Mengenal Proofreading Dalam Dunia Tulis.
Tepat pukul 19.00 WIT pertemuan ke 12 KBMN 28 di mulai dengan tema proofreding. Sang moderator adalah ibu Helwiyah, S.Pd, M.M atau kerab dipanggil ibu Ewi, yang merupakan jebolan KBMN dan narasumber adalah Bpk Susanto, S.Pd.
Sambil menunggu pemateri, Ibu Ewi memberikan motivasi, yaitu
Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis. Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan. Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan. Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan, maka, ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis, agar banyak orang yang dapat membacanya.
Abadi dalam bentuk kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.Bagaimana caranya?. Bergabung dengan para pegiat literasi, salah satunya di KBMN.
Hal ini membuat saya tersadar bahwa betapa pentingnya hasil tulisan saya di blog ini dibukukan, dan yah, sedang OTW.
Narasumber membagikan materinya and here we go.
Defenisi Proofreading
Proofreading adalah tahap akhir dari proses editorial yang tujuannya adalah untuk menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, perancang buku, editora atai formatter. Hal serupa juga menurut uptbahasa bahwa Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalaha-kesalahan
mendasar lainnya.
Cara Mengatasi Kesalahan Dalam Menulis
Terkadang saya sering melakukan kesalahan dalam menulis dan yang paling sering saya lakukan adalah menulis ketidaksempurnaan ejaan, hal itu terjadi karena setiap menulis, saya fokus untuk mengeluarkan semua ide, dan mengesampingkan typo dan cara saya mengatasinya adalah mengeditnya ulang walau sudah saya publish.
Menurut pak Susanto langkah muda proofreading sebelum menerbitkan tulisan adalah melakukan Swasunting, yaitu;
- Endapkan tulisan selama beberapa waktu
- Meminta oranglain membaca tulisan sebelum diterbitkan
- Meminta seorang proofreading untuk mengecek kesalahan penulisan jika ada
- Menggunakan aplikasi editing tools
- Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak?
- Apakah susunan kalimat sudah tepat atau belum?
- Apakah substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak?
Tips Melakukan Proofreading
- Perhatikan Detail. Proffreading adalah jenis membaca yang berbeda, mengapa karena penulis atau proofreader harus membaca setiap huruf, setiap tanda baca dan setiap spasi atau dengan kata lain pekerjaan ini sangat membutuhkan ketelitian
- Membaca Dengan Lantang. Mintalah orang lain membacakan hasil tulisan, lalu dengarkan baik-baik, dengan cara tersebut anda akan dapat menemukan kesalahan penulisan tanpa membacanya.
- Baca Perlahan. Membaca tulisan nonfiksi yang padat dan bersifat teknis akan menentukan waktu lebih lama untuk mengoreksinya, mengapa karena cara ini dilakukan dengan sangat hati-hati.
- Beristrahat dan Berbaik Hati Pada Diri Sendiri. Proses proofreading membutuhkan waktu yang tidak singkat, juga dibutuhkan waktu yang intens, sehingga terkadang proofreaders mengalami ketidakfokusan akan tulisan yang hendak dicheck. Solusinya yaitu beristrahat sejenak, rileks dan jika sudah selesai kembali membaca tulisan tersebut.
Untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan, Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak dikesampingkan, terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas.
Salam Literasi