Guru, Siswa dan Orangtua Siswa

Ko Bisa, Saya Juga Bisa Lebih Baik

Sumber Gambar : pixabay.com

“Ko mampu, sa juga mampu”.

“Ko handal, sa juga handal”.

“ko bisa, sa juga bisa, bahkan bisa lebih bisa dari ko”.

“Kitong sama-sama makan nasi, barang apa jadi”.

Semboyan ini sering digaungkan pada saat PON XX di Kota Jayapura sedang berlangsung dan yang sering mengatakan hal ini adalah anak-anak muda atau  supporter dari Jayapura.

Bersyukur, PON XIX – Bandung, Jawa Barat (17-29 September 2016) Papua mendapat peringkat XIII, Sekarang di tahun 2021, Papua mendapatkan peringkat IV.

Spektakuler. hal ini sama dengan acara pembukaan dan penutupan PON XX di Jayapura. Spektakuler.

Ini adalah pencapaian yang luar biasa, karena dalam keadaan yang tidak biasa seperti ini, para pemuda dan pemudi di Papua terus berusaha mendapatkan peringkat yang lebih baik dari sebelumnya.

Banyak pihak yang bangga akan usaha para atlet, namun tentu saja tak baik jika mengatakan sudah puas akan pencapaian ini.

Mungkin lebih tepatnya bersyukur, karena tak mudah bagi siapapun berada hingga di posisi ini. Butuh kerja keras dan komitmen yang tinggi hingga akhirnya tercapai.

Semangat berjuang hendaknya terus membara, bukan untuk PON saja, alasannya karena dunia masih penuh dengan persaingan.

Hal ini  mendorong siapapun untuk terus berupaya, agar tak tertinggal jauh. Semua orang masih butuh energi untuk berjuang.

Tak elok jika beranggapan “sa su puas karena kitong bisa”. Jika berbicara tentang kepuasan karena “bisa”, sebenarnya, masih dibutuhkan usaha yang harus diciptakan dan terus diasa, masalahnya kompetisi tidak hanya ada pada saat PON saja.

Para kawula muda tentunya harus terus kembali pada aktivitas nyata yang seharusnya dilakukan, dan ini adalah bagian inti dari kompetisi yang sebenarnya.

Belajar. Ya, tepatnya  belajar.

Banyak hal yang masih perlu dipelajari. Berangkat dari PON kemarin, kemungkinan ada hal-hal crusial yang telah dipelajari, misalnya bagaimana cara manage waktu dengan baik, bagaimana cara membaca keadaan untuk mengalahkan lawan dan sebagainya.

Namun hal yang utama perlu ditingkatkan adalah bagaimana cara kembali memotivasi diri untuk kembali giat belajar, membaca hal yang dianggap positif untuk diketahui atau bahkan dikuasai.

Bercermin dari orang-orang hebat yang tidak pernah terfokus akan satu kesuksesan. 

Mereka menyadari bahwa ada banyak hal yang membuat mereka terus belajar, karena kesuksesan tidak hanya berasal dari satu segi saja.

Ada banyak kesempatan, walau untuk satu perkara, kesempatan datangnya hanya sekali.

Orang sukses terbiasa bercermin dari orang yang mampu melakukan, menciptakan dan mengembangkan sesuatu menjadi sebuah karya, sementara para pelajar sebaiknya termotivasi akan hasil mereka dan terdorong untuk bisa seperti mereka suatu saat nanti.

Sebenarnya langkah awal apa yang sebenarnya mereka lakukan hingga mereka “bisa”?.

Hal dasar yang tentunya mereka lakukan adalah dengan membaca. Membaca dari berbagai sumber pendukung, baik secara langsung maupun tak langsung.

Secara tak langsung dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai buku-buku untuk mempelajari ilmu pendukung yang kemungkinan tidak diperoleh di sekolah.

Membaca secara langsung maksudnya dengan membaca atau melihat cara kerja, prilaku, tindakan atau cara berfikir seseorang, sehingga dia bisa berhasil.

Mungkin untuk beberapa pelajar,  ini terasa sulit, namun perlu disadari bahawa satu-satunya kunci, jika ingin “bisa” seperti orang lain adalah belajar, bahkan untuk mempertahankan eksistensi “bisa” adalah dengan belajar.

 Baca Juga :

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris

Delyana Tonapa

I am Delyana