Jika Tidak Ada Siswa Yang Bermasalah Di Sekolah, Bagaimana Cara Guru Meningkatkan Mutu Sekolah?
Mutu sekolah mempengaruhi penilaian masyarakat. Semakin baik mutu sebuah sekolah, reputasinya akan semakin bersinar.
Untuk mencapai suatu pengakuan yang layak, tentu semua harus melewati banyak proses dan dilakukan oleh semua pihak, baik dari Guru, staff tata usaha (pelayanan), pimpinan, lingkungan juga dari siswa (i).
Hal ini serupa dengan pendapat Hadis, Abdul dan Nurhayati;2010 bahwa kriteria untuk menentukan mutu pendidikan mesti dilihat dari 5 aspek, yakni output, pelayanan, Sumber daya manusia (Guru), aspek proses dan aspek lingkungan.
Proses menuju pencapaian di sekolah tentu tidak sedikit dan tidak mudah. Banyak tahap yang harus dilewati, namun sebagai lembaga pengajaran, pencapaian yang lebih baik tentu selalu dituntut demi kemajuan yang dapat dilihat dari perkembangan generasi muda kedepan.
Nah, untuk mendapatkan mutu sekolah yang baik, kira-kira penilaian seperti apa yang digunakan?. Mungkin ini adalah pertanyaan yang sedang anda fikirkan, bahwasanya pandangan setiap orang berbeda-beda.
Menurut Usman (2006) minimal ada empat pandangan yang berkembang untuk memaknainya, salah satunya adalah mutu pendidikan dipandang berdasarkan kemampuan peserta didik, setelah mempelajari suatu materi pelajaran.
Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai raport atau NUAN (nilai ujian akhir nasional). Tak bisa dipungkiri bahwa selama Pandemi, banyak siswa yang bermasalah. Ini telah mempengaruhi nilai akhir semester dan nilai UAN.
Faktor yang menyebabkan anjloknya kemampuan siswa dalam belajar tidak hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga karena faktor sosial.
Belajar di rumah membuat mereka memiliki banyak kesempatan untuk mengisi waktu mereka dengan melakukan hal yang mereka senangi, seperti berkumpul dengan teman-teman sambil melakukan hal yang mereka anggap menyenagkan.
Melihat tanda kesuksesan Guru, keberhasilan sekolah dinilai baik jika siswa banyak yang lulus atau mayoritas memiliki nilai yang memuaskan, maka fix, Guru berhasil, sekolah name up.
Sumber daya manusia (Guru) tak bisa diragukan. Mayoritas siswa naik kelas, lulus dan berprestasi berarti reputasi sekolah semakin cemerlang.
Namun jika dipasangkan situasi seperti demikian dengan kenyataan bahwa nilai siswa bahkan kemampuan untuk belajar menjadi drop tentu sedikit diragukan.
Hal ini menjadi salah satu masalah yang muncul bagi Guru dan semua pihak sekolah. Akan menjadi percuma jika sumber daya manusia (Guru) baik atau luar biasa hebat, namun semangat siswa untuk belajar menurun karena Pandemi.
Masalah seperti ini tentu mempengaruhi mutu sekolah, seperti yang dituliskan sebelumnya bahwa keberhasilan Guru dinilai dari berapa banyaknya siswa yang berhasil, baik dari keberhasilan naik kelas dan lulus sekolah.
Nah, jika berbicara dengan efek mutu sekolah seperti apa dan bagaimana cara guru meningkatkan mutu sekolah, sebaiknya penilaiannya bergeser dengan mengikuti situasi dan kondisi saat ini.
Cara Guru tetap mengikuti peraturan dengan kelengkapan administrasi pendidik seperti RPP, Silabus, Prota, Prosem, Analisis KKM dan lain-lainnya, dan juga tetap disiplin mengikuti peraturan sekolah.
Jika mengutamakan mutu sekolah selama Pandemi tentu kurang tepat, karena semuanya masih dalam penyesuaian. Semua pihak dari atas hingga ke bawah masih mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan, mutu sekolah dan hal ini akan terus berlanjut.
Namun tentunya bukan karena Pandemi, mutu sekolah menjadi harus merosot dan dibiarkan begitu saja hingga situasi kembali normal. Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan terjadi, karena mutu sekolah dapat berdampak pada mutu pendidikan yang berimbas pada kwalitas lulusan.
Sejogyanya bahwa kendala hadir (siswa bermasalah) adalah tantangan Guru dalam bekerja. Logikanya siswa akan selalau ada yang bermasalah, jika tidak ada siswa yang bermasalah berarti situasi dunia sudah aneh.
Yang perlu difikirkan adalah bagaimana cara untuk tetap berjuang sebagai seorang pendidik sejati yang terus belajar dan memperbaiki setiap kendala yang ada, karena masalah dan kendaa juga dialami oleh semua profesi.
Baca Juga :