Apakah Kalian Pernah Ditawarkan Pekerjaan Dengan Gaji Besar, Namun Kalian Menolaknya Dengan Alasan Tertentu?
Terkadang, para pekerja melakukan berbagai aksi untuk menuntut kesesuaian pendapatan dengan berpatokan pada volume kerja yang besar, namun upahnya minim.
Akibat kasus seperti ini biasanya berbuntut panjang dengan adanya perselisihan antara atasan dan karyawan.
Salah satu penyebabnya tentu karna upah yang tidak sesuai atau mungkin karena tidak adanya intensif atau tunjangan-tunjangan pendapatan layaknya sebagai pegawai.
Namun, bagaimana jika ada sebuah perusahaan besar yang menawarkan kesempatan besar dengan gaji yang menggiurkan, namun tidak sesuai dengan ekspektasi?
Mungkin alasannya karena berbagai faktor, misalnya baru lulus sekolah masih ingin santai selama setahun, karena lokasi kerja yang jauh dari keluarga, tidak bisa terhubung dengan koneksi apapun, tempatnya memiliki resiko besar, rekan kerja tidak seperti yang diharapkan, perusahaan milik keluarga dan sebagainya.
Tentu dalam posisi seperti ini, pencari kerja akan mengalami kesulitan untuk mencari jalan keluarnya.
Terlebih lagi, jika peraturan kerjanya mengharuskan karyawan berada di dalam ruangan dan menghadap komputer setiap hari, namun si pencari kerja tidak betah dengan cara demikian.
Dia lebih suka freelance atau sebagai pekerja lepas yang tidak terikat akan satu perusahaan, atau bahkan sebaliknya. Cara seperti ini akan rumit dilakukan.
Beberapa tokoh agama dan orang bijak mengatakan “tidak baik menolak rezeki”, namun kembali lagi, bagaimana jika hal demikian bertolak belakang dengan hati nurani atau tidak srek di hati?
PANDANGAN KELUARGA
Salah satu fungsi keluarga adalah tempat bertukar fikiran. Meminta saran untuk hal besar dari keluarga biasanya lebih ampuh ketimbang dengan menggunakan akal pemikiran sendiri, namun tentunya semua keputusan berada di tangan sendiri.
Pada umumnya keluarga dalam hal ini orangtua, kakek, nenek, tante, paman akan memberikan saran berdasarkan pengalaman mereka.
Saran mereka tentu menerima pekerjaan yang upah besar. Alasannya “kebutuhan hidup terus bertambah, toh itu pekerjaan yang halal”. “Pada saat bekerja nanti, kondisikan keadaan, pintar-pintar bergaul karena mencari pekerjaan dengan upah besar tidak mudah”.
APA EFEKNYA?
Perkara mencari pekerjaan yang nyaman atau sesuai dengan keinginan tentu tidak mudah. Ada pekerjaan yang sesuai dengan passion, namun upahnya minim, ada pekerjaan “aku banget” kata anak muda sekaran atau sesuai keinginan, namun upahnya tidak sesuai Upah Minimum regional (UMR), atau kata anak remaja “gaji seperti itu tidak pantas, karena untuk beli lipstik saja tidak cukup”.
Tetapi jika dipaksakan, menerima pekerjaan yang tidak dirasa ideal tentu akan memberikan efek buruk bagi si pencari kerja, misalnya merasa tertekan, tidak nyaman, tidak betah, bekerja namun jiwa berada di tempat lain.
Jika hal ini dibiarkan akan memberikan efek buruk, misalnya menjadi pekerja yang tidak profesional, bekerja tidak dengan sungguh-sungguh, tidak bisa memberikan ide creative terhadap perusahaan dan lain-lain.
LALU APA YANG HARU DILAKUKAN?
Mengambil keputusan brilliant. Menentukan nasib adalah salah satu tindakan yang rumit. Tidak sedikit orang salah mengambil keputusan, namun banyak orang yang puas akan keputusan sendiri, walau melalui proses yang tidak mudah.
Jika menerima tawaran yang bertolak belakang dengan hati nurani berarti harus siap menerima konsekuensi.
yah, setiap pekerjaan memiliki konsekuensi yang berbeda, namun perlu diingat bahwa pada saat bekerja, setiap orang akan menujukkan reputasi diri. Jika bekerja asal-asalan, hasilnya pasti akan memberikan efek tidak baik bagi diri sendiri yang tentunya akan mempengaruhi kinerja dalam bekerja.
Jika harus menolak pekerjaan yang dirasa tidak nyaman berarti siap terus berjuang mencari pekerjaan yang sesuai ekspektasi.
Resiko mendapatkan pekerjaan yang upahnya besar kemungkinan jarang atau sulit ditemukan dengan mudah, namun tentunya jika disertai dengan konsistensi yang kuat untuk terus berjuang, pasti bisa.
Hal yang penting diperhatikan pada saat menolak pekerjaan adalah tentu dengan mengawali kata “maaf”, lalu disertai dengan alasan yang bijak dan mudah diterima dengan akal sehat.
Dengan penjelasan dan alasan yang jelas, bisa saja si pencari kerja akan mendapatkan peluang lain yang kemungkinan sesuai dengan harapan.
Hidup adalah proses, untuk hal ini adalah proses menemukan jati diri. Tidak ada kata tidak bisa, tidak mampu bagi mereka yang terus berjuang keras dan mau melalui rintangan dan tantangan.
Untuk kalian yang sedang berjuang mencari pekerjaan yang sesuai minat, tetap semangat.