GuruOrangtua Siswa

Diservice Oleh Seorang Alumni

Sumber Gambar :pixabay.com

Bagaimana rasanya jika kebutuhan anda dilayani oleh seseorang yang pernah anda ajar?,

Apa yang pertama anda fikirkan saat anda mengetahui bahwa salah seorang murid anda piawai mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya?,

Dan satu lagi, Bagaimana ekspresi anda saat melihat anak tersebut merasa malu melihat anda saat dia sedang bekerja?.

Ini adalah situasi yang saya alami hari ini. Tadi siang setelah melakukan pembelajaran online, saya pergi ke salah satu dealer untuk service motor.

Di sana, saya bertemu dengan seorang petugas yang menanyakan surat untuk service, setelah diperiksa, dia memanggil salah seorang pegawai yang menurut saya, nama tersebut tidak asing.

Saat itu, saya belum terlalu ngeh, karena  kesamaan nama seseorang bukan hal langka.

Setelah itu saya diminta untuk menunggu di ruang sebelah yang dimana, ruangan tersebut tembus pandang, karena dindingnya terbuat dari kaca.

Setelah sekitar 15 menitan saya duduk, saya berdiri untuk melihat cara mekanik mengecek motor saya.

Saat saya melihat ke luar, si mekanik menunduk sambil mengganti oli dan mengecek motor saya.

Sesekali, saya melihat ke mekanik yang lain yang juga sangat telaten mengerjakan bagian mereka dengan sangat serius.

Di dalam hati saya berkata “koq mereka bekerja ngk pake canda tawa, yah?” lalu saya tersadar bahwa pekerjaan seorang mekanik tidak bisa abal-abal, karena salah sedikit, asap knalpot motor bisa masuk ke dalam mulut, belum lagi oli yang mereka pegang bisa saja tumpah.

Lalu saya memperhatikan mereka bekerja sesuai Standard Operational Procedure (SOP). Pokoknya, mereka keren. Saya salut dengan mereka.

Perhatian saya kembali tertuju kepada si mekanik yang meng-handle motor saya. Saya perhatikan cara dia bekerja patut diacungi jempol.

Saya adalah seorang guru adaptif di salah satu sekolah kejuruan. Saya beberapa kali melihat siswa belajar tentang mata pelajaran kejuruan dan menghubungkan pelajaran produktif ke dalam mata pelajaran yang saya ajarkan  (bahasa Inggris), jadi kurang lebih, saya sudah mengetahui sedikit SOP dalam bekerja, khusunya tentang mata pelajaran otomotive kendaraan ringan.

Setelah selesai, anak yang menangani motor saya, terus saja menunduk malu, hal ini tentu membuat saya penasaran, sehingga saya terus berdiri untuk memperhatikannya.

Sekitar hampir 10 menit, barulah saya sadar bahwa si mekanik itu adalah siswa yang pernah saya ajar.

Katakan saja namanya ‘Panuel’. Mungkin dia sadar jika saya penasaran ingin melihat dia dengan jelas, lalu saat dia selesai melap motor saya, dia berdiri sambil membuka masker dan tersenyum malu kepada saya.

‘Astaga’ saya berkata dengan menutup mulut saya dengan kedua tangan sambil melihatnya dengan mata besar. Yah, saya terkejut.

Dia menyapa ‘siang mam’, ‘astaga Panuel, ternyata itu kamu, dari tadi mam su rasa kalau mam kenal kamu’, saya berkata sambil merasa gembira.

‘Saya su tiga bulan kerja di sini mam’ dia berkata. ‘Lalu usaha dagang kamu bagaimana?’ Saya bertanya. ‘Ada mam, sa tete (nenek) yang bantu jaga’. ‘Begitu boleh, kerja apapun, berwirausaha tetap dilakukan, yah‘. ‘iya, mam’, dia merespon.

Sebenarnya kami masih ingin bercerita, namun, karena masih ada pelanggan yang sedang antri, akhirnya kami menyudahi percakapan kami, namun tak lupa saya mengatakan ‘tetap semangat,yah’.

Saat saya pulang, saya merasa motor yang sebelum diperbaiki sudah menjadi bagus.

Yang membuat saya senang adalah, motor saya diperbaiki oleh alumni dan hasilnya bagus, namun yang membuat saya sedikit kurang enak hati adalah, saya heran mengapa dia agak merasa malu kepada saya?.

Tapi tak apa, mungkin dia merasa malu saja, karena saya pernah memarahi dan mencubitnya dengan alasan bolos sekolah dan tidak masuk di kelas saya untuk belajar.

Yah, yang jelas, melihat alumni sudah mendapatkan pekerjaan tetap dan tidak gengsi berwirausaha membuat saya sudah merasa bangga.

Semoga dengan bekerja saat ini membuatnya bisa mendapatkan ilmu lebih, agar suatu saat dia bisa mendapatkan sesuatu yang lebih dari pekerjaan sekarang, berdasarkan pengalaman kerja saat ini.

Dalam hati saya berkata ‘Tuhan Sayang kamu’.

Delyana Tonapa

I am Delyana