Mengapa Akronim STM Lebih Dikenal Daripada SMK?
SMK bisa. Ini adalah slogan SMK yang selalu digunakan sebagai penyemangat bagi Guru-Guru dan Siswa (i) SMK. Arti SMK Bisa adalah siswa SMK yang kapabel, kompetitif dan siap kerja. Hal ini disampaikan oleh Albertus Adit pada kompas.com tertanggal 11 Oktober 2020.
Perubahan STM Menjadi SMK
Siapa yang menyangka bahwa perubahan terus terjadi, hal ini juga berlaku bagi akronim STM atau Sekolah Teknik Menegah atau sekarang menjadi SMK Sekolah Menegah kejuruan.
STM merupakan cikal bakal dari pendidikan Vokasi di Indonesia dan sudah ada sejak zaman penjajahan belanda, namun berasal dari zaman VOC dimana sekolah berorientasi “kejuruan” . sekolah pertama adalah Akademi Pelayaran (Academie der Marine) yang didirikan VOC pada tahun 1743 . Hal ini dijelaskan oleh Himam Miladi pada kompasiana.com
Karena tuntutan perkembangan memaksa adanya perubahan hingga Kurikulum 1976 kemudian diperbaiki oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Keputusan Menteri Nomor 0289a/U/1985 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMKTP) dan Nomor 0289b/U/1985 .
Karena munculnya masalah politik saat itu dengan ditandai runtuhnya era Orde Baru, maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Mendikbud RI nomor 036/O/1997 Tentang Perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK Serta Organisasi dan Tata Kerja SMK. Perubahan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dan Keputusan Mendikbud nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan.
Rapat tersebut menghasilkan keputusan yang mencenggangkan bahwa semua sekolah kejuruan yang dinamakan berdasarkan jenis keahliannya berubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan. Penyebutannya disesuaikan berdasarkan lokasi di daerah masing-masing dengan nomer menurut urutan tahun penetapan keputusan pelembagaan sekolah yang bersangkutan.
SMK Diingat STM.
Siswa STM kerap diidentikkan dengan perilaku vandalisme seperti suka tawuran, namun tak bisa disepelekan bahwa lulusan STM yang sekarang disebut SMK adalah lulusan yang mampu bersaing dengan lulusan SMA, namun tentu pada bidang-bidang umum, hal ini terjadi karena adanya perbedaan mata pelajaran antara SMA dan sekolah kejuruan.
Namun yang menjadi sedikit perdebatan adalah alasan mengapa masyarakat masih menyebut STM bukan SMK?, Perubahan nama STM menjadi SMK sudah terjadi lebih 20 tahun, mengapa orang masih mengingat STM?, apa yang menonjol dari STM?, apakah masyarakat tidak bisa menenerima penggunaan SMK?, apakah penggunaan akronim STM terdengar lebih cool dari SMK?.
Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa pertanyaan yang saya berikan kepada :
- Orang Kompleks Rumah. Saya bertanya,”bu’ sekolah di mata jalan besar sana namanya sekolah apa? ibu itu menjawab “Itu STM mbak’ ponaan saya baru lulus dari sana dan sekarang kerja di Kalimantan”. sebenarnya terdengar menyenangkan, karena ada lulusan SMK yang sudah bekerja setelah lulus sekolah, namun yang menjadi core adalah nama sekolah yang saya tanyakan dinamai STM.
- Alumni. Suatu hari saya berjalan menuju ke sebuah tempat pusat pertokoan terdekat dan hendak membeli beberapa keperluan. Seorang anak laki-laki dengan sopan menyapa saya dan bertanya “ma’am, masih mengajar di STM?”, “masih ingat saya?” dia lanjut bertanya, “Adoh, mam agak lupa”, “kamu lulusan tahun berapa?”, “saya lulusan tahun 2018” anak baik itu menjawab. Yang menjadi inti adalah anak sopan tersebut menggunakan akronim STM bukan SMK.
Juga, Beberapa tahun sebelumnya SMK/STM name up. Bukan karena prestasi, namun demo buruh saat itu diikuti oleh anak-anak SMK, namun media massa menyebutnya anak STM.
Entah apa alasan utamanya STM lebih popular daripada SMK, namun apapun itu, Visi dan Misi masih sama yaitu menyiapkan lulusan siap kerja, bahkan pemerintah terus mengenjot, agar SMK terus berinovasi menjadi sekolah yang mampu memberikan keahlian (skill) yang baik kepada siswa (i) melalui berbagai program pemerintah.
Baca Juga :