Mengenal Model-Model Pembelajaran
Hi, welcome here
Pada kesempatan ini, kita akan melihat beberapa perbedaan model-model pembelajaran untuk keefektifan pendekatan scientifict dengan model pembelajaran sebagai berikut :
- Discovery Learning. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada penemuan konsep yang sebelumnya tidak diketahui, namun siswa bisa menemukannya dalam kegiatan pembelajaran, sehingga mereka bisa membuat kesimpulan. Masalah yang diberikan berupa masalah yang direkayasa oleh Guru, sehingga mereka bisa berfikir kreatif dan inovatif dengan cara memecahkan masalah yang diberikan. Pada saat siswa mampu memecahkan masalah berarti siswa sebagai problem solver atau scientist. Contoh : Guru mengerjakan sebuah soal yang awalnya siswa (i) anggap tidak bisa mereka kerjakan, lalu Guru bertanya “apakah ada yang tau mengapa jawabannya demikian?, jawabannya ada di paragraf berapa?, dari kalimat ini mana yang salah?” dan lain-lain. Langkah-Langkah: 1). Stimulation (pemberian rangsangan). Siswa dihadapkan pada sesuatu lalu yang menimbulkan tanda tanya dan ingin menyelidiki sendiri. 2). Problem Statement (identifikasi masalah). siswa mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan, kemudia pilih satu agenda yang dianggap relevan lalu dirumuskan dalam bentuk hipotesis. 3). Data Collection (Pengumpulan data). Bagian ini siswa mengumpulkan data dengan mencari referensi dari buku cetak atau browsing. 4). Data Processing (Pengolahan data) yaitu mengolah data atau referensi yang telah dikumpulkan sebelumnya. 5). Verification (Pembuktian). Maksudnya adalah pembuktian apakah hipotesis yang sebelumnya telah dibuat benar atau salah. 6) Generalization (Menarik kesimpulan) jadi bagian ini adalah siswa yang dibantu oleh Guru untuk mengambil kesimpulan tentang manfaat materi yang telah mereka pelajari saat itu.
- Inquiry Learning. Model pembelajaran ini sedikit berbeda dengan Discovery learning, karena masalah dalam pembelajaran bukan hasil rekayasa Guru. Penyelidikan/pencarian untuk memuaskan rasa ingin tau siswa (siswa tidak diwajibkan menemukan sesuatu).
- Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini, Guru memiliki peran yang besar, karena Guru sebagai fasilitator yang terus menerus membimbing siswa dengan cara memotivasi siswa untuk bertanya dan memberikan penghargaan untuk pertanyaan yang berbobot yang mereka rumuskan sendiri. Prinsip-prinsip PBL yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar (basic concept), pendefinisian masalah (Definition of problem), pembelajaran mandiri (self learning), pertukaran pengetahuan (Exchange knowledge), dan penialainnya (Assessment). Masalah yang disajikan adalah masalah kontekstual. Langkah-langkahnya : 1). Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan siswa lakukan pada saat proses belajar. 2). Mengorganisasikan siswa. Yaitu Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar serta membentuk kelompok. 3). membimbing penyelidikan individu dan kelompok. 4). Mengembangkan dan menyajikan hasilkarya. Yang berarti guru membimbing siswa untuk membuat laporan atau presentasi tugas. 5). Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru sebagai fasilitator menganalisis pemecahan masalah atau hal-hal yang dianggap perlu dianalisis dan diberikan feedback.
- Project based Learning (PJBL). Model pembelajaran ini menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran, dimana masalah merupakan langkah awal dalam mengumpulkan dan mengitegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan aktivitas siswa secara nyata. Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, membuat design proses untuk menentukan solusi atas permasalahan yang diajukan. Langkah-langkahnya adalah 1). Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the essensial question), 2). Mendesign perencanaan proyek (Design a plan for a project). Hal ini dilakukan oleh siswa untuk membuat perencanaan tentang cara atau kegiatan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan, alat dan bahan untuk menyelesaikan proyek. 3) menyusun jadwal (Create a schedule). Pada bagian ini Guru membuat timeline/deadline penyelesaian projek, membawa siswa agar merencanakan cara baru dan meminta siswa membuat penjelasan/alasan tentang pemilihan suatu cara yang dipilih siswa. 4). Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the students and the progress of the project). 5) Menguji hasil (Assess the outcome) 6). Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the experience).
Baca Juga :