There Is Always The First
Pagi tadi, sambil menikmati secangkir teh susu hangat, saya membalas pesan seorang siswa melalui aplikasi WhatsApp (WA). Siswa tersebut menuliskan keraguannya bahwa dia tidak bisa membuat video atau merekam suaranya dalam mengerjakan tugas Bahasa Inggris.
Sebenarnya, tugas ini adalah salah satu tugas PJJ untuk menyelesaikan salah satu kompetensi dasar. Pada salah satu tugas ini, siswa diminta untuk membuat percakapan, bekerja sama dengan teman kelas, lalu merekam dan mengirimkanya kepada saya selaku gurunya, atau merekam suara sendiri jikalau tidak ada teman kelas yang tinggal dekat rumah mereka.
Saya sadar bahwa tidak semua orang, tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Untuk merekam suara sendiri atau bahkan membuat video percakapan sesuai petunjuk pun akan ada siswa(i) yang merasa tidak berani dengan alasan malu.
Dalam pesan, siswa tersebut mengutarakan bahwa dia merasa malu untuk merekam suara sendiri atau membuat video percakapan. Dengan sabar saya menjelaskan agar dia memiliki rasa percaya diri dan meyakinkan siswa tersebut bahwa hasil rekaman tidak akan menjadi konsumsi publik.
Sore tadi, sekitar pukul 16.05 dia mengirimkan hasil rekaman suaranya. Saya mengoreksinya lalu mengirimkan nilainya di aplikasi Google Classroom.
Hasilnya memang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM), namun saya meyakinkan dia bahwa dia sudah hebat, karena sudah memiliki rasa percaya diri dalam merekam suara sendiri menggunakan bahasa Inggris.
Tentang nilai dibawah KKM bisa diperbaiki dan dia berjanji akan melakukan remedial secepatnya. Dia hanya butuh waktu untuk melatih diri dalam mengucapkan kata-kata dalam Bahasa Inggris dengan benar.
Lanjut saya menyakinkan dia bahwa selalu ada hal yang kita lakukan pada saat pertama kali, apakah itu benar atau salah. Perlu diingat bahwa rata-rata orang akan melakukan kesalahan pada saat pertama kali melakukan sesuatu dan itu lumrah. Masalahnya adalah kadang orang tidak merasa bahwa there is always the first.
Pada saat mempelajari bahasa baru, dalam hal ini bahasa Inggris, semua orang akan melakukan kesalahan, apakah itu kesalahan kecil maupun kesalahan besar. Semua itu wajar, yang tidak wajar adalah jika sudah salah, lalu menyerah dan berhenti.
Siswa (i) harus menyadari bahwa sekelas para Profesor pun akan melakukan kesalahan dalam bidangnya, namun apa yang bisa dipetik dari beberapa kebiasaan yang menghantar mereka sukses? Yah, tentu saja rasa percaya diri, ketekunan dan kesabaran yang mereka miliki.
Dari hal ini, saya memetik pelajaran bahwa meningkatkan rasa percaya diri siswa (i) memang sedikit sulit, belum lagi jika siswa (i) yang demikian memiliki problema kehidupan keluarga yang memungkinkan mereka merasa minder, atau karena sering dibully oleh teman atau anggota keluarga sendiri.