11 Hal Yang Tidak Disukai Siswa
Menjadi Guru yang selalu di tunggu-tunggu oleh siswa (i) adalah hal yang sangat menyenangkan, tetapi menjadi seorang Guru yang selalu mempertahan eksistensi dihadapan siswa bukanlah perkara yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan, mengapa? karena Guru dihadapkan dengan berbagai karakter siswa yang memiliki keunikan tersendiri.
Jika melihat dari sisi kacamata siswa, tidak jarang siswa mengharapkan ketidakhadiran Guru dengan berfikir ‘mudah-mudahan Guru ini atau Guru itu sakit dan tidak masuk kelas’. Hal ini terjadi karna ada masalah yang mungkin berasal dari siswa atau mungkin berasal dari Guru.
Saya telah melakukan survey online tentang hal yang tidak disukai siswa kepada Guru, dan hasinya sebagai beriku:
- Guru Pemalas. Siswa malas pastilah akan mendapatkan nilai yang kurang baik, sebaliknya jika Guru pemalas akan mendapatkan respon kurang baik dari siswa. Misalnya Guru malas masuk mengajar di kelas, parahnya jika siswa melapor kebagian kurikulum tentan ketidakhadiran Guru, Guru malah memarahi siswa.
- Guru Otoriter. Guru yang terlalu ingin diikuti keinginanya adalah Guru yang menciptakan bencana bagi dirinya sendiri. Seperti yang diketahui bahwa siswa memiliki sifat ingin tau yang besar, jadi jika Guru merasa paling benar tanpa mempertimbangkan jawaban siswa maka siswa akan kurang respon balik guru.
- Guru Terlalu Selow. Menjelaskan materi adalah bagian penting pada saat berada di ruang kelas, namun berdasarkan hasil survey, ternyata nada bicara dan intonasi dalam mengajar sangat menentukan hasil pembelajaran saat itu. Bisa dibayangkan betapa malasnya siswa (i) jika mereka sudah siap menerima pelajaran, namun Guru menjelaskan materi dengan nada volume kecil dan slow lalu tiba-tiba memberikan tugas dengan nada suara besar?. BIG NO….
- Guru Terlalu Serius. Setiap hari siswa akan mendapatkan beberapa mata pelajaran dengan tugas berbeda, jika siswa dihadapkan dengan Guru yang tidak humoris atau mungkin cepat tersinggung maka pelajaran Guru tersebut tidak akan begitu siswa sukai, karena Guru tidak bisa menempatkan diri atau tidak bisa melelehkan situasi.
- Guru Pemaki. Siswa memang kerap membuat ulah yang kadang membuat tanduk Guru berdiri, tetapi mengeluarkan kata-kata pada saat marah hendaknya bisa dikontrol, misalnya memaki meraka dengan kata ‘bodoh’ atau ‘kebun binatang’ hendaknya ini ditiadakan, karena akan membuat siswa merasa malu dan rendah di mata teman-teman mereka. Mungkin di rumah mereka dikatakan demikian, tetapi suasana di sekolah dan di rumah jelas berbeda, di rumah hanya ada keluarga, tetapi di sekolah banyak teman-teman mereka yang bisa saja kata ‘bodoh’, ‘kebun binatang’ dijadikan bahan ejekan yang bisa menimbulkan traumatik.
- Guru Egois. Guru adalah manusia biasa yang tak luput dari salah. Pada saat mengajar atau berada di luar kelas Guru bisa saja melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak disengaja yang mungkin saja sudah menyinggung hati siswa. Gengsi meminta maaf adalah solusi yang keliru, apalagi untuk menutupi salah, Guru malah memarahi siswa. Serius, ini BIG MISTAKE
- Guru Matre. Dalam rangka membantu siswa (i) untuk mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) mereka harus mengikuti remedial, dimana kegiatan ini hakekatnya membantu siswa (i) untuk meningkatkan prestasinya menguasai kompetensi yang sudah ditentukan dengan cara pengayaan dan pemberian tugas. Tetapi jika remedial, Guru meminta barang sebagai penganti remedial akan membuat mereka kesal dan akan menjadi bahan cerita siswa kepada Orangtua mereka.
- Guru Gila Pujian. Untuk mengambil hati siswa, tidak salah jika Guru memuji siswa denga contoh ‘jepitan rambut kamu membuat kamu tambah manis’, ‘model rambut baru kamu keren’, begitu juga mungkin siswa ingin mengambil hati gurunya juga adalah hal wajar, akan tetapi ada juga Guru selalu memancing pembicaraan agar dipuji-puji oleh siswa seperti guru tampan, guru cantik, guru awet muda yang secara tidak langsung hal seperti itu akan membuat mereka merasa bosan.
- Guru Pecinta Gadget. Menggunakan Smartphone pada saat belajar untuk pelajaran dan materi tertentu sangatlah membantu, akan tetapi Guru yang paling sering tidak fokus kepada siswa karena Smartphone membuat mereka jenuh karena tidak diperhatikan.
- Guru Selalu Memberikan Catatan Penuh di Papan Tulis. Ada cerita jika cara belajar dulu adalah 3 D (Datang, Diam,Duduk) jadi jika di kelas, siswa duduk diam dan mencatat. Di zaman teknologi semakin canggih ini, sangat tidak masuk akal jika masih ada guru yang sengaja menghabiskan waktu untuk menyuruh siswa mencatat bahkan membuat jari mereka bengkak karena catatan terlalu banyak. STOP
- Guru Mengajar Lebih Dari Batas Waktu. Setiap mata pelajaran sudah memiliki pembagian waktu mengajar per tatap muka, namun hal yang membuat siswa sering merasa tidak nyaman adalah jika guru menggunakan jam pelajaran berikut. Hal ini kadang menimbulkan protes keras kepada Guru dan jika siswa mengingatkan, Guru malah memarahi siswa.
Taukah anda bahwa siswa (i) adalah peniru yang jitu. Sikap Guru akan mereka ingat selamanya dan menjadikannya lelucon. Guru yang baik bisa saja mereka tidak hargai, apalagi jika ada Guru yang secara terus menerus membuat mereka merasa tidak nyaman, pasti akan membuat Guru mendapatkan kesan yang tidak baik bagi mereka.
Setiap Guru ingin menjadi pribadi yang menyenagkan bagi Siswa (i), Namun Guru yang ideal berasal dari penilaian siswa (i), maka tidak ada salahnya jika guru mendengarkan aspirasi mereka untuk menjadi pribadi yang menyenagkan.
Mengajar secara profesional agar dapat dicintai memang tidak mudah, tetapi harus selalu diingat, Guru adalah pengajar sejati yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anak bangsa.