Ceritaku

Mengapa Kamu Berhenti Sekolah?

Sumber Gambar : pixabay.com

Tadi siang saya melihat seorang pria berjalan melewati komplek tempat tinggal saya.

Awalnya pria tersebut sedang menawarkan dagangannya kepada seorang supir yang kebetulan parkir di pinggir jalan.

Saat itu, saya sedang berbincang kepada seorang ibu tentang flu Singapura yang sedang mulai marak menyerang anak-anak di sekitar komplek rumah.

Tiba-tiba pria yang sedang menawarkan barang kepada supir tadi, datang menghampiri kami dan menawarkan jualannya.

Jualannya bermacam-macam, ada souvernir lucu berupa gantungan kunci, dompet-dompet lucu dan lain-lain.

Dua ibu-ibu senang melihat gambar tas dan gantungan kunci, lalu seorang ibu bertanya kepada saya “mace kira-kira mana yang paling bagus diantara dua tas ini”.

Saya menjawab “dua-duanya bagus, tapi saya lebih memilih yang berwarna pink”.

Tanpa saya sadari pria tersebut sudah membelakangi saya. Karena saya ingin melihat barang yang ditawarkan tadi, saya maju dan berdiri di depannya.

Saya bertanya “Mas, harga gantungan kunci ini berapa?”, Pria tersebut tidak merespon, malah dia menundukan kepalanya.

Kira-kira, empat kali saya bertanya, barulah dia menjawab dan memperlihatkan wajahnya, namun dengan wajah yang agak kemerahan.

Entah itu merah karena sedang kepanasan atau malu.  Saya pun tidak tau pasti, yang jelas saat itu juga, saya langsung mengenalinya.

Katakanlah namanya AP. “kamu AP, kan?” saya bertanya.  Dengan malu dia katakan “iya mam”.

Sontak saya sadar dengan keadaan mengapa dia membelakangi saya dan selalu tertunduk”.

Saya berkata “kenapa?, kamu malu?, tidak ada yang membuat kamu harus malu, pekerjaan kamu ini halal dan kamu hebat, kamu pekerja keras, mam malah salut sama kamu”.

Sebenarnya saya ingin bertanya “kamu lulus tahun berapa, mam lupa”, namun kembali saya sadar bahwa ada yang tidak beres dengan sikap dia yang terlihat malu.

Tanpa terduga dia berkata “mam, saya tidak lanjut sekolah waktu itu, saya berhenti”.

Mendengar hal itu, jujur saya sedikit  kecewa, namun saya terus bertanya “mengapa kamu berhenti sekolah saat itu?”. Dia menjawab “karena salah pergaulan mam”.

“sekarang saya sudah berkeluarga. Papa saya sudah meninggal dan sekarang saya juga yang membantu mama untuk membiayai adik-adik saya”.

Mendengar hal itu saya berfikir “pantas saja kemiskinan terus bertambah, satu orang membiayai banyak orang sekaligus dengan penghasilan pas-pasan”.

Tak sedikit anak muda berfikir nikah muda lebih utama daripada bekerja atau berkarya di masa muda.

“Cari kerja gampang asal tidak gengsi”. Ini adalah pemikiran saat muda, tapi jika sudah memiliki tanggungan dalam hidup, tidak semua orang sanggup berdiri tegak melakoninya.

Karena keadaan, mau tidak mau tetap dikerjakan karena tuntutan, namun sebagai manusia normal, akan ada perasaan seperti yang dirasakan anak muda tadi.

Karena pergaulan, itu adalah penyebabnya yang membuat dia harus banting tulang demi keluarganya.

Tak bisa dipungkiri bahwa pergaulan adalah penentuan masa depan seseorang.

Bergaul salah dan bergaul sesuai takaran akan menghasilkan buah yang berbeda.

Bercermin dari anak muda tadi membuat saya tersadar tentang beberapa anak muda  yang putus sekolah, karena berbagai alasan.

Lalu apa yang mereka lakukan sekarang?, juga kepada para lulusan yang tidak tau arah mau kemana dan melakukan apa, kira-kira bagaimana dengan mereka saat ini?.

Sebenarnya, tak ada yang salah dengan pekerjaan AP, yang ada saya bangga, karena dalam keadaan seperti itu, dia memiliki rasa tanggung jawab untuk keluarganya, hingga rela mengerjakan pekerjaan itu.

Namun keputusannya untuk putus sekolah saat itu yang membuat saya sedikit kecewa.

Kiranya kedepan, siapapun anak sekolah, dimanapun itu, sebaiknya tidak mengambil keputusan untuk putus sekolah.

Benar, tak ada jaminan jika bersekolah dan tidak bersekolah akan membuat seseorang sukses.

Semuanya akan terwujud dari usaha dan kerja keras.

Tetapi apapun itu, memiliki izasah minimal SMA/SMK akan memberikan banyak jalan untuk mendapatkan pekerjaan, daripada mereka yang tidak lulus sekolah di zaman sekarang.

Baca Juga :

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris.

Delyana Tonapa

I am Delyana