Ceritaku

Ini Zaman Mengedepankan Otak Bukan Zaman Otot

Sumber Gambar : pixabay.com

Baru saja saya kembali dari sekolah mengikuti suatu kegiatan, tiba-tiba saja dikagetkan oleh sebuah kejadian yang sebenarnya sering saya jumpai.

Kejadian seperti ini pernah saya ceritakan tentang perdebatan dipinggir jalan.

Baca di sini :

Kali ini serupa namun tak sama. 

Seorang anak muda sedang asyik berjalan sambil menggunakan telfon pintarnya dan seorang anak muda yang lainnya sedang asik mengendarai sepedanya, sambil mendengarkan musik dengan volume keras.

Hal ini bisa terlihat dengan gaya si anak muda yang mengendarai sepedanya  sambil menggunakan earphone.

Dia tidak mendengar teriakan seorang, katakanlah seorang tante yang hendak memperingatkannya untuk berhenti.

Masalahnya, seorang pejalan kaki sedang berjalan seperti tidak bisa melihat jalan raya.

Matanya tidak digunakan untuk melihat jalan raya dengan baik saat itu.

Dia menggunakan matanya untuk melihat percakannya ke smartphone miliknya tanpa menyadari dia sudah keluar dari jalur pejalan kaki.

Tiba-tiba mereka saling bertabrakan. Entah siapa yang dikatakan menambrak duluan.

Yang jelas menurut beberapa saksi mata mengatakan dua-duanya saling menambak.

Dua-duanya sedang tidak menggunakan mata dan telinga mereka dengan baik.

Namun hal yang bisa dikatakan lucu, yang sebenarnya tidak lucu adalah sang pejalan kaki marah dan hendak memukul si pengendara sepeda.

Yang saya dengar dengan baik dia katakan “sa jalan, sa yang benar, ko naik kendaraan, ko yang salah”.

Si pengendara sepeda pun tak mau kalah, dengan keras dia katakan “otak, ko yang salah, itu sana jalurmu karena ko jalan kaki, kenapa ko jalan masuk tengah jalan”.

Perdebatan sengit tak terelakkan, karena kedua belah pihak sama-sama membenarkan diri mereka dengan argumen yang membuat beberapa ibu-ibu geleng-geleng kepala.

Saya pun hampir tersenyum lebar, namun saya tahan, karena saya tidak ingin orang lain berfikir aneh kepada saya.😂

kira-kira setalah hampir lima menit perdebatan. Seorang paman datang mendekati mereka dengan wajah yang begitu marah.

Paman itu berkata dengan nada cukup tinggi “kam su selesai atau masih mau lanjut, kalau mau lanjut itu lapangan di sana, kam dua duel sudah supaya kitong lihat siapa yang hebat, kam bikin macet macam gila mau diperhatikan saja”.

Kedua anak muda yang sedang berdebat tiba-tiba terdiam dengan wajah malu sambil garuk-garuk kepala.

Seorang kakak berteriak dari sebelah jalan raya mengatkan “ah trada , kam dua lanjut, cuman kam yang punya jalan ini, lanjut saja”.

Memang benar, hampir semua orang yang lewat merasa terusik dengan kelakuan mereka yang tidak mau menyadari kesalahan mereka.

Mereka lebih memilih untuk membela diri sambil berteriak, tanpa ada solusi atau jalan keluar.

Bahkan beberapa kali mereka hendak saling memukul, namun ditengarai oleh sekelompok anak muda sekitar.

Beberapa pedagang berkata “lumayan sore-sore ada hiburan dari anak muda. Su lama kita pada tegang karna Covid dan rezeki yang susah”.

Mendengar penyataan tersebut, saya merasa biasa saja, karena keadaan saat itu memang seperti itu.

Orang-orang yang melihat kejadian itu seperti kehilangan akal untuk menghentikan pertengkaran mereka.

Masalahnya, mereka lebih mengutamakan otot termasuk urat leher dari pada berfikir bahwa mereka memang salah.

Seorang dari mereka tidak berfikir bahwa berjalan sambil fokus akan objek lain tanpa memperhatikan orang, benda dan arah jalan adalah hal yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Seorang dari mereka tidak berfikir bahwa mengendarai sepeda sambil memutar musik keras tanpa bisa mendengar orang lain yang sedang memberikan peringatan adalah hal yang keliru.

Mereka lupa bahwa zaman sekarang berbeda dengan zaman berburu, dimana orang menggunakan otot untuk bertahan hidup saat itu.

Mereka lupa bahwa zaman sekarang adalah era digital dan teknologi. Untuk bertahan, orang harus berfikir dan berusaha agar tetap eksis.

Semoga kedepannya, semua orang akan sadar bahwa sikap, tindakan harus diubah dengan menyesuaikan perubahan zaman.

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris.

Delyana Tonapa

I am Delyana