Mana Yang Lebih Baik, Menjadi Guru Atau Pegawai Kantoran?
Bekerja adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara rutin, sedangkan tujuan bekerja adalah untuk memuaskan harapan agar mendapatkan upah dari kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang.
Para pekerja selalu menyiapkan waktu khusus agar bisa menghasilkan upah. Tidak jarang orang melakukan pekerjaan apapun agar bisa mendapatkan uang. Ada yang menjadi Pengusaha, Penulis, Guru, Pegawai Kantoran dan Pegawai Negeri.
Terkadang manusia memiliki rasa tidak puas dengan apa yang telah dimiliki, termasuk pekerjaan, karena melihat orang lain mendapatkan upah yang lebih membuat orang berfikir “seandainya saya bekerja seperti dia atau seandainya saya kuliah mengambil jurusan yang sama dengan dia dulu, mungkin sekarang saya bekerja seperti dia”.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak sedikit orang hanya menilai dari kacamata saja, tanpa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sebuah profesi. Ada yang berfikir “senang yah jadi dokter, cuman check kiri kanan langsung tulis resep dapat duit, enak yah jadi pegawai bank, cuman utak-atik komputer selesai”. Adakah yang berfikir bahwa kriteria untuk menjadi seorang dokter, pegawai bank itu mudah? No….tidak semua orang bisa menjadi dokter, pegawai atau bahkan menjadi Guru.
Pekerjaan yang menjadi spotlight adalah pekerjaan sebagai Guru dan Pegawai Kantoran. Tidak sedikit Guru berfikir “menjadi pegawai kantor menyenangkan, tidak terlalu membutuhkan tenaga untuk menegur siapapun bahkan tidak perlu menghukum siapapun, berpenampilan bebas namun rapi, bahkan rambut dimodel seperti apapun bisa,”
Menjadi seorang pegawai memang merupakan salah satu pekerjaan yang menantang, contoh pegawai Bank, pegawai hotel, pegawai di sebuah perusahaan dan sebagainya. Profesi ini tidak semua membutuhkan izasah sarjana, minimal berizasah SMA/SMK dan sederajat sudah bisa diterima, walau awalnya menjadi pegawai biasa atau pegawai kontrak, namun jika sudah lama mengabdi, bisa diangkat menjadi pegawai kantoran yang upahnya jauh lebih besar dari pegawai biasa.
Seorang pegawai juga memiliki target dalam bekerja, hal terpenting mereka adalah melayani konsumen dengan baik. Tujuannya adalah untuk menarik minat konsumen agar pendapatan kantor bertambah, sehingga dalam hal-hal tertentu para pegawai bisa mendapatkan bonus.
Sebaliknya pegawai kantoran juga ada yang berfikir “menjadi Guru tuh sedap-sedap gurih, mengajar susah payah tapi ada tunjangannya, dikenal banyak siswa (i), bisa bercanda-tawa dengan siswa (i), bisa mendidik siswa, bisa membuat siswa (i) dari tidak tau menjadi tau, dan sebagainya.
Betul. Menjadi seorang Guru adalah suatu profesi yang membanggakan bagi mereka yang memang mencintai pekerjaannya. Menjadi seorang Guru membutuhkan izasah minimal strata satu. Guru juga harus memiliki 4 kompetensi yang harus dikuasai, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi keterampilan.
Jika dicermati, pekerjaan sebagai Guru atau Pegawai Kantoran sama-sama membutuhkan etos kerja, maksudnya adalah dua profesi ini membutuhkan semangat kerja yang tinggi. Pegawai harus selalu berupaya keras, memutar otak, agar income terus bertambah dalam sebuah perusahaan atau kantor, sedangkan Guru harus selalu berupaya meningkatkan kwalitas diri agar dapat menciptakan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja secara kompetitif.
Pada dasarnya semua pekerjaan sama. Tetapi bagaimana seorang pekerja tekun, bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan tersebut merupakan hal yang paling penting. Pekerjaan yang diiringi dengan suka cita akan menghasilkan buah yang baik, walau mungkin harus melalui kerikil yang begitu tajam.
Menjaga reputasi terhadap masyarakat sangatlah penting, itulah mengapa semua para pelaku profesi selalu berupaya memberikan pelayanan yang prima agar semua pihak bisa saling bersinergi untuk memperoleh hasil yang memuaskan.