Siswa

Mengajar Online Terkadang Seperti Jualan Online, Ditawar Tapi Tidak Dibeli

Sumber Gambar : Pixabay.com

Ada-ada saja problema yang menyebabkan kegundahan hati Guru selama Pandemi.

Ada yang berasal dari siswa, dari Orangtua siswa dan dari Guru itu sendiri. Namun kali ini, kegundahan disebabkan oleh siswa (i).

Tentang masalah penugasan, keaktifan siswa belajar online, rekayasa alasan untuk menutupi kesalahan, administrasi sekolah, dan lain-lain.

Terkadang ada hal yang membuat mulut Guru ingin bertanya dengan nada agak sedikit tinggi, namun apalah daya, siswanya tidak berada di depan mata. 

Hal ini terjadi karena alasan-alasan berikut :

  1. Kapan Belajar onlinenya ma’am. Entah ini hanya menghibur hati Guru biar terlihat antusias belajar atau memang serius ingin belajar daring. Tak sedikit siswa (i) bertanya demikian, namun pada saat hendak memulai pertemuan secara online, siswa yang hadir tak lebih dari tujuh siswa, malah pernah hanya dihadiri dua orang siswa. 
  2. Bisa Ditundakah Ma’am. Beberapa kali ini terjadi, Guru sudah menjadwalkan waktu pertemuan online, namun beberapa jam sebelum pertemuan dimulai, ada saja alasan seperti ini “besok atau nanti, Saya  dan beberapa teman akan fokus kerja tugas lain”, malah  terkadang mereka yang menentukan waktu belajar, namun mereka juga yang malah tidak gabung belajar online🤦.
  3. Tugas Belum Selesai. Ini juga sering terjadi, ikut pelajaran online dan setelah waktu penugasan berakhir dalam beberapa hari, tak jarang ada saja siswa yang tidak mengumpulkan tugas, dengan alasan belum kerja atau belum selesai, bahkan pernah ada yang mengatakan belum mengerti. Saya berfikir “mengapa tidak nanya kalau belum mengerti?”.
  4. Siap Ma’am Atau Hormat Ma’am, Siap Kerjakan!. Ini adalah beberapa seruan yang menandakan siswa siap kerja tugas, namun terkadang seruan ini hanya seruan tanpa hasil.

Istilah sederhananya, siswa menunjukkan antusias belajar, namun karena mereka belajar tanpa pengawasan langsung, maka semangat itu terkadang pudar dengan berbagai alasan.

Mereka minta untuk segera diberikan tugas. Guru langsung semangat laksanakan, malah tak jarang siswa yang kehilangan semangat belajar.

Hal ini agak sedikit sulit diatasi, karena mereka berada di rumah masing-masing, mereka belajar dari rumah, jadi  Guru lebih sering sapu dada untuk menahan kekesalan, dan itu adalah pilihan akhir untuk bersabar, karena bagaimanapun juga, Guru harus menjaga imun, salah satu cara yaitu selalu membuat diri menjadi bahagia, walau ada tanggung jawab yang harus diselesaikan.

Mengapa siswa belajar dari rumah? hal ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19, Pemerintah menghimbau, agar kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah atau work from home (WFH) dan siswa belajar dari rumah atau study from home (SFH).

Sebenarnya, SFH adalah keputusan yang paling tepat, namun hal ini menimbulkan efek yang negatif dimana terjadi kemunduran secara akademis atau loss learning.

Banyak ilmu yang seharusnya siswa (i) dapatkan walau masih Pandemi, baik dalam bentuk teori, maupun keterampilan.

Tak bisa menyalahkan pemerintah atau sispapun tentang keputusan SFH, tetapi secara logika, siswalah yang harus berperan aktif untuk giat belajar dan di dukung oleh Guru-guru.

Selain tidak menunda belajar online atau menunda mengerjakan tugas, sering membaca dan menulis adalah kegiatan yang tepat untuk membuat hati Guru terutama wali kelas merasa gembira.

Baca Juga : 

  1. Pandemi menyebabkan siswa sulit belajar
  2. Mengapa siswa perlu menulis?

Jangan lupa kunjungi channel saya (Del Channel Ok) untuk melihat materi ajar bahasa Inggris.

Tetap semangat.

Delyana Tonapa

I am Delyana