GuruOrangtua Siswa

Proses Pembelajaran Baru

Sumber Gambar : pixabay.com

Dalam hidup ini, sesuatu yang baru selalu ada, sesuatu yang datang silih berganti dengan mengikuti zaman dan perkembangan.

Dunia terus bergerak maju, sehingga perubahan tak bisa terelakkan oleh siapapun.

Inilah kira-kira yang membuat banyak kebiasaan menjadi terganggu atau banyak orang yang terpaksa keluar dari zona aman, agar tetap eksis.

Bisa dikatakan ini baik, karena keadaan ini memberikan peluang kepada semua orang untuk membuat hal baru untuk menyesuaikan keadaan atau beradaptasi.

Namun tentunya, dengan adanya perubahan akan mendorong siapa saja untuk mulai mempelajari hal baru.

Jika hal baru dianggap terasa sulit, tentunya penyesuaian atau adaptasi sangat dibutuhkan.

Sebelum Pandemi Covid-19 pembelajaran hampir selalu dilakukan secara tatap muka dan dilakukan di ruang kelas atau bengkel tempat praktek siswa (i), namun sekarang ;

  1. Fully Online. (You never come to school). Awal Pandemi, model pembelajaran ini dilakukan oleh hampir semua sekolah. Tak tanggung-tanggung, kejadian ini sontak membuat semua pelaku bidang pendidilkan kalang kabut dengan berbagai strategi, agar kegiatan proses belajar mengarar (KBM) tetap berjalan baik. Masalahnya, awal kejadian ini telah mempengaruhi berbagai sistem dan aturan yang telah dibuat oleh masing-masing sekolah dan ditambah lagi dengan berbagai masalah yang mempengaruhi minta belajar siswa (i) semakin menurun, Namun untungnya, hal ini mulai berkurang dengan adanya model pembelajaran lain.
  2. Online / Learning From Home. (You must come to school twice in a semester). Learning or studying from home begitu viral, namun tidak berpengaruh baik bagi siswa (i), sehingga tak sedikit siswa (i) merasa tidak nyaman dengan model ini, namun untungnya, mereka menyadari akan manfaat belajar dari rumah karena Covid-19. Semester kedua setelah awal Pandemi, siswa di minta datang ke sekolah sebanyak dua kali atau bahkan lebih untuk melengkapi dan menanyakan hal yang berhubungan dengan kelancaran kegatan belajar mereka. Ada yang datang untuk meminta materi ajar atau lembar kerja siswa (LKS), ada juga yang datang ke sekolah untuk mengklarifikasi sesuatu yang dianggap perlu untuk ditanyakan, salah satunya adalah meminta penjelasan materi, jika mereka tidak faham materi yang telah dijelaskan secara virtual, karena selama ini mereka lakukan hanya melalui alat kominikasi.
  3. Blended Learning. (You must come to school one a week). nah, ini sudah mulai di lakukan di beberapa sekolah, namun hanya untuk beberapa mata pelajaran saja, misalnya untuk sekolah kejuruan, mata pelajaran yang diperbolehkan tatap muka hanya untuk pelajaran jurusan/produktif saja, sementara untuk mata pelajaran adaptif dan normatif masih online, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi guru mata pelajaran tersebut dapat melakukan tatap muka di sekolah dengan jumlah jam yang lebih sedikit dibandingkan dengan sebelum Pandemi. Intinya, Blended learning adalah pembelajaran yang bisa dilakukan secara online dan offline (tatap muka langsung) yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara siswa (i) dan guru.

Proses pembelajaran baru juga tidak hanya mengutamakan bagaimana siswa dapat belajar, namun bagaimana siswa menikmati proses belajar yang menyenangkan. 

Dengan model pengajaran yang  menyenangkan, diharapkan siswa (i) mudah memahami akan materi yang dijelaskan, sehingga menghasilkan atau menciptakan sesuatu (learn, play and produce or create).

Untuk mewujudkan hal seperti demikian tentu dibutuhkan usaha yang besar dan peran Orangtua siswa (i) untuk menyokong Guru dengan melakukan pemantauan anak.

Baca Juga :

Jangan lupa kunjungi Del Channel Ok untuk melihat penjelasan materi bahasa Inggris

Delyana Tonapa

I am Delyana