“Mengapa tadi saya bersikap begitu?”, “tak seharusnya saya menceritakan semua masalah ini kepadanya!”, “mengapa dia tidak mendengar nasehat saya?”, “Bagaimana saya bisa menyelesaikan masalah ini?”. atau “mengapa hidup say begini terus?”. 😀 😀
Jika anda pernah bertanya pada diri sendiri, lalu menjawabnya, fix anda telah melakukan refleksi.
Konteks kehidupan modern saat ini, melakukan refleksi sangat perlu dilakukan, sebagai salah satu cara untuk mem-protect diri, melakukan disiplin positif dan mengelola emosi yang tentunya berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
Tapi sebenarnya, apakah refleksi diri itu? apakah sama dengan evaluasi?, apa manfaatnya?, yuk, temukan jawabnnya di sini.
Refleksi membantu guru dan siapapun yang melakukannya dapat memahami diri dan keadaan sekitar. Dengan begitu, guru atau pelaku akan menjadi lebih produktif. Refleksi juga sebaiknya dilakukan dengan sepenuh hati, jujur, dan dengan rasa tanggung jawab.
Melalui refleksi diri, seseorang dapat memahami dirinya dengan lebih baik. Mirip seperti ketika kita bercermin, apa yang tampak merupakan bayangan diri kita apa adanya. Hal ini dapat memicu kesadaran diri.
Evaluasi adalah proses menganalisis peristiwa yang terjadi dari suatu pengalaman, seperti menganalisis hubungan sebab akibat atau bukti yang terlihat. Contoh seorang Boss sedang menganalisis cara kerja karyawan dan ada respon balik dari teman kerjanya, itu adalah evaluasi.
Dari hasil evaluasi sang Boss dapat menyimpulkan sesuatu berdasarkan umpan balik atau respon karyawan, lalu melakukan refleksi yaitu menemukan makna dari yang didapatkan atau temukan dari proses evaluasi.
Kedua hal ini bisa dilakukan dimana saja, tetapi perlu didukung dengan tindak lanjut, jika hanya melakukan evaluasi dan refleksi tanpa ada tindak lanjut seperti melakukan perubahan atau aksi nyata tentu tidak akan membangun komitmen dan tidak akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.
Lalu Bagaimanakah Cara Memulai Refleksi Diri yang Dapat menghasilkan Manfaat?
Tentu pertanyaan ini sudah muncul sejak awal, sejak anda membaca judul artikel ini. Tentu saya akan membagikannya berdasarkan buku, artikel, webinar dan berbagai sumber yang saya dapatkan, dan berikut adalah caranya ;
Untuk memulainya tentu harus ada pertanyaan dasar, nah, berikut adalah contoh pertanyaan refleksi.
Contoh Pertanyaan Refleksi Guru
Jika hasilnya tidak baik, atau permasalahan yang sama sering muncul berulang-ulang maka bisa dipecahkan dengan melakukan refleksi. Mungkin ini sulit, maka setiap guru sebaiknya mengembangkan keterampilan berfikir reflektif.
Caranya memang tidak mudah, asalkan dilatih secara konsisten, yang hasilnya membuat guru akan merasa terbiasa. Sama halnya seorang guru yang sudah mengabdi lama. Biasanya guru tersebut mampu menangani siswa yang memiliki tingkat permasalahan rumit, hal ini tentu berbeda dengan guru yang baru mengabdi, mengapa?, karena belum terbiasa.
Intinya adalah jika belum terbiasa, mungkin akan terasa sulit, namun jika sudah terbiasa tidak akan terlalu rumit.
3 Sikap Dasar Untuk yang Dapat Mendukung Praktik Refleksi
Dengan mengembangkan 3 sikap dasar di atas, dapat membantu guru atau siapapun itu untuk mulai refleksi dan menjadikannya kebiasaan.
Baca Juga :
This post was published on 2 Maret 2024 8:34 pm
Ini adalan lanjutan tetang Layanan Dasar Bimbingan Konseling di sekolah yang juga patut diketahui oleh…
Seperti yang telah dibahas tentang prinsip layanan bimbingan konseling pada artikel sebelumnya bahwa layanan…
Ini adalah lanjutan dari materi bimbingan konseling, jika anda belum
Semua manusia membutuhkan seorang konselor sebagai tempat untuk berdiskusi, meminta arahan, meminta saran atau meminta…
"koq bisa?, kurikulum merdeka saja belum sepenuhnya disosialisasikan ke semua daerah, mengapa harus diubah lagi?",…
Setelah melaksanakan tugas yang dipantau langsung oleh atasan tentu seperti perasaan seperti permen Nano-nano. Bagi…