KBMN 28

Seperti Apa Seni Diksi?

Flyer KBMN 28 pertemuan ke 18, jam 19.00-21.00 WIB

Seni Diksi adalah tema pada pertemuan KBMN ke 18. Materi dibawakan oleh Ibu Maydearly dan moderator kali ini adalah ibu Widya Arema.

Sebelum dimulai, pak Dail ma’ruf yang merupakan moderator sekaligus narasumer  KBMN 28  memberikan puisinya :

Sadarlah, aku telah mencintaimu dengan terengah-engah. Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang boleh mengisi setiap rongga.

Maaf pak, mau nanya, sebelum bpk menikah dengan ibu apakah pak Dail suka ngegombal ibu seperti ini?

Atau pak Dail baru tau cara membuat puisi keren begini?, kalau memang baru belajar, fix, ibu rugi banyak dulu 😀 😀 .

Becanda ya pak. 😀 

Tapi serius, keren pak sekaligus saya mau katakan ‘pak Dail memang andalan’.

Lanjut pak Dail menjelaskan, sebagai berikut:

Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.

Diksi dan Puisi adalah dua kata yang tidak bisa terpisahkan. Dengan diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi pula membuat hati yang dingin menjadi menyala dalam suka cita.

Setelah memberikan penjelasan singkat, kegiatan diambil alih oleh ibu Widya Arema sebagai moderator.

Sambil menunggu pemateri, kami diajak ibu Widya  membaca puisi akrostik  berjudul SAHABAT yang ditulis oleh ibu Widya sendiri

S ayap kami saling menyangga
A rungi berdua gemerlap letihnya dunia
H adirkan setiap warna membungkam resah yang ada
A baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka
B iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam balutan doa
A tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur hilir mudik nestapa
T ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh dari gulana.

Berikut salah satu karya indah Maydearly dalam balutan diksi yang dibagikan moderator:

Senja Mengukir Cinta

Deru angin dalam semilir Mengukir ruang resah Tentang senja paling gulita Yang membawa rasa untuk dia.

Untuk rembulan dalam temaram Ku titipkan singasana cinta Berceloteh tentang rindu Yang bersembunyi dalam diam.

Sunyi bertahta dalam gelap Hampa riak suara, kelabu Hanya menandu rindu Dari cinta yang berselimut dingin.

Rasa cinta yang tetap terjaga Bak bersanding dengan alam Menjadi singgasana keabadian Membumi dengan lubuk paling dalam.

Untuk dia, ku jaga rasa Memeluk rindu seabad Ku sampaikan dalam maya Agar terukir cerita paling menawan.

Ibu Maydearly membalas puisi akrostik ibu Widya yang berjudul SAHABAT dalam bentuk diksi sebagai berikut:

Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.

Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah.

Masih ada lagi diksi ibu narasumer yang membuat kami ngk ku ku. Ayo berdansa dalam lautan diksi ibu Maydearly sebagai berikut:

Diksi berasal dari akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction.

Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Asal Muasal Diksi

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles yang merupakan seorang filsuf dan ilmuwan Yunani memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot.

Gagasannya ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.

William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi seorang mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi.

Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa, karena banyak keindahan atas sebuah kata yang tak bisa tereja.

Diksi tak melulu untuk puisi. Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa, memaknai kata sebagai bentuk keindahan.

Layaknya secangkir teh, ada hangat yang perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan saling memahami.

5 Jurus Jitu Dalam Mengebangkan Diksi Yang Menarik

  • Sense of touch. Menulis melibatkan indra peraba
  • Sense of smell. Menulis melibatkan indra penciuman 
  • Sense of taste. Menulis melibatkan indra perasa
  • Sense of sight. Menulis melibatkan indra penglihatan 
  • Sense of hearing. Menulis melibatkan indra pendengaran.

Menurut ibu Maydearly  ‘Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita’.

Nah, saya juga ingin berdiksi ria sebagai pemula:

Memandangmu memakan hatiku

Mengabaikanmu merobek jantungku

Tak rela daku tertahan lama di sana 

Membiarkan kamu tak dekat aku, Naura

 

Sedihku lenyap tersapu kamu

Sunyiku ramai terbias habis

Pipi tembem menarik bibirku

Hilangkan lelah biar terhempas

Itulah karya anak bawang, semoga anda mengerti karya anak sembarang, biar manfaat tidak terbuang.

Pertemuan kali ini bertabur diksi yang menarik. Jika anda sedang membaca tulisan saya saat ini, ayo, cobalah menulis.

Delyana Tonapa

I am Delyana