Orangtua SiswaSiswa

Juara Kelas Tidak Menjamin Kesuksesan Di Masa Mendatang

Sumber Gambar : pixabay.com

Menjadi sang juara adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Berjuang bersusah payah dan akhirnya dihadiahi predikat juara akan membuat rasa lelah terbayarkan dengan setimpal.

Juara kelas adalah impian setiap siswa (i) dan dambaan setiap orangtua, dimana orangtua berharap kelak anak-anak mereka menjadi sukses dan menjadi kebanggaan keluarga.

Defenisi kesuksesan berbeda-beda, tetapi pada umumnya defenisi kesuksesan adalah situasi dimana seorang anak bisa mandiri, bisa membiayai hidup sendiri, bisa membeli sesuatu yang diinginkan walau mungkin harus dicicil, bisa membantu oranglain dari hasil kerja keras suatu saat nanti  dan sebagainya.

Masa depan adalah misteri, begitulah kata-kata orang bijak, tak ada yang tau, apakah suatu saat siswa yang sering juara kelas akan menjadi sukses dan siswa yang biasa-biasa saja tidak. Tak ada jaminan, namun para orang-orang  tua dulu sudah memberikan gambaran untuk melihat ciri-ciri calon orang yang sukses suatu saat nanti.

Siswa yang memiliki semangat belajar yang tak pernah putus, tekun dalam bekerja, sabar dan memiliki prinsip hidup adalah beberapa ciri-ciri siswa yang kemungkinan besar akan sukses. Tidak sedikit siswa yang berasal dari keluarga biasa, mendapatkan nilai standar di kelas pada saat masih sekolah, namun sukses pada saat dewasa, sebaliknya, pada saat masih sekolah, selalu mendapat juara kelas, kebanggan orangtuanya yang selalu dipuja-puja karena pintar, namun pada saat dewasa,  hanya menjadi bumerang untuk keluarga dan masyarakat.

Sebenarnya, apa alasannya sehingga juara kelas tidak menjamin kesuksesan di masa mendatang? Ini mungkin menjadi pertanyaan besar, dan berikut penjelasannya :

  1. Memiliki Sifat Manja. Pernakah anda melihat orangtua yang selalu mengagung-agungkan anaknya?, supaya dikatakan anak yang hebat orangtua rela melakukan apapun agar anaknya mendapatkan apapun yang anaknya inginkan, seperti masuk sekolah bergengsi, masuk universitas dan jurusan bergengsi dengan membayar bukan karena prestasi. Orangtua yang baik adalah orangtua yang memberikan kasih sayang untuk anak-anaknya, tetapi tidak sedikit orangtua yang sudah salah dalam mendidik anaknya hanya karena terlalu sayang kepada anak. Tidak sedikit anak yang manja gagal meraih cita-cita orangtua selalu mengikuti kemauan anak yang mengakibatkan anak menjadi malas, malas berfikir, malas berusaha bahkan malas bekerja.
  2. Terlalu Percaya Diri. Siswayang pintar pada umumnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan hal ini sangat baik, namun apa akibatnya jika siswa (i) yang sudah pintar, rajin, namun memiliki sifat yang terlalu percaya diri. Biasanya siswa yang seperti ini cepat merasa down pada saat menemui kegagalan.
  3. Pergaulan yang Salah. Mungkin siswa (i) sering dinasehati untuk tidak sembarangan bergaul. Ini  tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Bergaul dengan siapa saja boleh, tetapi harus bisa mengontrol diri, membatasi diri agar tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak baik. Banyak bergaul akan membawa banyak peluang. Peluang tidak hanya berasal dari orang pintar, keluarga kaya, akan tetapi bergaul dengan siapa saja yang menurut diri nyaman. Banyak teman akan membukakan banyak kesempatan.

Siswa bisa menciptakan masa depan dengan berusaha di masa kini. Tak perlu minder karena mungkin berasal dari keluarga miskin, broken home, bekerja sebagai pembantu untuk membiayai sekolah, sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk belajar dan tidak memiliki fasilitas yang cukup untuk belajar, namun yang terpenting adalah tetap belajar, berusaha memiliki keterampilan dan kerja keras agar tidak menjadi orang susah sepanjang hayat.

Bagi siswa (i) yang selalu juara kelas, tetaplah berusaha, jangan berhenti belajar. Ingat diluar sana, ada banyak pesaing. Pesaing tidak hanya orang yang pernah juara kelas, tetapi pesaing yang memiliki banyak kesempatan untuk sukses, bahkan ada juga pesaing sukses karena faktor keberuntungan. Belajar tidak hanya dari materi Guru, tetapi segala sesuatu yang ada di sekitar kita adalah Guru kita, jadi tetap giat belajar.

Delyana Tonapa

I am Delyana