATIB, guru akan melakukan pemanggilan, memberikan hukuman yang tentunya akan mengganggu waktu belajar siswa di sekolah.

Siswa juga perlu tau bahwa salah satu hal yang membedakan kalian dari orang yang tidak sekolah atau sudah lulus sekolah adalah penampilan.

Jika penampilan kalian urak-urakan, rambut tidak rapi, pakaian mencong sana sini tentu akan ada penilaian minus dari masyarakat.

Baca Juga : 

  1. Mengapa siswa harus disiplin
  2. Siswa kreatif
  3. Kekuatan kata : tolong, maaf dan terima kasih

This post was published on %s = human-readable time difference 8:38 pm

Delyana Tonapa

I am Delyana

Recent Posts

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Salam Guru Hebat Indonesia. Pada kesempatan ini, saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan…

6 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pengelolaan Sumber Daya

Salam dan bahagia bagi kita semua. Kembali lagi saya menuliskan tugas saya koneksi antar materi…

4 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan…

24 Oktober 2024

Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan

Salam hangat bagi kita semuanya. Kali ini, saya akan menampilkan hasil wawancara saya dan hasil…

22 Oktober 2024

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Salam Bahagia bagi kita semua. Saya Delyana Tonapa, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Jayapura.…

6 Oktober 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  Tak terasa, saya dan CGP angkatan 11 telah sampai pada modul 2.3 Coaching untuk…

6 Oktober 2024