Apakah Benar Semua Orang Bisa Mengajar?
Mengajar adalah sebuah talenta, sebuah keterampilan yang bisa tumbuh dengan alami atau dipelajari.
Bakat orang tentu berbeda, ada orang yang bisa memasak dengan masakan yang terasa enak, walau hanya menggunakan bumbu seadanya,
Ada orang yang bisa melukis dengan menggunakan alat dan bahan seadanya,
Ada orang yang bisa bernyanyi dengan lagu biasa, namun terdengar merdu,
Ada orang bisa mengajar dengan baik, walau dihadapkan dengan situasi rumit, dan lain-lain.
Jika berbicara apakah semua orang mengajar, jawabanya iya, namun tentu tidak semua orang bisa mengajar dengan baik dan benar.
Ada orang cerdas, pintar akan suatu bidang, namun tidak bisa mengajar atau menyampaikan ilmunya dengan baik dan benar.
Pengalaman dulu, ada seorang pemandu wisata yang begitu mengetahui banyak hal tentang adat istiadat dan objek-objek wisata di kotanya, namun pada saat dia diminta untuk mengajarkan ilmunya kepada siswa (i) Pariwisata, dia mengalami kesukaran.
Mengajar adalah keterampilan, namun tentu bisa dipelajari. Butuh waktu bagi seseorang untuk bisa menguasainya.
Seorang Guru yang sudah melalui tahap-tahap Ilmu Keguruan pun terkadang mengalami kesulitan dalam menghadapi hal baru tentang pengajaran.
Mengajar merupakan hal kompleks, karena siswa (i) memiliki karakter yang berbeda.
Demikian juga di rumah, Ada Orangtua hebat karena pekerjaannya, menguasai bidangnya dengan baik, namun belum tentu bisa mengajarkannya kepada orang di rumahnya termasuk kepada anak-anaknya.
Alasannya karena tidak semua orang bisa cepat mengerti dengan sebuah penjelasan. Ada orang yang cepat mengerti, ada yang tidak.
Ada orang yang bisa cepat menangkap sebuah penjelasan, walau baru awal penjelasan saja, namun ada orang yang butuh banyak proses untuk bisa mengerti sebuah materi.
Disinilah tantangan bagi Guru untuk menggunakan keahliannya sebagai seorang tenaga pendidik.
Walaupun seseorang bisa mengajar, belum tentu bisa mendidik. Mendidik adalah seni, sama halnya dengan mengajar.
Memanusiakan manusia yang berasal dari karakter berbeda-beda membutuhkan proses dan kesabaran yang tinggi.
Menurut mentri pendidikan Nadiem Makarim bahwa semua orang bisa mengajar, namun tidak untuk mendidik. Hanya orang-orang perdulilah yang bisa mendidik.
Mendidik adalah kegiatan atau usaha dalam memberikan contoh yang baik, sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
Mendidik membutuhkan usaha dan perjuangan yang tak berujung, karena pendidik harus menyertakan contoh, teladan tanggung jawab dan moral yang tinggi. Hal ini sedikit berbeda dengan mengajar.
Menurut Arifin (1978) mendefinisikan mengajar sebagai suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mendidik berhubungan dengan contoh, pembiasaan sikap dan moral, sedangkan mengajar berhubungan dengan materi dan penjelasan.
Lalu, apakah orang yang tidak bisa mengajar, atau tidak memiliki strategi dalam mengajar tidak bisa jadi mengajar, minimal dalam keluarganya?
Tentu bisa.
Ada orang yang bisa mengajarkan sesuatu kepada orang lain melalui prilaku dengan pembiasaan (bukan karakter), hal seperti ini dapat ditiru oleh orang lain.
Misalnya, seorang ayah terbiasa bernyanyi lagu berbahasa Inggris di rumah, hal tersebut sering dilihat dan didengar oleh anaknya.
Kemudian anaknya pun juga bisa bernyanyi lagu berbahasa Inggris. Anak tersebut bisa mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris karena belajar dari ayahnya dengan cara meniru atau mengcopy.
Tak ada yang selamanya tak bisa dan tak ada yang selamanya bisa di dunia ini. Cukup dipelajari dengan tekun, maka semua akan terwujud, walau tidak seratus persen sesuai.
Demikian juga dalam mengajar. Semua orang bisa mengajar tapi tidak semua orang bisa mengajar dengan benar.
Bisa saja, asalkan terus dipelajari.
Baca Juga :