GuruOrangtua Siswa

Identifikasi, Refleksi Lalu Benahi

Sumber Gambar : Pixabay.com

Setiap sekolah, perusahaan atau manusia akan menemui masalah. Masalah muncul karena banyak alasan, baik karena  human error (unsur ketidak sengajaan) atau bahkan  sengaja dilakukan.

Jika masalah dibiarkan tentu akan semakin berdampak buruk bagi sekolah, perusahaan atau siapapun yang mengalaminnya, oleh karena itu, saya ingin membagikan salah satu penanganannya dari informasi PMM, artikel dan webinar yang telah saya ikuti.

Mungkin anda pernah mendengar “Identifikasi, Refleksi dan Benahi”. Yah, istilah ini semakin popular, karena strategi ini semakin viral di dunia pendidikan, dan berikut adalah beberapa penjelasannya ;

Tahap Identifikasi

Menurut Gramedia Blog identifikasi adalah tindakan yang akan dilakukan dengan beberapa proses seperti mencari, menemukan, meneliti, mencatat data serta informasi tentang seseorang atau sesuatu.

Seumpama seorang Tukang Bangunan ingin memperbaiki atap rumah, yang pertama yang dilakukan tentu pencari tau penyebab atap rusak atau bocor, lalu stetalah mengetahui penyebabnya Tukang tersebut tau langkah apa yang akan dilakukan berikutnya.

Begitupun saat sekolah, perusahaan menemui masalah, hal pertama yang dilakukan adalah identifikasi masalah. Tahap identifikasi  adalah tahap paling penting untuk menentukan indikator mana yang perlu segera diperbaiki, sehingga perlu disediakan indikator prioritas yang dapat dilihat dalam profil pendidikan.

Terdapat enam indikator prioritas untuk Dasar dan menengah (Dasmen) dan delapan indikator untuk SMK, yaitu

  • Indikator DASMEN
  1. Kemampuan literasi
  2. Kemampuan numerasi
  3. Kemampuan karakter
  4. Kualitas pembelajaran
  5. Iklim keamanan sekolah
  6. Iklim kebinekaan

Indikator ini dipilih berdasarkan relevansi pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana pencapaian siswa dalam melihat hasil mereka berdasarkan indikator tersebut.

Banyak masalah yang muncul di kalangan generasi muda saat ini, karena tidak menguasai indikator di atas. Itulah sebabnya pemerintah menetapkan indikator tersebut, agar siswa menjadi lebih berkwalitas dan mampu menghadapi tantangan di masa depan.

  • Indikator untuk SMK

Sama halnya dengan indikator prioritas, hanya terdapat dua indikator tambahan, yaitu ;

  1. Kemampuan literasi
  2. Kemampuan numerasi
  3. Kemampuan karakter
  4. Kualitas pembelajaran
  5. Iklim keamanan sekolah
  6. Iklim kebinekaan
  7. Penyerapan lulusan SMK
  8. Link and match dengan dunia kerja

Kedua indikator ini memiliki relevansi yang tinggi untuk meningkatkan pembelajaran di jenjang vokasi. Lulusan SMK diharapkan memiliki keterampilan yang bisa digunakaan saat berada di dunia kerja.

Tahap awal yang penting ini sangat membantu satuan pendidikan untuk melakukan perubahan dengan melihat raport pendidikan yang berpatokan pada tiga spesifikasi warna, yaitu hijau mewakili baik, kuning mewakili sedang dan merah mewakili kurang.

Dengan melihat hasilnya, satuan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah bisa menelaah lebih dalam indikator yang berwarna merah atau kuning untuk melakukan refleksi.

Tahap Refleksi

Setelah melalui tahap identifikasi, tahapan selanjutnya adalah refleksi atau tahap rumusan masalah. Dalam tahap ini, pihak satuan pendidikan akan mencari dan menenemukan akar masalah dan indikator yang telah dipilih untuk melakukan refleksi.

Merumuskan akar masalah berarti menelisik lebih detail penyebab masalah yang sedang dihadapi. Langkah ini sangat penting, karena akan sangat mempengaruhi jenis program dan kegiatan pada tahap benahi.

Dalam profil pendidikan, setiap indikator yang disediakan telah dilengkapi dengan indikator level 1 dan indikator level 2. Akar permasalahan dapat ditemukan pada Indikator level 1 berada dibawah indikator prioritas, sedangkan indikator level 2 adalah indikator yang menjadi sub indikator level 1.

Jangan lupa, pada tahap refleksi, prinsip tiga komponen dapat digunakan, yaitu output, proses dan input. Maksudnya akar permasalahan yang berada di daerah output, bisa jadi ditemukan dalam komponen sebelumnya yaitu komponen proses dan akar pemasalahan yang berada dalam daerah proses bisa jadi ditemukan dalam komponen sebelumnya, yaitu input.

Untuk lebih jelasnya bisa mengecek kembali capaian indikator dimensi yang ada dalam cakupan tiga area tersebut (output, proses dan input).

Setelah itu bisa memulai merumuskan akar masalah dengan melihat kemampuan contoh (kemampuan Literasi) pada indikator level 1 dan level 2 dari indikator kemampuan literasi dan memilih kemampuan mana lagi yang belum mencapai target, karena kemampuan literasi berada dalam dimensi A, yang merupakan bagian dari komponen output, maka pencarian akar masalah dapat dilanjutkan dengan melihat komponen sebelumnya, yaitu komponen proses.

Di komponen proses terdapat dimensi D, lalu dapat melihat penilaian di dimensi D yang dirasa mungkin mempengaruhi kemampuan literasi yang dapat memenuhi akar masalah. Ingat, indikator bisa dipilih yang dirasa sesuai dengan kondisi lapangan atau sekolah yang kiranya dapat memberikan dampak besar bagi seluruh warga sekolah, dan tak lupa menyesuaikan jumlah indikator yang dipilih berdasarkan kemampuan di tiap sekolah, agar kegiatan yang akan dirancang tidak memberatkan sekolah

Tahap Benahi

Setelah mengetahui akar masalah, hal berikut yang dilakukan adalah menentukan solusi pembenahan. Ada banyak solusi yang diberikan, namun kali ini saya merujuk pada tahap benahi  Pendidikan Dasar dan Menengah (Disdakmen.

Jika menenumakan banyak indikator yang harus dibenahi, maka dilakukan pemilihan indikator akar masalah yang telah dibantu melalui urutan yang capaiannya rendah/merah berada pada urutan awal.

Langkah selanjutnaya dapat dilakukan dengan mengikuti BENAHI pada Raport Pendidikan. Sekolah tidak harus mengikuti semua cara yang sudah di sediakan, namun di sesuaikan dengan kondisi sekolah.

Baca Juga :

Semua orang perlu melakukan refleksi diri

Delyana Tonapa

I am Delyana