Koneksi Antar Materi Modul 3.1
Membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan siswa berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan integritas sekolah dan nilai-nilai yang ditaati, serta menjadi contoh bagi seluruh warga sekolah.
Guru berperan dalam membentuk karakter dengan menaati nilai-nilai kebajikan universal dan memperhatikan kebutuhan setiap peserta didik. maksudnya bahwa pendidikan adalah seni untuk membentuk perilaku etis pada manusia, sebagaimana dikatakan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel.
Berikut pemaparan saya terkait pemaparan dari pertanyaan yang diberikan:
Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan Filosofi Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap Triloka, yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodho” (pemimpin memberikan teladan), “Ing Madya Mangunkarsa” (pemimpin memberikan semangat dari tengah), dan “Tut Wuri Handayani” (pemimpin mendukung dari belakang), adalah dasar pendidikan di Indonesia. Filosofi ini saya jadikan pedoman dalam setiap pengambilan keputusan yang berpihak pada siswa, agar saya bisa mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan menjadi manusia yang sebaik-baiknya.
Pembelajaran yang berfokus pada siswa sesuai dengan kodrat alam dan zaman, peserta didik juga berkontribusi pada pengembangan budaya positif di sekolah. Selain itu, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab terhadap siswa juga penting.
Guru harus menjadi teladan dalam setiap keputusan yang diambil, menunjukkan usaha keras dalam menjalankan Filosofi Pratap Triloka, terutama dalam membantu siswa untuk dapat membuat keputusan secara mandiri dan bertanggung jawab. Guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa menuju kebahagiaan, sesuai dengan filosofi “Tut Wuri Handayani.”
Bagaimana nilai – nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip – prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang mempengaruhi prinsip-prinsip yang diambil saat membuat keputusan. Dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial mendukung sikap “Tut Wuri Handayani.” Seorang pendidik dapat memberikan dukungan moril kepada seluruh warga sekolah dengan menerapkan nilai-nilai ini.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkan ada pertanyaan – pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal – hal ini terntunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya.
Keterampilan coaching yang diterapkan membantu dalam pengambilan keputusan. Seorang coach harus mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memprediksi hasil dan melihat berbagai pilihan solusi untuk menghadapi masalah, sehingga keputusan dapat diambil. Menggunakan model TIRTA dan mendenganrkan dengan RASA, yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar, menuntut guru memiliki keterampilan coaching.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Dengan memiliki aspek sosial dan emosional seseorang guru dapat menumbuhkan empati dan simpati dengan simpati dan empati, guru dapat merasakan perasaan tersembunyi siswa, sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana saat mengambil Keputusan.
Seperti yang dijelaskan dalam empat paradigma (individu vs masyarakat, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang), tiga prinsip (berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, berbasis rasa peduli), serta dilakukan melalui sembilan langkah, Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus bertindak berdasarkan kepentingan siswa dan mempertimbangkan banyak hal yang berlandaskan etika dan kebajikan,
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika mengasah empati dan simpati guru. Guru yang biasa berlatih membahas dan menelaah kasus-kaus diharapkan mampu mengidentifikasi dan memetakan dilema etika, sehingga dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran menjadi lebih bijak yang mengutamakan kepentingan siswa yang mengacu pada nilai Kebajikan.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Keputusan yang benar berdampak pada lingkungan yang baik atau kondusif, karena keputusan tersebut sejalan dengan nilai-nilai kebajikan yang berpihak pada siswa dan dapat dipertanggungjawabkan.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Pengambilan keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, dan pemilihan prinsip disesuaikan dengan situasi yang ada. Tantangan dalam pengambilan keputusan terkait kasus dilema etika harus memikirkan dampaknya yang kemungkinan akan terjadi.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan siswa-siswa kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi siswa kita yang berbeda-beda?
Memerdekakan siswa memerlukan pembelajaran berdiferensiasi, agar potensi setiap siswa dapat dikembangkan secara maksimal. Keputusan pengajaran dirancang agar berpihak pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu mengembangkan bakat dan minat siswa. Model pembelajaran berdiferensiasi memfasilitasi kebutuhan siswa sesuai dengan bakat dan keahliannya.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan siswa-siswanya?
Keputusan seorang pemimpin pembelajaran memiliki dampak jangka panjang maupun pendek bagi siswa. Oleh karena itu, pengambilan keputusan harus dilakukan dengan analisis dan pengujian yang mendalam agar keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan dengan modul-modul sebelumnya?
Pengambilan keputusan memerlukan kesadaran penuh, baik sosial maupun emosional, sehingga keputusan yang diambil bukan berdasarkan emosi diri, tetapi kesadaran diri penuh.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Modul 3.1 membantu saya dalam membedakan antara dilema etika dan bujukan moral, serta memberikan panduan dalam pengambilan keputusan yang lebih terstruktur melalui paradigma, prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, biasanya dalam pengambilan keputusan yang saya lakukan tanpa struktur yang jelas. Setelah mempelajari modul ini, pengambilan keputusan yang saya lakukan menjadi lebih terukur dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan banyak faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah mempelajari konsep ini, pengambilan keputusan dilakukan dengan memperhatikan paradigma, prinsip, dan sembilan langkah, sehingga keputusan yang diambil berpihak pada siswa, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya, materi pada modul 3.1 sangat penting dalam menghasilkan kebijakan-kebijakan baru yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil melalui sembilan langkah, empat paradigma, dan tiga prinsip dapat diuji melalui tiga uji yaitu Uji Intuisi, Uji Publikasi, dan Uji Panutan/Idola, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih akurat dan bertanggung jawab.
Baca Juga :